LAILATUL QADAR, "GANJIL ATAU GENAP"?
Lailatul Qadar adalah satu malam yang turun di bulan Ramadhan, satu malam yang lebih baik dari seribu bulan atau jika dikonversi lebih baik dari 83 tahun empat bulan
Perbedaan pendapat tentang datangnya malam yang lebih baik dari seribu bulan semakin hangat dibicarakan jalang sepuluh akhir bulan Ramadhan, hinggu muncul spekulasi waktu turunnya apakah ia turun pada hari-hari bilangan ganjil pada sepuluh akhir bulan Ramadhan atau ia pada ganjil maupun genap akhir bulan Ramadhan atau ia turun di antara rentan waktu sebulan ramdhan tidak khusus di sepuluh akhir Ramadhan?.
menyangkut pendapat yang terakhir ini bahwa lailatul qadar bisa juga turun pada rentan waktu bulan Ramadhan (antra 1-30 ramadhan) secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt.
"Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur'an pada malam kemuliaan."
Allah SWT juga berfirman:
"Bulan Ramadhan, adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda -antara yang hak dan yang batil-."
Dalam hadits disebutkan: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan.Â
yang pasti adalah menurut Al Qur'an dan hadits shahih menunjukkan bahwa lailatul qadar pasti turun di bulan Ramadhan.
adapun menyangkut pertanyaan adalah, apakah lailatul qadar berada turun pada rentan waktu  sepuluh hari akhir Ramadhan atau di bilangan ganjilnya saja?
Menjawab pertanyaan ini memang ada hadis yang menjelaskan bahwa Banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir dan terkhusus di bilangan ganjil. Â Sebagaimana sabda Nabi SAW:
" ".
"Carilah lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan."Â
(H.R. Al-Bukhari)
hadis ini secara tersirat bahwa bisa jadi malam lailatul qadar turun baik di ganjil atau di genap sepuluh akhir Ramadhan. sebab hadis ini menjelaskan sepuluh akhir Ramadan secara keseluruhan dan  tidak menjelasakan apakah ia turun di bilangan ganjil atau genap.
Hadits lain menjelaskan lebih spesifik bahwa lailatul qadar ada di bilangan ganjil akhir Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:
Â
"Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan." (H.R. Al-Bukhari)
Menyangkut tanggal malam lailatul qadar, apakah ia diseluruh angka ganjil genap sepuluh malam akhir Ramadhan atau hanya di malam-malam ganjil? kedua hadis di atas menjukkan potensi dan kemungkinan yang sama. Hal ini mengandung hikmah agar kita selalu terjaga dan menghidupkan Ramadhan dengan aneka amal sholeh, baik di bilangan ganjilnya atau di bilangan genapnya. Karena tidak ada konsensus atau ijma' tentang kapan turunnya lailatul qadar.
Di kalangan umat muslim masyhur bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka'ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya. Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab "Fathul Bari" menyebutkan, "Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar." Sebagai sikap kehati-hatian dan antisipasi, hendaknya setiap manusia menghidupkan sepuluh hari akhir Ramadhan.
Â
oleh karenanya lebih penting dari perdebatan kapan turunnya lailatul qadar, akan lebih bijaksana jika kita memikirkan amalan-amalan sunah apa saja yang sebaiknya kita lakukan di akhir-akhir kepergiaan Ramadhan. adapun Diantara yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?
Adalah qiyamullail, sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu'. Qira'atul Qur'an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, doa, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
Lebih khusus memperbanyak doa yang ma'tsur Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah: radliyallahu 'anha berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai suatu malam bahwa itu adalah malam lailatul qadar, apa yang harus aku baca pada malam itu? Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ucapkanlah (berdo'alah):
.
"Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf Maha Mulia lagi suka memaafkan, maka maafkanlah aku." (HR. At-Tirmidzi)
orang yang istiqomah (konsisten) menjalankan kebaikan mulai awal hingga akhir Ramadhan adalah orang yang akan mendapatkan pengampunan dosa dari Allah swt walau ia tidak berjumpa dengan malam laittul qadar. sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad, al-Bazzar dan al-Baihaqi dari Jabir r.a. Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
: : .
 "Pada akhir malam bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa semua mereka. Seorang lelaki dari sahabat bertanya; 'Adakah malam itu lailatul Qadar?'. Jawab Rasulullah; 'Tidak. Apakah engkau tidak melihat kepada pekerja-pekerja yang bekerja. Apabila mereka telah selesai dari pekerjaan mereka, akan disempurnakanlah upah-upah bagi mereka"
Oleh karena itu beribadah saja dengan sebaik mungkin tanpa harus memikirkan kompensasi yang kita dapat, ungkapan bijak mengatakan "kun rabbaniyyan wala takun ramadhaniyyan" (Jadilah hamba Allah pada setiap waktu tidak hanya pada bulan Ramadhan (saja)."
semoga semangat ibadah di bulan Ramadhan dapat menjadi acuan semangat ibadah di sebelas bulan kedepan. aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H