Mohon tunggu...
Afni Zulkifli
Afni Zulkifli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis adalah sajadah kata untuk berbicara pada dunia

Jurnalis, Akademisi, Praktisi Komunikasi Publik dan Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kontroversi Riset Karhutla David Gaveau: Haruskah Manggala Agni Padamkan Gunung Api?

23 Januari 2022   08:44 Diperbarui: 23 Januari 2022   16:53 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kembali pada basis data. Jika dibuat simulasi areal dengan tingkat kepercayaan low tetap dimasukkan ke dalam laporan resmi, maka penambahan areal terbakar hanya menjadi 1,8 juta ha dan masih sangat jauh dari estimasi luas karhutla versi David Cs seluas 3,1 juta ha.

Data matriks perbandingan antara pemerintah dan David juga menunjukkan bahwa ada data-data yang sebenarnya sama, namun juga sangat banyak yang areal karhutlanya hanya teridentifikasi secara sepihak dengan 'satelit otomatis' ala riset David Cs.

Apapun itu, setiap metode penginderaan jauh mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sentinel memang lebih update, tapi David tidak melakukan verifikasi lapangan yang menjadi kunci penting pemerintah dalam penanggulangan karhutla di Indonesia, yang bahkan mungkin tidak dimiliki oleh Negara lain di dunia.

Hanya mengandalkan data satelit tanpa validitas data dan verifikasi lapangan, jelas tidak sesuai dengan kebutuhan pengendalian karhutla di Indonesia. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Riset atau penelitian ilmiah memiliki standart dasar seperti wajib teliti, kritis, dan menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain itu penilaian etik penelitian tidak semata-mata mencari pembuktian, bukan semata soal salah dan benar, melainkan apa yang paling aplikatif untuk membawa kemaslahatan untuk umat manusia. Itu yang paling terpenting, dan itu yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia dalam langkah pengendalian karhutla untuk menjaga mandatnya pada rakyat sesuai UUD 1945.

Dalam suatu riset seharusnya tidak ada klaim kebenaran mutlak, apalagi menganggap salah pihak sebelah hanya karena memiliki data berbeda. Perbedaan metodologi riset adalah hal yang lumrah. Beberapa pihak mungkin suka dengan isu-isu popular, hit and run, claim and blame, namun tentu saja pemerintah tidak bisa melangkah seperti itu karena pengambilan kebijakan menggunakan basis data ilmiah (policy based scientific) harus seakurat mungkin bagi kemaslahatan kepentingan jutaan manusia beserta ekosistemnya.

Publik sangat berhak mendapatkan informasi yang adil dan berimbang. Riset David masih sangat terbuka peluang untuk dilakukan critical review oleh para peneliti dan banyak akademisi. Karena hakikatnya antara ILMU dan PENELITIAN tidak bisa dipisahkan, karena di dalam keduanya terdapat pengetahuan. Reliable, valid, dan akurat adalah sifat dasar ilmu. Artinya, untuk mengembangkan ilmu harus melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula.

Indonesia dengan pengalaman panjangnya menghadapi karhutla, perlahan mulai mengurainya dengan langkah yang terukur dan berbagai kebijakan yang scientific based. Saat ini Indonesia tengah meniti pola kerja pengendalian karhutla permanen hasil dari corrective policy and corrective action pasca kejadian 2015, dan hasilnya telah mulai dirasakan dan diakui dunia internasional.

Bagi yang masih ragu, silahkan lakukan riset langsung ke lapangan, jangan hanya riset di belakang layar komputer semata. Karena penanganan karhutla di Indonesia membutuhkan kerja kolaborasi, yang tidak cukup sekedar ditunjukkan dengan kampanye di dunia maya, tapi harus dibuktikan dengan kerja nyata.

Salam Literasi
Dr.Afni Zulkifli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun