" Apakah kamu yakin dengan perasaanmu? Kamu harus mencintai ibumu ! Apa pun kenyataannya!"
" Aku membencinya karena aku tak tahu siapa ayahku!"
 Air mata Bu Sira tak tertahankan.  Dia beranjak dari kursinya memeluk erat-erat Bulan. Ia rasakan panas menjalar ke badannya. Ia  merasakan rapuhnya jiwa bulan. Kobaran api di mata Bulan sempat menyala-nyala lantas kemudian perlahan meredup, dibasahi oleh air mata Bulan, juga air mata Bu Sira.
Marendra Agung JW. Juli 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H