Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tekanan Darah Rendah, Perlu Makan Daging Kambing Ya?

19 Juli 2017   12:42 Diperbarui: 10 November 2017   02:26 12848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: infokuliner.com

Pertanyaan pada judul di atas atau yang senada, sering disampaikan oleh pasien-pasien saya di sebuah klinik, dan selalu membuat saya terperangah. Memang ada 2 mitos atau 'salah kaprah' yang banyak diyakini masyarakat sebagai kebenaran, yaitu: a) Menyamakan antara tekanan darah rendah (hipotensi) dengan kurang darah (anemia), yang sudah dibahas oleh beberapa Kompasianer, dan b) Obat tekanan darah rendah ialah makan makanan berlemak jenuh tinggi, seperti daging kambing tua yang banyak dijual dalam bentuk penganan soto, sop, gulai, dan lain-lain.

Pengertian dasar mitos tersebut ialah makan daging kambing akan meningkatkan tekanan darah, yang akan mengatasi tekanan darah rendah. Betul, bahwa konsumsi daging kambing bisa meningkatkan tekanan darah, jika dikonsumsi dalam jumlah besar secara rutin, dan dalam waktu yang lama. Konsumsi lemak jenuh yang terus-menerus bisa menyebabkan pembentukan plak kolesterol dalam pembuluh darah, yang akan menyempitkan pembuluh darah dan pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

Tapi itu proses yang sangat lama, bertahun-tahun, dan sangat berbahaya, karena meningkatkan risiko penyakit jantung koroner atau stroke. Jadi kalaupun orang banyak memakan daging kambing, terutama lemak kambing tua, maka hipotensi yang dialaminya tidak bisa segera diatasi, malah konsumsi lemak jenuh tersebut dapat membahayakan. Sebenarnya, bukan kolesterol yang berperan penting secara langsung dalam meningkatkan tekanan darah, tetapi asupan GARAM.

Hipotensi memang sering membingungkan karena sering merupakan keadaan antara (intermediary-state) sebelum terjadinya syok, di mana syok (gangguan sirkulasi darah yang hebat), memang membahayakan jiwa. Kalau anda berjalan-jalan ke fakultas kedokteran universitas yang besar, maka yang ada pada bagian penyakit dalam, ialah sub bagian ginjal dan hipertensi, bukan hipotensi. Karenannya kita perlu mengerti akan hipotensi, baik sebagai tanda/gejala dari suatu penyakit lain, sebagai intermediary-state, dan sebagai penyakit tersendiri,        

A. Definisi Hipotensi
Hipotensi adalah keadaan tekanan darah yang rendah akibat penurunan secara abnormal, di bawah tekanan darah rata-rata suatu populasi manusia.

Tekanan darah adalah kekuatan dorongan darah terhadap dinding pembuluh darah nadi (arteri) saat jantung memompa darah keluar. Tekanan darah diukur sebagai tekanan sistolik dan diastolik. "Sistolik" mengacu pada tekanan darah saat jantung berdenyut memompa darah. "Diastolik" menjelaskan tekanan darah saat jantung beristirahat antar denyutan. Angka tekanan darah yang ditulis dengan angka sistolik di atas atau sebelum angka diastolik, misalnya 120/80 mmhg (milimeter merkuri - satuan pengukur tekanan darah, yang disingkat menjadi mmHg)

Tekanan darah "normal" pada orang dewasa yang sehat kebanyakan berkisar di sekitar 120/80 mmhg. Hipotensi adalah tekanan darah dibawah 90/60 mmhg.

Akan tetapi seringkali didapatkan individu dengan tekanan darah yang lebih rendah dari 90/60 mmhg dengan kondisi kesehatan yang baik, tanpa keluhan dan bisa beraktivitas secara normal; bahkan banyak atlit nasional, tekanan darahnya sekitar 80/50 mmHg.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tekanan darah yang rendah tidak selalu menyebabkan gejala atau gangguan fisik dan tidak selalu merupakan tanda suatu penyakit. Artinya hipotensi sering bersifat relatif. Bisa merupakan keadaan normal atau keadaan sakit. 

Tekanan darah (TD) tidak tetap sama sepanjang waktu. Tekanan ini menurun saat kita tidur dan meningkat saat terjaga. Tekanan darah juga dapat meningkat ke tingkat yang disebut normal-tinggi (tidak sampai pada ambang batas yang dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi/hipertensi, yaitu tidak sampai 140/90 mmHg (sekitar 135/85 mmHg), saat kita senang, cemas, nyeri, atau aktif dalam melakukan kegiatan.

Tubuh sangat sensitif terhadap perubahan tekanan darah, misalnya, jika kita berdiri dari posisi duduk atau berbaring delam waktu yang singkat, tekanan darah kita bisa turun sebentar, lalu berubah menjadi normal kembali setelah beberapa saat. Tubuh mengatur tekanan darah untuk mencukupkan darah dan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ lain.

Sebagian besar hipotensi terjadi karena tubuh kita tidak bisa mengembalikan tekanan darah ke angka normal atau tidak bisa melakukannya dengan cukup cepat. Pada beberapa orang, kondisi atau penyakit tertentu akan menyebabkan tekanan darah menurun secara abnormal. Akibatnya, terjadi kekurangan darah, zat makanan (nutrisi), dan oksigen untuk mencukupi kebutuhan organ-organ tubuh.

Hipotensi sering merupakan suatu keadaan antara (intermediate state), sebelum terjadinya syok. Tetapi hipotensi juga bisa menjadi suatu keseluruhan penyakit atau nama dari suatu penyakit. Dalam International Classification of Diseases (ICD) ke 10 tahun 2017, hipotensi yang belum dipastikan sebabnya diberi kode: I95.9  Pada umumnya, hipotensi baru menjadi masalah medis jika menyebabkan tanda atau gejala, atau terkait dengan masalah serius, seperti pada penyakit jantung.

B. Tanda-tanda dan gejala-gejala umum hipotensi
Tanda dan gejala hipotensi bisa meliputi pusing, pingsan, denyut nadi cepat dan lemah, kulit ujung-ujung jari dingin, berkeringat, lemas, rasa lelah, pandangan kabur atau gelap. Kadang-kadang terjadi mual dan muntah, nyeri uluhati, berjalan sempoyongan atau pusing berputar (vertigo), kebingungan, terdiam dan tidak bisa bicara selama beberapa saat, sesak nafas, bahkan pingsan.

Hipotensi bisa menjadi keadaan yang berbahaya. Misalnya seseorang jatuh karena pusing akibat hipotensi, akan berisiko kepalanya terbentur benda keras. Pernah juga terjadi, seseorang pengemudi yang mengalami hipotensi, merasa pandangannya gelap dan akhirnya menabrak kendaraan lain di depannya.     

Dalam kasus berat, hipotensi bisa menyebabkan syok. suatu penurunan tekanan darah yang telah mengganggu organ-organ vital, terutama jantung dan otak, dan mengakibatkan terjadinya rangkaian peristiwa kompensasi oleh beberapa organ tubuh (terutama kompensasi oleh ginjal dan paru-paru). Syok sering berakibat fatal jika tidak segera diatasi dengan perawatan yang cepat dan tepat.

C. Jenis-jenis hipotensi

Ada 4 jenis utama hipotensi, yaitu:

  • Hipotensi idiopatik, hipotensi menahun yang sering tanpa gejala (hipotensi kronik asimtomatik).

  • Hipotensi ortostatik (hipotensi postural)
    Jenis hipotensi ini terjadi saat seseorang berdiri dengan cepat dari posisi duduk atau dari posisi berbaring. Penderita mungkin akan merasa pusing berputar, atau nyeri kepala dan pandangan terasa gelap, limbung, bahkan pingsan.

    Hipotensi ortostatik juga dapat terjadi dalam beberapa detik atau menit setelah duduk atau turun dari tempat tidur. Tanda dan gejala ini akan hilang jika orang itu duduk atau berbaring selama beberapa menit sampai tekanan darah menjadi normal kembali.

    Hipotensi ortostatik dapat muncul jika tubuh tidak dapat menyesuaikan tekanan dan aliran darah secara cepat saat terjadi perubahan posisi tubuh. Penurunan tekanan darah biasanya berlangsung hanya beberapa detik atau beberapa menit, setelah seseorang berdiri. Jika penderita kemudian duduk atau berbaring sebentar, tekanan darahnya akan normal kembali dan gejalanya hilang.

    Jenis hipotensi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur. namun lebih sering terjadi pada orang tua, terutama mereka yang kesehatannya buruk. Hipotensi ortostatik bisa menjadi gejala dari suatu penyakit lainnya. Pada hipotensi sebagai gejala penyakit lain, terapi lebih ditujukan pada penyakit yang mendasarinya. Beberapa orang memiliki hipotensi ortostatik saat berdiri, namun memiliki tekanan darah tinggi saat berbaring.

    Suatu bentuk hipotensi ortostatik yang disebut hipotensi postprandial, memiliki tanda berupa penurunan tekanan darah mendadak yang terjadi setelah makan. Jenis hipotensi ini kebanyakan dialami orang tua, orang yang memiliki tekanan darah tinggi sebelumnya, atau sedang dalam kecemasan hebat. Keadaan kelainan sistem saraf pusat, seperti pada penyakit Parkinson, juga berisiko tinggi untuk mengalami hipotensi postprandial.

  • Hipotensi Neurogenik (Hipotensi yang dimediasi saraf)
    Hipotensi jenis ini terjadi karena gangguan saraf otonom pengatur tekanan darah. Pada hipotensi neurogenik (HN), tekanan darah turun setelah seseorang lama berdiri. Mungkin terasa pusing, pingsan, atau nyeri yang menjalar sampai ke perut. Keadaan HN juga dapat terjadi sebagai akibat dari ketidaknyamanan, marah, atau ketakutan. Keadaan HN terutama mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa muda. Penurunan tekanan darah pada HN tidak berlangsung lama dan sering teratasi setelah duduk.

  • Hipotensi berat yang berhubungan dengan atau mendahului syok
    Syok adalah kondisi yang mengancam jiwa, dimana tekanan darah turun sangat rendah, sehingga otak, ginjal, dan organ-organ vital lainnya tidak bisa mendapatkan cukup aliran darah untuk dapat berfungsi dengan baik. Tekanan darah turun secara mendadak, jauh lebih rendah dari nilai normal pada populasi

Tanda hipotensi berat yang berhubungan dengan syok
Pada keadaan ini, aliran darah dan oksigen ke organ-organ utama tubuh, termasuk otak, tidak mencukupi. Tanda awal dan gejala berkurangnya aliran darah ke otak meliputi pusing, kantuk, rasa dingin dan kebingungan. Dalam tahap awal, sering sulit terdeteksi. Pada orang tua, gejala pertama mungkin hanya kebingungan. Selanjutnya saat syok memburuk, ia akan kehilangan kesadaran.

Tanda dan gejala syok lainnya bervariasi, tergantung pada apa yang menyebabkannya, misalnya pada syok karena kehilangan cairan (dehidrasi) dan syok karena gangguan daya pompa jantung (syok kardiogenik), kulit menjadi dingin dan banyak berkeringat. Terlihat warna biru atau pucat di ujung-ujung jari, yang jika ditekan akan kembali menjadi normal secara lambat. Selanjutnya denyut nadi menjadi lemah dan cepat. Frekuensi pernafasan juga akan meningkat.

Pada syok vasodilatasi (pembuluh darah melebar secara tiba-tiba), misalnya syok karena alergi, seseorang mula-mula akan merasa hangat dan kulitnya memerah. Belakangan kulit menjadi dingin dan berkeringat, serta terasa mengantuk dan lemas.

D. APA SAJA PENYEBAB DARI BERBAGAI JENIS HIPOTENSI?

a. Hipotensi ortostatik

Keadaan ini memiliki banyak penyebab, terkadang dua atau lebih faktor yang bergabung menyebabkan kelainan ini

Dehidrasi adalah penyebab hipotensi ortostatik yang paling umum, yang terjadi jika tubuh kehilangan banyak cairan dari plasma darah yang bersirkulasi. Kita mungkin mengalami dehidrasi jika tidak cukup minum atau bila banyak berkeringat selama aktivitas fisik. Demam, muntah, dan diare berat juga bisa menyebabkan dehidrasi. Hipotensi ortostatik juga bisa terjadi selama kehamilan, dan hilang setelah melahirkan. Pada orang tua, pengaturan tekanan darahnya tidak sebaik pada orang-orang muda, sehingga sering terjadi kelainan ini.

Kondisi atau penyakit tertentu dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik, termasuk:

  • Kondisi jantung, seperti serangan jantung koroner, penyakit katup, bradikardia (denyut jantung yang melambat), dan keadaan gagal jantung.
  • Anemia (kadar hemoglobin / pigmen sel darah merah dibawah normal)
  • Infeksi berat, terutama bila kumannya telah menyebar ke seluruh tubuh (sepsis)
  • Penyakit yang berhubungan dengan hormon (endokrin), seperti kelainan tiroid, penyakit Addison, glukosa darah rendah, dan diabetes melitus.
  • Gangguan sistem saraf pusat, seperti penyakit parkinson.
  • Emboli paru (masuknya bekuan darah dari bagian lain tubuh ke pembuluh darah besar paru)
  • Obat-obatan seperti anti hipertensi dan obat jantung, anti disfungsi ereksi, dan pelebar pembuluh darah otak dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik.
  • Zat-zat lain, yang bila diminum dengan obat tekanan darah tinggi, juga bisa menyebabkan hipotensi ortostatik. Contohnya ialah alkohol, barbiturat.
  • Faktor atau kondisi lain yang bisa memicu hipotensi ortostatik ialah sengatan panas matahari (heat stroke) atau lama tidak dapat bergerak (imobilisasi)

b. Hipotensi Neurogenik (HN)

Hipotensi jenis ini terjadi saat otak dan jantung tidak saling berkomunikasi dengan baik, misalnya, ketika seseorang berdiri dalam waktu yang lama, darah mulai terkumpul di kakinya. Hal ini menyebabkan tekanan darah menurun karena jumlah darah yang mengalir berkurang. Pada HN, karena terjadi kelainan pada saraf otonom (saraf yang tidak dikendalikan oleh kehendak kita), maka tubuh secara keliru menyampaikan kepada otak bahwa tekanan darah telah meningkat. Sebagai tanggapannya, otak memerintahkan saraf otonom untuk memperlambat denyut jantung. Hal ini membuat tekanan darah semakin turun, dan muncul berbagai gejala hipotensi.

   c. Hipotensi berat yang berhubungan dengan syok

Banyak faktor dan kondisi dapat menyebabkan hipotensi berat yang terkait dengan syok, diantaranya hipotensi ortostatik sendiri. Pada keadaan ini tekanan darah turun sangat rendah dan tidak bisa kembali normal dengan sendirinya.

Banyak hal yang dapat menyebabkan syok. Contohnya ialah pada keadaan kehilangan darah dalam jumlah yang banyak, infeksi berat tertentu, luka bakar parah, reaksi alergi, dan keracunan. Syok bisa berakibat fatal jika tidak diterapi dengan segera.

E. Siapa saja yang berisiko hipotensi?

  • Orang yang lebih tua cenderung memiliki hipotensi ortostatik dan postprandial. Anak-anak dan dewasa muda lebih cenderung memiliki hipotensi neurogenik.
  • Orang dengan gangguan sistem saraf pusat (seperti penyakit parkinson)
  • Orang dengan penyakit jantung.
  • Orang dengan reaksi alergi yang hebat
  • Orang dengan gangguan cemas, depresi
  • Orang yang tidak dapat banyak bergerak dalam waktu lama
  • Orang dengan demam dalam waktu yang panjang
  • Ibu yang sedang hamil.
  • Orang yang lama berjemur di terik matahari secara langsung (heat stroke)

  • Bagaimana cara mendiagnosis hipotensi?

Hipotensi didiagnosis berdasarkan wawancara riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan hasil tes. Wawancara kesehatan akan mencari data jenis hipotensi apa yang terjadi dan seberapa parahnya, lalu mencari kondisi-kondisi yang mendasari hipotensi.

Tes diagnostik

  • Tes darah dapat menunjukkan apakah ada anemia atau gula darah rendah yanga menyebabkan hipotensi.
  • Elektrokardiografi (EKG) adalah tes sederhana yang mencatat aktivitas listrik jantung kita.
  • Monitor Halter, alat portabel pencatat aktivitas listrik jantung selama 24 jam.
  • Ekokardiografi (echocardiography): tes yang menggunakan gelombang suara untuk melihat jantung saat bergerak. Gambarannya menunjukkan kerja, ukuran dan bentuk jantung. Tes ini juga sering menjadi bagian dari tes stres.
  • Tes Stres (treadmill). Masalah jantung lebih mudah didiagnosis saat jantung bekerja keras dan cepat berdetak. Selama tes stres, pasien akan berolahraga treadmill (atau diberi obat jika kita tidak dapat berolahraga), yang membuat jantung bekerja dengan kuat dan cepat.
  • Manuver Vasalva. Suatu tes untuk mengetahui secara kasar keadaan sistem saraf yang mengendalikan fungsi otonom detak jantung dan kemampuan pembuluh darah untuk melebar. Kita menarik napas dalam-dalam dan kemudian memaksa udara keluar melalui bibir. Hal ini dilakukan ini beberapa kali. Lalu detak jantung dan tekanan darah diperiksa selama tes.
  • Table tilt test.

Pemeriksaan ini digunakan jika penderita pingsan tanpa sebab yang jelas. Untuk tes tersebut, penderita berbaring di meja yang bergerak ke berbagai posisi, dari posisi mendatar sampai ke posisi tegak. Dokter akan memeriksa reaksi terhadap perubahan posisi. Tes ini dapat digunakan untuk membedakan hipotensi ortostatik dan hipotensi neurogenik. Orang yang memiliki HN akan pingsan selama tes ini. Hal ini akan dapat membantu untuk menemukan kelainan otak atau saraf otonom yang mendasari HN.

F. Terapi Hipotensi

Pengobatan tergantung pada jenis hipotensi yang terjadi dan tingkat keparahannya. Tujuan pengobatan adalah mengembalikan tekanan darah menjadi normal, minimal untuk meringankan gejalanya. Tujuan lainnya adalah mengendalikan kondisi atau penyakit yang mendasari terjadinya hipotensi.

1.   Pada Hipotensi Idiopatik, tekanan darah rendah tanpa tanda atau gejala, biasanya  tidak menjadi masalah dan tidak perlu perawatan. Penderita hanya DIANJURKAN BEROLAHRAGA RUTIN. Jika terjadi tanda atau gejala hipotensi, anda harus duduk atau berbaring dengan segera. Letakkan kaki pada posisi di atas jantung. Jika tanda atau gejalanya tidak cepat hilang, segeralah cari perawatan medis.

2.    Terapi Hipotensi ortostatik

Jika anda memiliki kondisi ini, maka:

  • Rubahlah gaya hidup, seperti misalnya:

- Minum banyak cairan, seperti air atau minuman olahraga yang mengandung nutrisi seperti natrium dan kalium.

- Tidak minum minuman beralkohol.

- Saat bangkit berdiri dari posisi duduk, lakukanlah secara perlahan-lahan.

- Tidak menyilangkan kaki saat duduk.

- Tingkatkan secara bertahap durasi waktu untuk duduk, jika anda sudah lama  tidak bergerak (imobilisasi) karena masalah medis

- Makan makanan kecil dan rendah karbohidrat pada penderita hipotensi postprandial (varian bentuk hipotensi ortostatik).

  • Menggunakan kaus kaki (stocking) kompresi. Kaus kaki ini akan memberi tekanan pada kaki bagian bawah, yang membantu meningkatkan aliran darah.
  • Jika ada obat yang menyebabkan tekanan darah menurun, dapat diganti dengan obat lain atau dilakukan penyesuaian dosis obat tersebut.
  • Obat yang menaikkan tekanan darah, termasuk Fludrokortison, dapat diberikan



3. Terapi Hipotensi Neurogenik

  • Lakukan perubahan gaya hidup, seperti:
  • Menghindari situasi yang memicu gejala, seperti berdiri dalam waktu lama.
  • Manajemen stres,  menguasai kecemasan, jengkel, dan ketakutan.
  • Minum banyak air putih atau minuman olahraga yang mengandung natrium dan kalium.
  • Meningkatkan asupan garam (sesuai saran dokter anda), atau kapsul garam
  • Belajar mengenali gejala yang terjadi sebelum pingsan dan mengambil tindakan untuk menaikkan tekanan darah anda. Misalnya, duduk dan meletakkan kepala diantara kedua lutut, atau berbaring dengan kaki ditinggikan diatas posisi jantung
  • Jika suatu obat menyebabkan hipotensi, maka perlu untuk mengganti obat itu atau menyesuaikan dosisnya.
  • Dapat diberikan obat-obatan terapi HN, seperti kapsul garam, pseudo-ephedrine, teofilin, sertraline, fluoxetine, dan lain-lain.



4. Terapi Hipotensi berat yang berhubungan dengan Syok

Syok adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa. Orang yang mengalami hipotensi berat dengan tanda-tanda syok, membutuhkan perawatan segera dari petugas medis. Langsung hubungi ambulans rumah sakit terdekat.

Tujuan pengobatan hipotensi berat yang berhubungan dengan syok adalah:

  • Mengembalikan aliran darah ke organ secepatnya untuk mencegah kerusakan organ, misalnya berbaring dengan menempatkan kaki lebih tinggi dari dada
  • Menemukan dan mengatasi penyebab syok, misalnya jika ada perdarahan, coba membalut tekan dengan perban atau jika perlu diikat dengan tidak terlalu kuat, dan dibuka secara mudah, contoh ikat dengan "simpul tali sepatu"
  • Banyak minum cairan ber-elektrolit jika penderita masih sadar dan bisa menelan.
  • Darah atau cairan khusus dimasukkan ke dalam aliran darah untuk mengembalikan aliran darah ke organ tubuh. Obat-obatan dapat membantu meningkatkan tekanan darah atau membuat detak jantung lebih kuat.
  • Bergantung pada penyebab syok, perawatan lainnya-seperti obat antibiotika atau operasi-mungkin diperlukan.

Penutup

Hipotensi secara umum tidak berbahaya, kecuali jika menjadi tanda dari berbagai penyakit serius, dan pada pada hipotensi yang mendahului syok. Akan tetapi, hipotensi juga bisa berbahaya jika menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh, sehingga orang bisa terjatuh dan terantuk benda keras, atau menyebabkan pingsan.

Dari berbagai pustaka, saya belum pernah membaca bahwa makan banyak daging kambing dapat mengatasi hipotensi. Itu hanya mitos yang dapat membahayakan jika diikuti. Memang daging kambing muda relatif tidak tinggi kolesterolnya, tetapi jelas tidak dianjurkan oleh para pakar kedokteran untuk mengatasi hipotensi.

Lebih baik kita berusaha memahami gejala-gejala dan tanda-tanda hipotensi, serta tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah hipotensi membahayakan seseorang. Kita bisa mengingatkan pada orang-orang tua kita untuk tidak segera berdiri saat turun dari tempat tidur, melainkan duduk dulu. Kita juga bisa membaringkan telentang seseorang, dengan gejala dan tanda hipotensi, lalu meletakkan kakinya dalam posisi lebih tinggi dari kepalanya, saat tanda-tanda dan gejala hipotensi jelas terjadi. Pada keadaan hipotensi yang akan menjadi syok atau bila terjadi syok, maka anda di Jakarta dan sekitarnya dapat menghubungi ambulans 118 dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, atau (021) 1500135. 

Terimakasih. Mohon maaf untuk segala kekurangan tulisan ini. Salam Hormat dan Tabik!    

Daftar Bacaan

  • National Heart, Lung, and Blood Institute. 2010. What is Hypotension? (daring), 17 Juli 2017
  • Mayo Clinic. April 22, 2017. Low blood pressure (hypotension) (daring), 17 Juli 2017
  • WebMD. February 20, 2017. Understanding Low Blood Pressure - Diagnosis and Treatment (daring), 18 Juli 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun