Bonus demografi Indonesia bagai pedang bermata dua. Menyimak kelugasan generasi milenial yang berwawasan lingkungan, cerdas, kritis, produktif, dan inovatif, membuat saya optimis bahwa bonus demografi yang juga bermata musibah bisa berubah menjadi berkah. SDM yang tangguh bisa menjadi benteng kokoh menjaga Republik Indonesia, dengan segala lebih kurangnya.
Mengutip dari sumber Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia (2018), istilah milenial pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil dalam bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next Great Generation (2000). Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987.
Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993.
Dalam buku terbitan Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (2018), konsep acuan generasi milenial adalah Penduduk Indonesia yang lahir antara tahun 1980-2000.
Sebelum generasi milenial ada Generasi X yang menurut pendapat para peneliti lahir pada rentang tahun 1960-1980. Berikutnya adalah generasi Baby Boom, yaitu generasi yang lahir pada rentang tahun 1946-1960. Generasi ini terlahir pada masa perang dunia kedua telah berakhir sehingga perlu penataan ulang kehidupan. Disebut Generasi Baby Boom karena di era tersebut kelahiran bayi sangat tinggi.
Terakhir generasi tertua adalah generasi veteran yang lahir kurang dari tahun 1946. Penyebut istilah generasi ini bermacam-macam oleh para peneliti, seperti silent generation, traditionalist, generasi veteran, dan matures.
Generasi setelah generasi milenial disebut Generasi Z yang lahir rentang tahun 2001 sampai dengan 2010. Generasi Z ini merupakan peralihan dari Generasi Y atau generasi milenial pada saat teknologi sedang berkembang pesat. Pola pikir Generasi Z cenderung serba instan.
Terakhir adalah Generasi Alpha yang lahir pada 2010 hingga sekarang. Generasi ini adalah lanjutan dari generasi Z yang sudah terlahir pada saat teknologi semakin berkembang pesat. Mereka sudah mengenal dan berpengalaman dengan gadget, smartphone dan kecanggihan teknologi lainnya ketika usia mereka yang masih dini.
Tahun 2020 disebut sebagai tahun dimulainya bonus demografi, dimana generasi milenial berada pada rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Saya cukup surpraise sekaligus mengapresiasi inisiatif Menteri Siti Nurbaya yang berasal dari generasi jauh di atas generasi milenial, merangkul anak-anak ini melalui program-program kerja kementerian. Jarang-jarang ada orang tua mau 'menjadi pendengar yang baik dan bijak' untuk anak-anak muda.
Inisiasi mau merangkul, ngobrol santuy, dan mau mendengar ala Siti Nurbaya ini menurut saya perlu menjadi tradisi, terutama di lembaga pemerintah. Karena sangat penting memutus kesenjangan atau bahkan ketimpangan pola pikir dan cara bertindak antar generasi.