Mohon tunggu...
Khairuddin
Khairuddin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hallo Semua Selamat Datang. Terimakasih telah berkunjung di Profil saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Stanting demi Generasi Cemerlang Masa Depan Nagari Bukit Bual

28 Januari 2024   18:47 Diperbarui: 28 Januari 2024   19:01 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : BKKBN Sumbar

Pendahuluan 

Dalam rangka mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Maasiswa Universitas Negeri Padang Semester Januari -Juni 2024, yang dilakukan mulai tanggal 8 Februari sampai dengan 8 Februari 2024 di Nagari Bukit Bual Kecamatan Koto Tujuh Kabupaten Sijunjung, salah satu program unggul yang dilakukan mahasiswa KKN adalah Sosialisasi dan Pencegahan Stanting untuk anak Balita.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 Anak Balita di Nagari Bukit Bual, informasi dari Wali Nagari Bukit Bual  Yalhendri saat ini, 2 orang anak laki-laki  dan 2 orang anak perempua.  Wali Nagari Bukit Bual sangat serius menangani dan Pencegahan Stanting anak Balita dengan bekerjasama denga Kader Pos Yandu dan Kader bidan Nagari, selanjutnya dari hasil Survei Satatus Gizi Indonesia (SGGI) di Kabupaten Sijunjung yang dilakukan BKKBN terdiri dari  Nagari 61 dan  1 Desa   tahun 2022 tahun 2021 , 30,2.%  Pada tahun 2022 adalah 30%, terjadi penurunan,seperti Gambar di bawah ini :

:::                                                                                 Angka Stanting di Suamtera Barat  Tahun 2021 dan 2022

 Tapi  menurut media info Publik tanggal 20 Juli 2023, kata Bupati Benny Dwifa  hasil Pendataan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung hanya 13,8 %, Pertanyaannya "apakah  indikator penilaian sama Hasil Survei SSGI dari BKKBN dengan Dinas Kesehatan perlu diklarifikasi"  

Berdasarkan masalah tersebut di atas maka mahasiswa KKN di tempatkan dI Nagari dan Desa di Sumatera Barat baik  Kabupaten Sijunjung wajib melakukan Program KKN Sosialisasi Pencegahan Stanting anak Balita. Pada Tanggal 20 Januari 2024 Mahasiswa KKN mendatangkan Narasumber Dr.Khairuddin.,M.Kes.,AIFO.,CIRR.,CIIQA.,CIT, dosen dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Sekaligus Pembimbing Mahasiswa KKN , untuk memberikan Pencerahan dengan Tema " Cegah Stanting Anak Balita Nagari Bukit Bual Demi Generasi Cemerlang Masa Depan'

 

Sumber: Khairuddin
Sumber: Khairuddin

                                                                        Gambar : Sosialisasi Pencegahan Stanting Di Nagari Bukit Bual

 

Pembahasan 

Masalah Stanting bukan saja masalah di setiap Nagari dan di Desa, tetapi saat ini merupakan  masalah Nasional yang  sangat  di Perioritas Pemerintah Untuk mencegahnya karena mempunyai dampak jangka pendek seperti: Terganggunga perkembangan otak, kecerdasan anak berkurang,gangguan pertumbuhan fisik gangguan metabolisme dalam tubuh.untuk janga panjangnya: Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunya kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar penyaki, meningkatnya resiko memiliki penyakit (Dia betes, penyakit jantung, kanker, stroke dll BKKBN 2023.  Angka stunting disebabkan berbagai faktor kekurangan gizi pada bayi. Diantara 5 juta kelahiran bayi setiap tahun, sebanyak 1,2 juta bayi lahir dengan kondisi stunting. Stunting adalah produk yang dihasilkan dari kehamilan. Mulai dari  Ibu hamil , melahirkan sampai umur 2 tahun atau 1000 hari pertama, sangat rentan mendapatkan stanting, jika kedua orangtua tidak mengkonsumsi asupan gizi dengan baik,karena pada masa itu salah satu yang sangat pesat pertumbuhannya adalah  sel otak anak, jika tidak terpenuhi konsumsi  Zat gizinya,  akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak dimasa yang akan datang  (Khairuddin, 2022).

Pengertaian Stanting 

Stanting Adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Apa beda stanting dengan gizi buruk Berikut penjelasannya. Anak dengan gizi buruk biasanya memiliki ciri-ciri kulit yang kering, lemak di bawah kulit berkurang, dan otot mengecil. Jika telah mencapai tahap lanjut, ada kemungkinan perut anak menjadi buncit. Sementara itu, ciri anak yang mengalami stunting adalah pertumbuhan dan Perkembangan kecerdasan anak yang melambat.

Penyebab Stanting  Pada Anak balita 

Penyebab terjadinya Stanting. Sumber kekurangan gizi pada anak bisa bermacam-macam, dan bisa tergantung pada faktor-faktor seperti pola makan, akses terhadap makanan yang berkualitas, dan kondisi kesehatan umum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak meliputi:

Kurang Nutrisi dalam Pola Makan: Pola makan anak yang kurang bervariasi dan tidak mencakup semua kelompok makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Akses Terbatas terhadap Makanan Bergizi: Keterbatasan ekonomi atau geografis dapat menyebabkan akses terbatas terhadap makanan bergizi. Beberapa daerah mungkin memiliki keterbatasan dalam penyediaan makanan berkualitas atau akses yang sulit ke sumber daya makanan.

Infeksi dan Penyakit Kronis: Penyakit infeksi kronis atau kondisi medis tertentu dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, penyerapan nutrisi yang buruk, atau peningkatan kebutuhan nutrisi.

Praktik Makan yang Tidak Sehat: Pola makan yang sering kali didominasi oleh makanan olahan, makanan cepat saji, atau minuman bersoda dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

Kondisi Ekonomi dan Sosial: Faktor-faktor sosio-ekonomi seperti kemiskinan, ketidakstabilan ekonomi keluarga, atau kurangnya pendidikan tentang gizi dapat berdampak pada ketersediaan dan akses terhadap makanan bergizi.

Gangguan Metabolisme atau Penyakit Medis: Beberapa kondisi medis atau gangguan metabolik dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi atau penggunaan nutrisi dalam tubuh.

Sumber-sumber ini dapat saling berinteraksi, dan kondisi yang kompleks seperti kemiskinan atau perubahan lingkungan juga dapat memainkan peran penting. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus tentang kekurangan gizi pada anak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi untuk evaluasi yang lebih mendalam dan rekomendasi yang sesuai.

Dampak Stanting Pada Anak Balita 

Kekurangan gizi pada anak dapat memiliki dampak serius pada pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa akibat yang mungkin terjadi akibat kekurangan gizi pada anak:  Gangguan Pertumbuhan: Anak yang kekurangan gizi mungkin mengalami pertumbuhan fisik yang terhambat, seperti penurunan tinggi badan dan berat badan.  Black, R. E., at all (2013).Gangguan Kognitif dan Mental: Kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak dan kognitif anak, menyebabkan masalah konsentrasi, daya ingat, dan kecerdasan intelektual. Referensi: Grantham-McGregor, S., At all (2007).Kelemahan Sistem Kekebalan Tubuh: Kekurangan gizi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi dan penyakit. Referensi: Bhutta, Z. A., Ahmed, T., Black, R. E., Cousens, At all  (2008). Masalah Kesehatan Jangka Panjang: Kekurangan gizi pada masa anak-anak dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan lainnya pada masa dewasa. Victora, C. G., Adair, L., Fall, C., Hallal, at all (2008).  Masalah Emosional dan Perilaku , Kekurangan gizi dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak, menyebabkan masalah perilaku dan kesejahteraan psikososial. Eddy, B., West, P., Greenberg, R. & Martorell, R. (2018).

Pencegahan Stanting  Pada Anak Balita 

Mencegah kekurangan gizi pada anak melibatkan pendekatan holistik yang mencakup aspek-aspek seperti pola makan seimbang, akses terhadap makanan bergizi, pendidikan gizi, dan layanan kesehatan yang memadai. Berikut adalah beberapa cara umum untuk mencegah kekurangan gizi pada anak beserta referensi yang dapat memberikan informasi lebih lanjut: Pola Makan Seimbang: Pastikan anak mendapatkan makanan yang mencakup semua kelompok makanan, termasuk protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral. World Health Organization (WHO). (2020). ASI Eksklusif: Memberikan ASI eksklusif pada bayi selama enam bulan pertama kehidupan dapat memberikan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal. Victora, C. G., Bahl, R., Barros, A. J., Frana, G. V., Horton, S., Krasevec, J., ... & Lancet Breastfeeding Series Group. (2016). Pangan Lokal yang Kaya Gizi: Memasukkan makanan lokal yang kaya akan nutrisi ke dalam pola makan anak dapat membantu memastikan asupan nutrisi yang seimbang. Ruel, M. T., Quisumbing, A. R., & Balagamwala, M. (2018).Program Suplementasi Gizi. Implementasi program suplementasi gizi, seperti pemberian vitamin dan mineral tambahan, dapat membantu mengatasi kekurangan gizi. De-Regil, L. M., Suchdev, P. S., Vist, G. E., Walleser, S., & Pea-Rosas, J. P. (2013). Edukasi Gizi untuk Orang Tua: Memberikan edukasi gizi kepada orang tua atau pengasuh dapat membantu mereka membuat pilihan makanan yang lebih sehat untuk anak-anak. Lassi, Z. S., Das, J. K., Zahid, G., Imdad, A., Bhutta, Z. A. (2013).Akses Terhadap Layanan Kesehatan:Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, termasuk pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi dengan profesional kesehatan, dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah gizi. Bhutta, Z. A., Ahmed, T., Black, R. E., Cousens, S., Dewey, K., Giugliani, E., ... & Maternal and Child Undernutrition Study Group. (2008). What works? Interventions for maternal and child undernutrition and survival. The Lancet, 371(9610), 417-440.

Kesimpulan 

Stanting  Stanting bukan saja masalah yang ada di setiap Nagari dan di Desa di Indonesia, tetapi sudah merupakan  masalah nasional yang sangat   di Perioritaskan oleh Pemerintah  untuk mencegahnya. Seandainya tidak di tangan oleh pemerintah secara cepat akan memiliki dampak yang besar terhadap kecerdasan  bagi generasi penerus bangsa bangsa 20 tahun yang akan datang. Angka stunting disebabkan berbagai faktor kekurangan gizi pada bayi. Diantara 5 juta kelahiran bayi setiap tahun, sebanyak 1,2 juta bayi lahir dengan kondisi stunting. Stunting adalah produk yang dihasilkan dari kehamilan. Mulai dari  Ibu hamil, melahirkan sampai umur 2 tahun atau 1000 hari pertama, sangat rentan mendapatkan stanting, jika kedua orangtua tidak mengkonsumsi asupan gizi dengan baik.pada masa itu salah satu yang sangat pesat pertumbuhan sel otak anak, jika tidak terpenuhi konsumsi  Zat gizinya akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak kedepannya

Daftar Referensi

Khairuddin (2022) Penerapan Ilmu Gizi dalam aktivitas Olahraga , Penerbit UNP Press,

Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., de Onis, M., ... & Uauy, R. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet, 382(9890), 427-451.

Referensi: Grantham-McGregor, S., Cheung, Y. B., Cueto, S., Glewwe, P., Richter, L., & Strupp, B. (2007). Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries. The Lancet, 369(9555), 60-70.

Referensi: Bhutta, Z. A., Ahmed, T., Black, R. E., Cousens, S., Dewey, K., Giugliani, E., ... & Maternal and Child Undernutrition Study Group. (2008). What works? Interventions for maternal and child undernutrition and survival. The Lancet, 371(9610), 417-440.

Victora, C. G., Adair, L., Fall, C., Hallal, at all (2008). Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital. The Lancet, 371(9609), 340-357.

Eddy, B., West, P., Greenberg, R. & Martorell, R. (2018). The Long-Term Consequences of Early Life Malnutrition on Mental Health: A Review of Prospective Observational Studies. Psychiatry Research, 270, 506-513.

World Health Organization (WHO). (2020). Infant and Young Child Feeding. [https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding]

Victora, C. G., Bahl, R., Barros, A. J., Frana, G. V., Horton, S., Krasevec, J., ... & Lancet Breastfeeding Series Group. (2016). Breastfeeding in the 21st century: epidemiology, mechanisms, and lifelong effect. The Lancet, 387(10017), 475-490.

Ruel, M. T., Quisumbing, A. R., & Balagamwala, M. (2018). Nutrition-sensitive agriculture: What have we learned so far? Global Food Security, 17, 128-153.

De-Regil, L. M., Suchdev, P. S., Vist, G. E., Walleser, S., & Pea-Rosas, J. P. (2013). Home fortification of foods with multiple micronutrient powders for health and nutrition in children under two years of age. Cochrane Database of Systematic Reviews, 11, CD0089

Lassi, Z. S., Das, J. K., Zahid, G., Imdad, A., Bhutta, Z. A. (2013). Impact of education and provision of complementary feeding on growth and morbidity in children less than 2 years of age in developing countries: a systematic review. BMC Public Health, 13(S3), S13

Bhutta, Z. A., Ahmed, T., Black, R. E., Cousens, S., Dewey, K., Giugliani, E., ... & Maternal and Child Undernutrition Study Group. (2008). What works? Interventions for maternal and child undernutrition and survival. The Lancet, 371(9610), 417-440.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun