Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Satu Karya Beragam Ilmu: Skema Model Pembelajaran Alternatif

6 Juni 2021   14:50 Diperbarui: 6 Juni 2021   15:10 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Pada momen ini kita dapat menjaga komptensi dasar dan inti, yang harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan dapat kita lakukan baik di kelas maupun di perpustakaan. Bentuk kegiatannya lebih  bersifat studi literatur atau  literasi, dengan bahan bacaan yang susuai tema film yang telah disepakati.

Aktivitas pertama, kita mendorong setiap siswa mengidentifikasi informasi yang mencakup konflik dan rangkaian kejadian yang saling berkaitan dalam teks cerita ( novel) sejarah. Dalam aktivitas ini, setiap kelompok belajar masing-masing  bekerja sama untuk membaca dan mendata momen-momen penting dalam teks cerita yang mengandung sejarah Hari Pahlawan seperti novel, cerpen, dan lain sebagainya.

Aktivitas kedua, siswa melakukan studi analisis literatur untuk melakukan verifikasi. Kegiatan ini berisi diskusi langsung dan juga membandingkan data-data sejarah dari buku non fiksi, majalah, koran, atau pun video dokumenter. Pada momen ini kita dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menerapkan integrasi pelajaran. Dalam konteks ini misalnya, dengan topik pembelajaran IPS seperti sejarah dan kewarganegaraan.

Aktivitas ketiga, setiap kelompok kita dorong untuk mempresentasikan hasil kesimpulan dari hasil riset mereka di muka kelas. Presentasi berisi pokok-pokok cerita sejarah beserta fakta yang relevan menurut penelusuran mereka. Setelah itu, siswa sudah siap untuk menyusun naskah film melalui catatan-catatan mereka.  

Jumlah pertemuan dari setiap aktivitas tadi dapat kita sesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Perihal  menata  kisah dalam skenario film, saya  lebih memilih agar setiap kelompok bebes memilih format naskah. Namun, lebih baik lagi, kita berkolaborasi ( berdiskusi) bersama siswa yang memilih peran sebagai sutradara dan penulis skenario dalam projek pembuatan film ini.

Kondisi Kedua: Literasi digital, aksi  di luar kelas /sekolah

Pada kondisi kedua, learning by doing sedikit banyak akan dilakukan  oleh  siswa. Ini  terkait  hardskill untuk kebutuhan produksi  film.  Bagaimana mengoprasikan  kamera, mengedit video, menata musik, membuat properti, menata rias wajah ( make up) dan lain  sebagainya.  Kita harus percaya bahwa mereka begitu cepat belajar melalui cara mereka sendiri di rumah.

Tugas kita dalam kondis ini hanya memantau perkembangan dan kecenderungan mereka dari jarak jauh. Dalam konteks ini, bentuk  Pembelajaran Jarak Jauh akan diterapkan misalnya lewat grup WhatsApp, video call, dan komunikasi dengan orang tua siswa. Kita dapat menyusun kuantitas waktu produksi sesuai dengan jadwal tatap muka.

Siswa sudah harus melakukan shooting adegan di luar sekolah ketika naskah skenario sudah siap pada pertemuan tatap muka sebelumnya. Apabila tatap muka dilakukan satu kali dalam seminggu, maka minggu kedua siswa harus melaporkan proses produksi film pendek mereka. Setiap kelompok mempresentasikan produk film untuk dievaluasi bersama.

Pada aktivitas ini setiap kelompok  memutarkan film mereka di muka kelas, setelah itu mempresentasikannya. Kita juga dapat berkolaborasi dengan guru seni budaya untuk mengintrgrasikan pembelajaran seni peran/drama/teater / seni rupa, dalam proses pembelajaran ini.  Kemudian memberi apresiasi "moral" yakni produk yang memenuhi syarat tertentu dapat dipublikasi dalam youtube sekolah. 

Merajut Beragam "Ilmu" dalam Satu Karya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun