" Hah??! Eggak tau bang...”
Seketika para pemuda lari tunggang langgang, ngacir ke arah rumah masing-masing. Mamat makin berang, lalu mencoba mengejar mereka. Kang Dadang penjaga poskamling yang sedang mengitari gang melihat kejadian itu dari kejauhan. Setelah menyorotkan cahaya senternya sesaat, kang dadang lalu bergegas menuju rumah Mamat memanggil istrinya. Beberapa jenak kemudian..
"Abang! Kenapa lagi siih ”
“ ini...begundal begundal kampung pasti yang ngambil barang abang.”
"Barang yang mana? “
".... yang di dalem guci, di atas genteng. “
“ O emang itu apaan? Guci jelek aja! Tadi aku buang ke kali, habis bau pesing ! “
"Astaga....astri ! “
"Memang kenapa? “ i
" Itu buat ningkat rumah kita !! di dalamnya ada amplop coklat, isinya uang, ratusan ribu! Banyak sampe jutaan! Ya Alloh astri...!” " Yaampun..kenapa abang ga bilang ! "
Kang Dadang pelan-pelan menjauh, sambil pura-pura berbicara kepada hatenya. Gang Q makin sepi. Sunyi, hanya ada Mamat dan Istrinya melangkah lemah, pulang kembali ke rumah.