Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Melakukan Pertolongan Awal Pada Penyakit Jantung Koroner dan Kadar Kolesterol Tinggi

27 Juni 2017   13:18 Diperbarui: 10 November 2017   02:24 10237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I. PENDAHULUAN

Menjelang hari lebaran, makanan sering - entah kenapa - menjadi bertambah enak, sehingga acapkali kontrol terhadap konsumsi makanan, khususnya bagi individu yang cenderung terganggu metabolisme lemak dalam tubuhnya, menjadi longgar. Banyak orang melakukan ‘Bukber’ dengan makanan yang bersantan, makanan resto cepat-saji, kerap mengkonsumsi makanan 'dairy products’ (mentega, susu full-cream, keju, cokelat), banyak makan jeroan (hati, usus, babat, iso), sop dan soto berkaldu kental, gulai, sea-food (udang, kepiting dan cumi-cumi), serta segala makanan yang mengandung lemak jenuh berkadar tinggi.

Saat hari raya lebaran, ketika bersilaturahmi ke rumah keluarga, kerabat dan handai-taulan, makanan yang terhidang umumnya nyaris sejenis di setiap rumah yang dikunjungi, yaitu: ketupat sayur, rendang, opor ayam, semur daging, emping melinjo, udang, sayur buncis, kacang goreng, dan sebagainya.

Tentu saja tradisi yang sudah mengakar di masyarakat kita ini tidak salah. “Toh cuma setahun sekali!” dan “Ah cuma sedikit kok!” atau “Kan hanya sekedar mencicipi?!”. Semua alasan tersebut benar dalam konteks budaya nusantara kita ini. Setelah menjalankan kewajiban agama untuk berpuasa sebulan penuh, maka sambil bersilaturahmi dan bermaaf-maafan, tidak ada salahnya kita merayakannya dengan makan makanan yang “enak-enak”.

Yang jadi masalah ialah jika acara “bukber” selama sekian hari berturut-turut dan “sekedar mecicipi” itu, terus-menerus dilakukan, yang dapat mengakibatkan akumulasi lemak jenuh pada tubuh. Pada orang yang metabolisme tubuhnya masih “normal” hal tersebut bukan masalah. Tetapi bagi mereka yang menderita atau yang cenderung terganggu metabolisme lemak tubuhnya, maka hal ini dapat menyebabkan masalah yang dapat mengancam kesehatan bahkan keselamatannya.

Tentunya sudah kita ketahui bersama bahwa penumpukan lemak jenuh dalam tubuh akan menyebabkan pembentukan plak (plaque) yang akan menyumbat pembuluh darah. Bila yang tersumbat pembuluh darah jantung dan / atau pembuluh darah otak, maka hal itu akan menyebabkan serangan jantung akut atau stroke.

Beberapa saat atau beberapa hari setelah hari raya, kami, yang bekerja di rumah sakit, sering menerima pasien dengan keluhan dan tanda: nyeri kepala yang hebat, tekanan darah meningkat, vertigo, nyeri pada sendi kaki dengan bengkak dan kemerahan, bahkan nyeri dada (yang cukup sering merupakan serangan jantung koroner).

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan tentang pengenalan gejala dan penanganan awal dari nyeri dada yang diduga penyakit jantung koroner akut, serta sakit kepala atau vertigo akibat gangguan kadar lemak darah (dislipidemia). Pada kesempatan mendatang, penulis akan berusaha untuk menyampaikan tentang pengenalan dan penanganan awal keadaan peningkatan tekanan darah (hipertensi) dan nyeri sendi karena artritis gout akibat penumpukan kristal sodium urat di sendi-sendi tubuh. 

II.Penyakit Jantung Koroner, Vertigo dan Sakit Kepala hebat akibat Dislipidemia

II.1. NYERI DADA (YANG DIDUGA) PENYAKIT JANTUNG KORONER

*) Gejala Penyakit:

a.Sifat nyeri: dada terasa berat seperti ditindih, atau seperti diremas, terasa panas seperti terbakar. Rasa nyeri itu tidak dipengaruhi perubahan posisi tubuh sedangkan pusat nyeri sulit ditentukan oleh si penderita. Biasanya penderita tidak dapat menunjuk satu titik lokasi yang paling terasa nyeri secara tepat dan pasti.

b.Lokasi nyeri: dibelakang tulang dada (tengah dada), dada bagian kiri depan dan samping kiri dada, nyeri juga dapat dimulai dari dada kiri atas sampai dengan puting susu kiri bahkan uluhati.

c. Lama nyeri: sangat berbahaya (jika nyeri berlangsung lebih dari 15 menit dan terus-menerus terasa) dan dianggap berbahaya (jika nyeri dirasakan lebih dari 5 menit tetapi kurang dari 15 menit)

d. Yang memperberat nyeri / pencetus nyeri: aktivitas fisik, kerja dan olahraga, serta makan terlalu banyak. Ada laporan ilmiah yang menyatakan bahwa tertawa ataupun menangis yang berlebihan-pun dapat mencetuskan nyeri dada karena penyakit jantung koroner akut.

