Tidak harus mencari daerah rekomendasi untuk slow living lalu pindah ke suatu daerah, malah hal tersebut menimbulkan hal baru yang harus dipelajari yaitu adaptasi lingkungan baru.Â
Kita harus menyadari bahwa kehidupan ini tidak selalu diatas, kehidupan ini akan berputar dan tak selama kita dalam penderitaan, keterpurukan, kesulitan, kesedihan dan kesulitan.
Pikiran adalah Pelopor
Semua bersumber dari pikiran kita sendiri, meski di daerah rekomendasi slow livingpun, jika kita tidak memiliki rasa bersyukur dan kesadaran akan makna kehidupan, slow living di sana pun akan menjadi sesaat. Ketika kita mempunyai pikiran yang baik dan sadar meski di perkotaanpun kita bisa slow living.
Sebagai manusia yang dibekali akal budi yang membuat berbeda dengan ciptaanNya yang lain. Pikiran yang baik akan menimbulkan ucapan yang baik.Â
Apa yang diucapkan tentunya berasal dari hati dan akan terwujud dalam tindakan atau perbuatan yang baik juga.Â
Begitu juga sebaliknya, jika pikiran buruk, contohnya iri hati, maka akan keluar ucapan-ucapan yang menjelekkan bahkan perbuatan curang karena iri. Hal ini berlaku dimanapun, tak terbatas di kota.
Kesadaran dan Rasa Syukur
Menyadari apa yang sudah Tuhan berikan, yang sudah alam sediakan, kita syukuri maka kita akan menemukan kebahagiaan. Hal ini dapat terwujud meskipun kita hidup di kota.Â