.
Mencuci tangan secara ideal adalah mencuci dengan air mengalir, misalnya dari air keran. Di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, menjadi hal yang umum di rumah-rumah makan atau kedai-kedai makanan disediakan air "kobokan" untuk cuci tangan. Mencuci tangan dengan cara ini sesungguhnya masih jauh dari keadaan ideal, karena kuman yang sudah terlepas ke dalam air "kobokan" tersebut masih berpotensi terbawa kembali oleh tangan yang dicelupkan ke dalam air kobokan yang tidak mengalir dan jumlahnya sangat terbatas itu.
.
Mencuci tangan yang paling ideal adalah mencuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Dalam hal ini sabun berfungsi sebagai "disinfektan" atau pembunuh kuman. Dengan demikian, jumlah kuman yang tersisa di permukaan tangan dapat diminimalisir, sehingga kemungkinan terjadinya diare juga menjadi kecil. Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun adalah salah satu langkah sederhana tapi sangat berarti dalam mencegah terjadinya diare.
.
Jangan Bertoleransi Dengan Lalat
.
Di Indonesia, lalat merupakan salah satu vektor (pembawa/perantara) kuman yang mudah dijumpai di mana-mana ; baik di dalam rumah ataupun di luar rumah. Sering terjadi, kita terpaksa makan di tempat makan yang berlalat. Jika hal itu sampai terjadi, kita sebaiknya tidak bertoleransi terhadap lalat. Jangan sampai makanan yang akan kita makan dihinggapi lalat. Jangan sampai tepi atau pinggir cangkir/gelas minuman kita dihinggapi lalat. Jangan sampai ujung sedotan/pipet minuman kita dihinggapi lalat. Jika ada lalat yang mendekati makanan, harus segera diusir dengan kibasan tangan atau dengan bantuan lilin. Jika menggunakan sedotan/pipet, ujung pipet harus ditekuk ke dalam cangkir/gelas minuman di saat kita sedang tidak minum.
.
Menghindari kontak antara lalat dengan makanan ataupun wadah minuman merupakan satu langkah penting lainnya dalam mencegah terjadinya diare.
.