Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kobaran Api di Mata Bulan

10 Juli 2024   17:56 Diperbarui: 10 Juli 2024   18:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi Cerpen. Sumber: Pixabay.com 

Suasana ruangan kini membuat bu Sira merinding. Lagu masih terputar.  Bulan  menahan sedu -sedannya. Ia ingin bicara tapi terhalang oleh nafasnya sendiri.

" Apakah kamu yakin dengan perasaanmu? Kamu harus mencintai ibumu ! Apa pun kenyataannya!"

" Aku membencinya karena aku tak tahu siapa ayahku!"

 Air mata Bu Sira tak tertahankan.  Dia beranjak dari kursinya memeluk erat-erat Bulan. Ia rasakan panas menjalar ke badannya. Ia  merasakan rapuhnya jiwa bulan. Kobaran api di mata Bulan sempat menyala-nyala lantas kemudian perlahan meredup, dibasahi oleh air mata Bulan, juga air mata Bu Sira.

Marendra Agung JW. Juli 2024.

https://bit.ly/KONGSIVolume1 

Sumber gambar: Kompasiana.com
Sumber gambar: Kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun