Mohon tunggu...
dr HelgaYolanda
dr HelgaYolanda Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Follow, Komen dan Like ya.. Aktivis pendidikan anak| Mompreneur, Owner Brand Skincare|Batik enterpreneur| Founder a Preschool and Kindergarten| Certified Counselling Child and Adolescents| Certified Early Childhood and Care Education| Certified Hypnosis and Hypnotherapist| Certified Professional Fengshui Master| Certified Tarot Card Reading Masterclass

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

10 Cara Mudah Slow Living Tak Terbatas Tempat dan Usia

20 Desember 2024   16:51 Diperbarui: 20 Desember 2024   16:51 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Slow Living. Sumber Gambar: Input Keterangan & Sumber Gambar : mamamoments.ie

Slow living sebenarnya sudah populer sejak pertengahan 2023, nampaknya hal ini terjadi karena keadaan paska pandemi. Slow living yang didominasi dengan ketenangan, kedamaian untuk meraih kebahagiaan.  Benarkah kehidupan yang jauh dari keramaian, hiruk pikuk dan "rush hour" seperti di perkotaan sulit untuk mewujudkan slow living? Beberapa belas tahun yang lalu nampaknya sulit slow living di perkotaan  bahkan hampir tidak mungkin. Seiring dengan perubahan kita dapat menciptakan slow living dimanapun kita berada.

Bukan saja arti dari slow living yang harus kita pahami, tapi yang terpenting bagaimana kita menciptakan keadaan atau bahkan merubah kondisi saat ini menjadi slow living demi kebahagiaan. Slow living memang pada dasarnya sangat mudah dan wajar terwujud di daerah atau pedesaan. Pedesaan atau kota kecil memang tidak sesibuk ibukota, udaranya pun masih sedikit tercemar polusi, tidak dikejar waktu dan tuntutan kebutuhan hidup.

Apakah kita harus mencari kota atau daerah yang dapat membuat kita slow living? Dapatkah kita slow living di tempat kita saat ini? Kita dapat menciptakan slow living dimanapun kita berada. Tidak memungkinkan dengan kondisi lansia harus berpindah dari kota ke pedesaan menjalani slow living. Terkadang lansia memerlukan pendampingan. Pekerja di perkotaan slow living di ibukota banyak yang meyakini sangat sulit.

Kunci Slow Living

Kunci slow living dimanapun kita berada, terutama di ibukota adalah kesadaran atau mundfulness. Tidak harus mencari daerah rekomendasi untuk slow living lalu pindah ke suatu daerah, malah hal tersebut menimbulkan hal baru yang harus dipelajari yaitu adaptasi lingkungan baru. Kita harus menyadari bahwa kehidupan ini tidak selalu diatas, kehidupan ini akan berputar dan tak selama kita dalam penderitaan, keterpurukan, kesulitan, kesedihan dan kesulitan.

Pikiran adalah Pelopor

Ilustrasi Gambar : Pengendalian Pikiran. sumber Gambar :ecuad.ca/events/mindfulness
Ilustrasi Gambar : Pengendalian Pikiran. sumber Gambar :ecuad.ca/events/mindfulness

Semua bersumber dari pikiran kita sendiri, meski di daerah rekomendasi slow livingpun, jika kita tidak memiliki rasa bersyukur dan kesadaran akan makna kehidupan, slow living di sana pun akan menjadi sesaat. Ketika kita mempunyai pikiran yang baik dan sadar meski di perkotaanpun kita bisa slow living.

Sebagai manusia yang dibekali akal budi yang membuat berbeda dengan ciptaanNya yang lain. Pikiran yang baik akan menimbulkan ucapan yang baik. Apa yang diucapkan tentunya berasal dari hati dan akan terwujud dalam tindakan atau perbuatan yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, jika pikiran buruk, contohnya iri hati, maka akan keluar ucapan-ucapan yang menjelekkan bahkan perbuatan curang karena iri. Hal ini berlaku dimanapun, tak terbatas di kota.

Kesadaran dan Rasa Syukur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun