Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kobaran Api di Mata Bulan

10 Juli 2024   17:56 Diperbarui: 1 September 2024   21:54 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi Cerpen. Sumber: Pixabay.com 

Kobaran api di dalam mata Bulan muncul kembali. Suasana terasa gerah bagi bu Sira. Kobaran di mata Bulan terus membesar seiring lantunan lagu yang bu Sira putar.

 " Sudah berapa kali kamu mendengarkan lagu ini? Saya sudah mengajar banyak siswa. Dan kamu istimewa. "

   " Apa istimewanya , Bu?"

  " Kamu menyimpan kesedihan, tapi kamu tetap bernyanyi."

Bulan agak canggung melihat bu Sira tia-tiba berdiri dari kursinya lantas meningkatkan volume speaker di bawah mejanya. Ruangan itu hampir terpenuhi oleh bunyi nyanyian.

"Sebenarnya, aku tidak suka lagu ini dan aku tidak suka menyanyikan lagu di kelas tadi."

" Kamu yakin Bulan? Semua ada penyebabnya."

 Bu Sira menangkap emosi yang mulai tak tertahankan dari Bulan.

" Aku bingung, aku benci ibuku," air mata bulan jatuh.

***

Suasana ruangan kini membuat bu Sira merinding. Lagu masih terputar.  Bulan  menahan sedu -sedannya. Ia ingin bicara tapi terhalang oleh nafasnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun