Padahal New Normal, adalah istilah yang diberikan WHO yang disampaikan Mr.Hans Henri P.Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, yang memberikan PANDUAN kepada sejumlah Negara di Eropah yang merasa sudah berhasil menangani wabah pandemic Covid- 19 di Negaranya dan meminta advis untuk kembali ke normal.
Panduan itu diberikan dengan prinsip MERINGANKAN PEMBATASAN dan ada TRANSISI. Untuk mengawali agenda New Normal, tiap Negara harus melakukan upaya :
1.Transmisi Covid-19 sudah terkendali.
2.Fasilitas Kesehatan mampu Test, Trace and Treat.
3.Pengaturan ketat : tempat rentan dan komunitas rentan.
4.Pencegahan di tempat kerja.
5.Risiko imported case sudah dapat dikendalikan.
6.Masyarakat terlibat dalam Transisi.
Apa yang terjadi dengan kita?, kita melompat, hanya berbekal Pelonggaran dan tanpa Transisi, kita langsung masuk New Normal yang kemudian memberi nama baru yang katanya lebih kena yaitu "Adaptasi Kehidupan Baru".
Yang terjadi justru semakin memburuk dengan meluasnya Wilayah dan daerah terpapar dan menjadi Red zone, kemudian muncul Kluster Perkantoran yang sesungguhnya diunggulkan sebagai model Protokol Kesehatan, dan kini meluas dengan kluster Desa/Kelurahan dan kluster perumahan.
BANYAK IDE TANPA DISIPLIN