Tapi harap dicatat, diplomasi atau lobi-lobi ini bukan untuk kepentingan pribadi, namun untuk kepentingan perusahaan demi memikirkan masa depan media itu.
Untuk urusan keredaksian atau dapur redaksi, seorang Pemimpin Redaksi boleh mempercayakan tugas-tugasnya ke Redaktur Pelaksana.
Jangan Terlalu Dekat
Kenapa seorang Pemimpin Redaksi tidak boleh terlalu dekat dengan pejabat? Ini penting, agar 'gerbong' media yang dipimpinnya itu bisa tetap independen. Tapi celakanya, hal inilah yang sering dilupakan para Pemimpin Redaksi sekarang.
Dalam hal pengembangan bisnis media di sela-sela coffee morning dengan pejabat atau petinggi perusahaan itu, seorang Pemimpin Redaksi diharapkan menggandeng (red, melibatkan) Pemimpin Perusahaan. Apapun hasilnya, mereka melaporkannya ke Pemimpin Umum.
Penulis berharap, para Pemimpin Redaksi media di Indonesia ini kembali ke tupoksi masing-masing. Ingat, marwah (harga diri) sebuah media massa, berada di tangan seorang Pemimpin Redaksi. Jadilah bijak, jadilah seorang Pemimpin Redaksi yang berkelas. Semoga.
Penulis, peminat masalah-masalah sosial dan perkotaan.
Kini tinggal di Cimahi, Bandung (Jawa Barat).
14.06.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H