Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menghentikan Covid-19; Indonesia Berpacu dengan Waktu

26 Oktober 2020   10:06 Diperbarui: 26 Oktober 2020   10:18 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal New Normal, adalah istilah yang diberikan WHO yang disampaikan Mr.Hans Henri P.Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, yang memberikan PANDUAN kepada sejumlah Negara di Eropah yang merasa sudah berhasil menangani wabah pandemic Covid- 19 di Negaranya dan meminta advis untuk kembali ke normal.

Panduan itu diberikan dengan prinsip MERINGANKAN PEMBATASAN dan ada TRANSISI. Untuk mengawali agenda New Normal, tiap Negara harus melakukan upaya :

1.Transmisi Covid-19 sudah terkendali.

2.Fasilitas Kesehatan mampu Test, Trace and Treat.

3.Pengaturan ketat : tempat rentan dan komunitas rentan.

4.Pencegahan di tempat kerja.

5.Risiko imported case sudah dapat dikendalikan.

6.Masyarakat terlibat dalam Transisi.

Apa yang terjadi dengan kita?, kita melompat, hanya berbekal Pelonggaran dan tanpa Transisi, kita langsung masuk New Normal yang kemudian memberi nama baru yang katanya lebih kena yaitu "Adaptasi Kehidupan Baru".

Yang terjadi justru semakin memburuk dengan meluasnya Wilayah dan daerah terpapar dan menjadi Red zone, kemudian muncul Kluster Perkantoran yang sesungguhnya diunggulkan sebagai model Protokol Kesehatan, dan kini meluas dengan kluster Desa/Kelurahan dan kluster perumahan.

BANYAK IDE TANPA DISIPLIN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun