Pada 9 Mei 2017, Ahok diberhentikan oleh DPRD DKI Jakarta dan memilih Djarot Saiful Hidayat (PDI-P) dan dilantik menjadi Gubernur ke-16 pada 15 Juni 2017.
Sejalan dengan pemilihan Umum serentak, warga Jakarta memilih Gubernur, terpilih Anies Baswedan dan dilantik menjadi Gubernur ke-17 pada 16 Oktober 2017.
Setiap Gubernur telah bekerja memimpin perubahan.
Jakarta bukan tempat yang mudah untuk diubah. Untuk sebuah kota yang berusia hampir 5 abad, tentu pertanyaannya "apa lagi yang mau diubah?".
Sungguh pertanyaan sederhana, namun tak mudah untuk menjelaskan. Perlu Argumen yang kuat dan paling utamanya pendekatan dan komunikasi yang simpatik dan inklusif, mengajak dengan itikad yang kuat. Â
Psikologis kota berpenduduk padat dan sudah jadi, dengan aktivitas yang sangat sibuk dan rutinis, maka gagasan perubahan akan mendatangkan rasa khawatir dan bahkan penolakan.
Merasa terganggu kenyamanannya
Para Gubernur DKI era Reformasi, sejak Sutijoso hingga Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, Djarot dan Anies harus bekerja sangat keras mengubah kebekuan karakter masyarakat.
Bahkan untuk memodernisasi pun harus berhadapan dengan penolakan.
Gubernur Anies, yang sebahagian besar hidupnya didunia Pendidikan bahkan pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin (2014-2016), sejak dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara pada 16 Oktober 2017 langsung tancap gas melakukan pendekatan persuasif dan kemitraan dengan semua potensi yang ada, namun tegas terukur menghadapi penyimpangan.
Dengan pendekatan inklusif, merangkul dan mengoptimalkan apa yang sudah digagasi para pendahulu, Anies memberi pengayaan dan pengembangan.
HAJATAN JAKARTA YANG MEMBANGGAKAN BANGSA