Di Indonesia, diare atau "muntahber" ( muntah berak mencret ) yang dialami oleh bayi masih sering dipercaya sebagai petanda "sang anak menjelang pintar" atau sebagai petanda "masuk angin". Jika bayi - terutama bayi umur di bawah 1 tahun mulai mengalami diare, orangtua atau kakek nenek si bayi sering berujar, "Ooooo, itu tanda mau pintar", atau "Ooooo, itu karena masuk angin". Bahkan tidak jarang, orang dewasa yang mulai mengalami muntah mencret pun masih beranggapan bahwa mereka mengalami "masuk angin", tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka telah menderita gejala awal diare.
.
Salah paham ini sungguh masih sering kita jumpai, bukan hanya di tengah-tengah masyarakat pedesaan, tapi juga di tengah-tengah masyarakat perkotaan. Salah paham ini mengurangi tingkat kesadaran dan kewaspadaan masyarakat kita terhadap tanda-tanda awal diare. Akibatnya, masih cukup sering terjadi kasus kematian akibat diare ; karena pada saat berobat, penderita sudah berada dalam keadaan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) tingkat berat.
.
Penyebab Diare
.
Diare atau "muntahber" umumnya disebabkan oleh kuman atau virus atau parasit yang tertelan melalui makanan dan minuman. Kuman, virus, ataupun parasit-parasit ini, digolongkan sebagai mikro-organisme, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang ; kecuali beberapa jenis parasit dewasa seperti cacing dewasa.
.
Bisa juga diare terjadi karena seseorang tidak bisa bertoleransi terhadap jenis makanan tertentu, misalnya makanan yang terlalu pedas atau terlalu berminyak/berlemak, atau terlalu berserat. Tapi, penyebab utama dan tersering diare adalah mikro-organisme tadi, khususnya beberapa jenis kuman.
.
Kuman-kuman penyebab diare ini bisa berada di mana saja ; di udara, di permukaan tanah ataupun di dalam tanah, di dalam air, di dalam kotoran - baik kotoran manusia maupun kotoran hewan, di lembaran uang kertas, di atas karpet, di permukaan mainan anak-anak, dan lain-lain.
.
Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa hampir semua bayi - terutama bayi di bawah umur 1 tahun, pernah mengalami diare karena selalu memasukkan tangan ataupun mainan ke dalam mulutnya ; dan karena sering mengutip makanan yang telah terjatuh ke lantai / tanah / permukaan karpet. Jadi diare yang dialami oleh bayi bukan petanda bayi mau pintar, bukan karena "masuk angin", tetapi karena tertelan kuman penyebab diare.
.
Bagaimana Kuman Penyebab Diare Mencapai Usus ?
.
Diare terjadi jika kuman penyebab diare - Â dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan diare, tertelan melalui makanan dan/atau minuman. Ada bermacam-macam rute atau jalur yang dapat ditempuh oleh kuman (penyebab diare) untuk sampai ke dalam usus kita sehingga menyebabkan diare.
.
Sebagai contoh, tangan yang sudah bekerja atau memegang bermacam-macam benda (termasuk misalnya lembaran uang kertas) secara langsung menyentuh / mengambil makanan tanpa terlebih dahulu dicuci, berarti memindahkan kuman ke permukaan makanan ; lalu kuman bersama makanan ini ikut tertelan, menyebabkan diare.
.
Contoh lain ; seekor lalat sebelumnya mencari makanan di antara tumpukan sampah organik atau kotoran manusia ataupun kotoran binatang seperti kotoran kucing dan anjing. Pada lalat ini bisa menempel kuman penyebab diare di antara kaki-kakinya, di sayap-sayapnya, di permukaan badannya. Kemudian lalat ini terbang menghinggapi makanan, atau menghinggapi tepi gelas/cangkir minuman, atau menghinggapi ujung pipet/sedotan minuman. Selanjutnya kuman yang dibawa oleh lalat ini tertelan bersama dengan makanan dan minuman, menyebabkan diare.
Foto kiri : seekor lalat hinggap di ujung sedotan. Foto kanan : ujung sedotan ditekuk untuk menghindari kontak dengan lalat. (Sumber : dokumentasi pribadi).
.
Contoh lain ; makanan yang akan dimakan terjatuh ke lantai / tanah atau ke permukaan karpet; lalu tanpa dibersihkan terlebih dahulu, makanan tersebut langsung dimakan. Dengan demikian, kuman yang ada di permukaan lantai / tanah atau karpet tadi ikut tertelan, menyebabkan diare.
.
Contoh lain ; air mentah yang terminum saat mandi / berenang, jika mengandung kuman penyebab diare dalam jumlah yang cukup, berpotensi menyebabkan diare.
Dari beberapa contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat menimbulkan diare jika :
- Tangan yang mengolah / menyentuh / menyajikan / memegang makanan sudah tercemar kuman penyebab diare.
- Makanan/minuman itu sendiri mengandung kuman, misalnya karena :
- dari awal / asalnya memang sudah mengandung kuman,
- dihinggapi oleh lalat pembawa kuman atau oleh hewan kecil lainnya,
- jatuh ke lantai / tanah / permukaan karpet yang mengandung kuman,
- kemasan atau wadah makanan/minuman yang mengandung kuman.
.
Jika kita perhatikan detail jalur yang ditempuh oleh kuman penyebab diare untuk sampai ke dalam usus dan menimbulkan diare, maka sekurang-kurangnya ada dua mata rantai penting yang ikut menciptakan diare, yaitu :
1. Tangan yang tidak bersih saat mengolah / menyentuh / memegang makanan.
2. Lalat sebagai vektor (perantara atau pembawa) kuman.
.
Cuci Tangan Secara Benar
.
Mencuci tangan sebelum mengolah, menyentuh, menyajikan, dan memegang makanan, merupakan langkah mutlak dan penting dalam mencegah diare. Dengan mencuci tangan, jumlah kuman yang ada di permukaan tangan diharapkan berkurang secara bermakna.
.
Mencuci tangan secara ideal adalah mencuci dengan air mengalir, misalnya dari air keran. Di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, menjadi hal yang umum di rumah-rumah makan atau kedai-kedai makanan disediakan air "kobokan" untuk cuci tangan. Mencuci tangan dengan cara ini sesungguhnya masih jauh dari keadaan ideal, karena kuman yang sudah terlepas ke dalam air "kobokan" tersebut masih berpotensi terbawa kembali oleh tangan yang dicelupkan ke dalam air kobokan yang tidak mengalir dan jumlahnya sangat terbatas itu.
![1418965700549069395](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1418965700549069395.png?t=o&v=700?t=o&v=770)
.
Mencuci tangan yang paling ideal adalah mencuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Dalam hal ini sabun berfungsi sebagai "disinfektan" atau pembunuh kuman. Dengan demikian, jumlah kuman yang tersisa di permukaan tangan dapat diminimalisir, sehingga kemungkinan terjadinya diare juga menjadi kecil. Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun adalah salah satu langkah sederhana tapi sangat berarti dalam mencegah terjadinya diare.
.
Jangan Bertoleransi Dengan Lalat
.
Di Indonesia, lalat merupakan salah satu vektor (pembawa/perantara) kuman yang mudah dijumpai di mana-mana ; baik di dalam rumah ataupun di luar rumah. Sering terjadi, kita terpaksa makan di tempat makan yang berlalat. Jika hal itu sampai terjadi, kita sebaiknya tidak bertoleransi terhadap lalat. Jangan sampai makanan yang akan kita makan dihinggapi lalat. Jangan sampai tepi atau pinggir cangkir/gelas minuman kita dihinggapi lalat. Jangan sampai ujung sedotan/pipet minuman kita dihinggapi lalat. Jika ada lalat yang mendekati makanan, harus segera diusir dengan kibasan tangan atau dengan bantuan lilin. Jika menggunakan sedotan/pipet, ujung pipet harus ditekuk ke dalam cangkir/gelas minuman di saat kita sedang tidak minum.
.
Menghindari kontak antara lalat dengan makanan ataupun wadah minuman merupakan satu langkah penting lainnya dalam mencegah terjadinya diare.
.
Semoga bermanfaat, untuk Indonesia yang lebih sehat.
.
Salam Kompasiana.
dr.Kosasi Kwek
Rengat, Desember 2014
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI