Mohon tunggu...
dr HelgaYolanda
dr HelgaYolanda Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Follow, Komen dan Like ya.. Aktivis pendidikan anak| Mompreneur, Owner Brand Skincare|Batik enterpreneur| Founder a Preschool and Kindergarten| Certified Counselling Child and Adolescents| Certified Early Childhood and Care Education| Certified Hypnosis and Hypnotherapist| Certified Professional Fengshui Master| Certified Tarot Card Reading Masterclass

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Slow Living Tak Mutlak di Daerah

20 Desember 2024   16:51 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:33 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita membuat hidup menjadi lebih bermakna penuh syukur, semua kembali pada kita sebagai makhluk ciptaanNya.

Ditengah tuntutan kebutuhan hidup di perkotaan, sulit untuk slow living. Bisa, yakin bahwa dengan kesadaran semua akan baik-baik saja. 

Kerja dengan gaji dibawah UMR, potongan gaji dan kebutuhan lainnya di perkotaan jelas berat. Ditambah dengan kebijakan baru dari pemerintahan atau kenaikan harga kebutuhan rumah tangga, biaya pendidikan anak, rasanya sangat membebani pikiran.

Tenang, tetap bersyukur dan sadari bahwa masih banyak yang lebih menderita dalam berjuang hidup. Tidak perlu khawatir karena Tuhan telah menyediakan semua yang kita butuhkan. 

Tuhan juga memberikan apa yang layak untuk kita dan kapan waktu terbaiknya. Bahkan burung di udarapun Tuhan pelihara walau tanpa rumah yang tetap, tanpa stok makanan yang pasti.

Tips Slow Living di Ibukota

Tak harus di Ibukota, dimanapun Kompasianer berada bisa menerapkannya. 

1. Menanam di lahan sempit. Menanam sayur dan buah di lahan sempit dapat membantu ibu-ibu yang nantinya dapat memanfaatkan hasil panen. 

Menanam juga dapat menjadi aktivitas tambahan bagi warga kota dengan lahan terbatas. Menanam dapat membuat kita menjadi lebih sabar dan menyadari akan sebuah proses kehidupan. 

Menanam dapat mengurangi tingkat stres dan pikiran negatif. Menanam dan panen hasil dapat mengurangi jumlah anggaran belanja sayuran dan buah.

2. Mengolah sampah. Mengolah sampah dapur, memisahkan organik dan anorganik. Sampah organik dapat dibuat menjadi kompos dengan biopori. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun