Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tekanan Darah Rendah, Perlu Makan Daging Kambing Ya?

19 Juli 2017   12:42 Diperbarui: 10 November 2017   02:26 12848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: infokuliner.com

Sebagian besar hipotensi terjadi karena tubuh kita tidak bisa mengembalikan tekanan darah ke angka normal atau tidak bisa melakukannya dengan cukup cepat. Pada beberapa orang, kondisi atau penyakit tertentu akan menyebabkan tekanan darah menurun secara abnormal. Akibatnya, terjadi kekurangan darah, zat makanan (nutrisi), dan oksigen untuk mencukupi kebutuhan organ-organ tubuh.

Hipotensi sering merupakan suatu keadaan antara (intermediate state), sebelum terjadinya syok. Tetapi hipotensi juga bisa menjadi suatu keseluruhan penyakit atau nama dari suatu penyakit. Dalam International Classification of Diseases (ICD) ke 10 tahun 2017, hipotensi yang belum dipastikan sebabnya diberi kode: I95.9  Pada umumnya, hipotensi baru menjadi masalah medis jika menyebabkan tanda atau gejala, atau terkait dengan masalah serius, seperti pada penyakit jantung.

B. Tanda-tanda dan gejala-gejala umum hipotensi
Tanda dan gejala hipotensi bisa meliputi pusing, pingsan, denyut nadi cepat dan lemah, kulit ujung-ujung jari dingin, berkeringat, lemas, rasa lelah, pandangan kabur atau gelap. Kadang-kadang terjadi mual dan muntah, nyeri uluhati, berjalan sempoyongan atau pusing berputar (vertigo), kebingungan, terdiam dan tidak bisa bicara selama beberapa saat, sesak nafas, bahkan pingsan.

Hipotensi bisa menjadi keadaan yang berbahaya. Misalnya seseorang jatuh karena pusing akibat hipotensi, akan berisiko kepalanya terbentur benda keras. Pernah juga terjadi, seseorang pengemudi yang mengalami hipotensi, merasa pandangannya gelap dan akhirnya menabrak kendaraan lain di depannya.     

Dalam kasus berat, hipotensi bisa menyebabkan syok. suatu penurunan tekanan darah yang telah mengganggu organ-organ vital, terutama jantung dan otak, dan mengakibatkan terjadinya rangkaian peristiwa kompensasi oleh beberapa organ tubuh (terutama kompensasi oleh ginjal dan paru-paru). Syok sering berakibat fatal jika tidak segera diatasi dengan perawatan yang cepat dan tepat.

C. Jenis-jenis hipotensi

Ada 4 jenis utama hipotensi, yaitu:

  • Hipotensi idiopatik, hipotensi menahun yang sering tanpa gejala (hipotensi kronik asimtomatik).

  • Hipotensi ortostatik (hipotensi postural)
    Jenis hipotensi ini terjadi saat seseorang berdiri dengan cepat dari posisi duduk atau dari posisi berbaring. Penderita mungkin akan merasa pusing berputar, atau nyeri kepala dan pandangan terasa gelap, limbung, bahkan pingsan.

    Hipotensi ortostatik juga dapat terjadi dalam beberapa detik atau menit setelah duduk atau turun dari tempat tidur. Tanda dan gejala ini akan hilang jika orang itu duduk atau berbaring selama beberapa menit sampai tekanan darah menjadi normal kembali.

    Hipotensi ortostatik dapat muncul jika tubuh tidak dapat menyesuaikan tekanan dan aliran darah secara cepat saat terjadi perubahan posisi tubuh. Penurunan tekanan darah biasanya berlangsung hanya beberapa detik atau beberapa menit, setelah seseorang berdiri. Jika penderita kemudian duduk atau berbaring sebentar, tekanan darahnya akan normal kembali dan gejalanya hilang.

    Jenis hipotensi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur. namun lebih sering terjadi pada orang tua, terutama mereka yang kesehatannya buruk. Hipotensi ortostatik bisa menjadi gejala dari suatu penyakit lainnya. Pada hipotensi sebagai gejala penyakit lain, terapi lebih ditujukan pada penyakit yang mendasarinya. Beberapa orang memiliki hipotensi ortostatik saat berdiri, namun memiliki tekanan darah tinggi saat berbaring.

    Suatu bentuk hipotensi ortostatik yang disebut hipotensi postprandial, memiliki tanda berupa penurunan tekanan darah mendadak yang terjadi setelah makan. Jenis hipotensi ini kebanyakan dialami orang tua, orang yang memiliki tekanan darah tinggi sebelumnya, atau sedang dalam kecemasan hebat. Keadaan kelainan sistem saraf pusat, seperti pada penyakit Parkinson, juga berisiko tinggi untuk mengalami hipotensi postprandial.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun