Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Metakognisi, Kemampuan Penting bagi Siswa Masa Kini

28 Agustus 2022   23:07 Diperbarui: 29 Agustus 2022   07:24 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para calon siswa sekolah dasar mengikuti tes seleksi masuk di SD Negeri 03 Petukangan Selatan (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Kamu sebagai siswa kerap menganggap pengetahuan yang kamu dapat adalah hal penting dari proses belajar. Sebab, itu akan bermuara pada aspek penilaian kognitif (pengetahuan), yang terpampang di rapot. Kendati demikian, banyak dari kamu mungkin masih-masing atau bahkan belum mendengar tentang kemampuan metakognisi.

Siswa --khususnya tingkat menengah- jangan sampai terjebak pada anggapan bahwa inti dari hasil pembelajaran di kelas adalah "transfer knowledge". Pengetahuan yang dari "luar" masuk ke dalam "kepala" siswa. Padahal, setahu yang saya pelajari dalam aspirasi kurikulum khususnya kurtilas, yang jauh lebih penting ialah bagaimana seorang siswa mampu mengolah dan menghasilkan "knowledge" dari dalam pikirannya sendiri. 

Terlebih di era sekarang ini, pengetahuan tersebar di mana-mana, informasi membeludak dan bisa masuk kapan saja ke benak siswa. Sedangkan informasi yang bersifat kompleks dengan ragam permasalahan sosial tidak mudah untuk dicerna oleh pikiran yang pasif. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan kemampuan berpikir yang aktif untuk mengelola isi pikiran. Hal tersebut yang kemudian dikenal sebagai kemampuan metakognisi. 

Etty Sofyatiningrum dan kawan-kawan telah merekomendasikan pentingnya metakognisi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dapat dibaca dalam Risalah Kebijakan tahun 2019, Kemdikbud, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan. 

Sebelum melihat bentuk-bentuk konkret dari kemampuan metakognisi, kamu para siswa khususnya di tingkat SMA, boleh saja memahami lebih jauh terlebih dahulu tentang konsep dasar metakognisi. 

Metakognisi dalam Ilmu Psikologi dan Pendidikan

Sederhananya, kemampuan metakognisi ini adalah keterampilan membentuk pengetahuan yang berasal dari dalam pikiran siswa sendiri. Sehingga polanya berbeda dengan proses kognitif yang mengalami "transfer knowledge", dari luar kemudian masuk ke dalam pikiran siswa. 

Maka, kemampuan metakognisi bergerak dari "dalam" menuju keluar, dari dalam "pikiran" mengeluarkan pengetahuan-pengetahuan untuk merespon keadaan di luar pikiran.

Ilustrasi Gambar: Pixabay.com
Ilustrasi Gambar: Pixabay.com

Sesuai dengan pembentukan katanya, istilah metakognisi terbentuk dari kata "meta" dan "cognition". 

Awalan kata "meta" dimaknai sebagai refleksi dari proses kognitif dan kontrol kognitif. Istilah metakognisi sendiri lahir dari kajian ilmu psikologi yang berkenaan dengan kesadaran seseorang akan pikirannya sendiri. 

Nama-nama yang memelopori penggunaan istilah ini antara lain adalah Ann Brown dan John  Flavell pada sekitar tahun 1970-an.

Penggunaan konsep metakognisi di ranah pendidikan kerap kali disebut juga dengan istilah metakognitif atau pengetahuan metakognitif. Walau memiliki perbedaan secara kategori bahasa namun istilah metakognisi dan metakognitif tersebut sama-sama lazim digunakan sebagai salah satu bentuk pengetahuan dalam proses berpikir siswa, yang kaitannya dengan pengetahuan tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill).

Penjelasan mengenai pengertian metakognisi atau pengetahuan metakognitif ini terus berkembang. Hingga kini, setiap pengertian mengenai metakognisi selalu berkaitan dengan proses mental atau pengetahuan seseorang seperti kecerdasan, penalaran, kreativitas, ingatan, pemecahan masalah dan persepsi.

Bentuk Kemampuan Metakognisi dalam Proses Pembelajaran

Secara sederhana, jika kamu sebagai siswa ingin mengasah kemampuan metakognisi, maka kamu harus dapat bertanya kepada diri kamu sendiri. 

Pertanyaan tersebut berkaitan dengan ilmu atau bidang pelajaran yang sedang kamu pelajari. Ada tiga bentuk pertanyaan yang dapat memantik metakognisi kamu. 

Pertama, apa saja yang sudah kamu ketahui? Kedua, apa saja yang belum kamu ketahui? Dan ketiga, apa yang akan atau hendak kamu ketahui?

Ketiga bentuk pertanyaan tersebut merupakan alat bantu agar pikiran kamu "loading", dan mampu mengolah segala knowledge yang sudah ada di dalam pikiranmu. Sehingga kamu dapat membentuk pengetahuan baru yang lebih konkret. 

Kebiasaan mempertanyakan dirimu dengan tiga bentuk pertanyaan tersebut dapat membuat kamu berpikir secara mandiri, kritis, dan evaluatif. Kamu juga akan efektif dalam belajar karena kamu sudah tahu apa yang sebaiknya kamu pelajari.

Sejumlah bentuk kemampuan metakognisi di antaranya yakni kemampuan berpikir kontekstual, kemampuan membandingkan, kemampuan membuat strategi, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan, kemampuan mengontrol emosi, dan mengevaluasi pikiran diri sendiri.

Jika kemampuan metakognisi ini dapat dikuasai dengan baik oleh siswa, maka pengetahuan dari mata pelajaran pada prinsipnya dapat diaplikasikan dalam situasi atau konteks yang berbeda. Sehingga segala pengetahuan dari banyak bidang ilmu di sekolah akan dapat dikelola dan digunakan ke dalam satu konteks permasalahan tertentu. 

Bagi para guru, ada banyak penelitian yang merekomendasikan sejumlah model belajar tertentu untuk meningkatkan metakognisi siswa. Misalnya, dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). 

Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat merangsang siswa untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi siswa seperti berpikir  kritis, logis, reflektif dan  kreatif. Siswa juga akan berlatih untuk mendefinisikan masalah, mencari data, menganalisis data kemudian merumuskan solusi permasalahan.

Marendra, 28 Agustus 2022

Sumber konsep dan teori:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun