Intinya pergeseran untuk melayani masyarakat secara total.
Dalam Bahasa Presiden Jokowi “membuat masyarakat menikmati pelayanan, menikmati hasil pembangunan”.
Terkait Reshuffle Kabinet di jalan panjang Proklamasi yang segera memasuki usia 75 tahun.
Dari diskusi penulis dengan banyak kalangan, setidaknya ada 3 masukan yang mencerahkan.
1. SUMBER SDM UNGGUL SEBAGAI PEMBANTU
Bapak Presiden memiliki puluhan ribu ASN/BUMN/TNI/Polri level Madya dan Utama di Pusat dan Daerah yang setidaknya 20 tahun karirnya telah mengikuti berbagai pelatihan tehnis/fungsional/strategis/penjenjangan bahkan banyak di antaranya telah mengikuti diklat khusus Reguler/Singkat Lemhannas (yang karena kualitas dan kualifikasinya diminati banyak Peserta dari Negara lain) dan sudah melewati sejumlah jabatan serta ditempatkan di daerah Rural (Desa) maupun Urban (Kota) di berbagai wilayah Indonesia.
Begitu juga SDM Partai Politik/ Ormas/ Swasta level Pimpinan dengan pengalaman puluhan tahun.
Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman dibidang MANAJEMEN dan KEPEMIMPINAN mutlak dibutuhkan dalam semua Organisasi, apalagi terkait dengan Pelayanan Publik dengan Akuntabilitas dan butuh Integritas yang tinggi.
2. PEMBANTU DENGAN PENGABDIAN TOTAL
Jika Presiden memilih SESEORANG sebagai Pembantu, maka yang dipilih adalah kapasitasnya dan kerelaannya mengabdi secara total.
Dari manapun asalnya dan apapun pangkat dan titelnya, secara etis dan organisatoris DITANGGALKAN, agar dedikasi dan loyalitasnya penuh untuk Presiden.