e. Yang memperingan nyeri: Istirahat, minum obat isosorbid dinitrate (misalnya obat Ced*c*rd)

f. Penjalaran nyeri: bisa tidak menjalar atau menjalar sepanjang lengan kiri sampai tangan kiri, menjalar ke leher / rahang / gigi bagian kiri, perut kiri atas dan punggung.

g. Keluhan lain: berdebar-debar / denyut jantung terasa tak teratur, keringat dingin, sesak nafas, mual sampai muntah, nyeri uluhati, “rasa tak enak didada”,  seperti rasa “masuk angin”, maupun  ”angin duduk”; yang terjadi pada penderita dengan faktor-faktor risiko yang akan disampaikan dibawah ini.

h. Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner:

i) Umur: Pada pria berusia lebih dari (>) 40 tahun, wanita > 50 tahun / pasca menopause.

ii) Gemuk (Lingkar perut > 90 cm pada pria dan > 80 cm pada wanita. Juga disebut gemuk bila Indeks Massa Tubuh / IMT = Berat Badan (kilogram) dibagi kwadarat Tinggi Badan (meter2) sebesar > 27 kg/m2

iii) Perokok.

iv) Gangguan profil kadar lemak tubuh (Dislipidemia), yaitu salah satu atau kombinasi dari kadar kolesterol total darah yang tinggi (> 200 mg/dL), kolesterol LDL tinggi (> 130 mg/dL), kolesterol HDL rendah (< 40 mg/dL) atau trigliserida tinggi (> 150 mg/dL).

v) Stres fisik yang berat (misalnya sehabis mengemudikan mobil jarak jauh untuk “mudik” pulang-pergi), maupun stres psikis: kecewa, sedih atau marah yang berlebihan, terutama pada orang-orang dengan kepribadian tipe A (ambisius).

vi) Hipertensi:Tekanan Darah Sistolik ≥ 140 mmHg dan / atau Tekanan Darah Diastolik ≥ 90 mmHg. Jadi jika Tekanan Darah ≥ 140/90 mmHg, dikategorikan hipertensi.

vii) Diabetes melitus: Glukosa Darah Puasa ≥ 126 mg/dL dan Glukosa darah 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL atau kadar hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) ≥ 6,5 %.  

viii) Riwayat penyakit pada diri sendiri atau riwayat penyakit dalam keluarga yang mengalami serangan jantung koroner dan / atau stroke.

ix) Kurang gerak / olahraga, ‘sedentary life-style’, terlalu lama duduk diam disuatu posisi tubuh.

x) Adanya penyakit Pengentalan Darah(Sindrom Anti Fosfolipid/ Hughes Syndrome), serta wanita pengguna pil KB dalam waktu lebih dari 5 tahun secara rutin.

JIKA ADA PENDERITA NYERI DADA DENGAN BEBERAPA FAKTOR RISIKO DI ATAS, MAKA PERLU UNTUK SEGERA PERGI KE RUMAH SAKIT TERDEKAT dan MELAKUKAN PEMERIKSAAN REKAM LISTRIK JANTUNG (EKG) serta ENZIM JANTUNG

(Sumber Gambar: http://www.medindia.net/images/common/patientinfo/950_400/coronary-heart-disease.jpg)

**) Pertolongan Pertama Nyeri Dada yang diduga akibat Penyakit Jantung Koroner

a. Buka baju penderita, buka dasi dan benda-benda yang menyempitkan jalan nafas.

b. Baringkan ditempat dengan udara bersih dan sejuk, jangan dikerumuni, bawa masuk ke dalam ruangan jika sebelumnya ia berada diluar ruangan. Hindari panas matahari. Jika memungkinkan berikan oksigen dengan kanul nasal. Pemakaian oksigen kaleng (canned oxygen) dapat juga dilakukan

c. Ukur tekanan darah lengan (jika memiliki tensimeter elektronik, misalnya: merk O*ron atau T*rum*), sebanyak 2 kali dengan interval 5 menit, dan jika memungkinkan diukur pada kedua lengan secara bergantian. Ukur denyut nadi lengan bawah atau samping leher penderita selama 1 menit.

d. Jika tekanan darah ≥ 100/60 mmHg, berikan asetosal, minimal 160 mg (= asp”ll*ts 2 sampai 4 tablet @ 80 mg, atau asp*r*n 1/2 sampai 3/4 tablet). Berikan juga isosorbid dinitrate / ISDN 5 mg (misalnya Ced*c*rd) yang digerus, lalu ditaruh dibawah lidah. Jika penderita sebelumnya dengan “sakit maag” berat (sering mual, kembung dan nyeri uluhati jika ia minum obat penghilang nyeri atau alkohol), berikan Ranitidine tablet (150 mg) atau Omeprazole 20 mg, 10 menit sebelum atau bersamaan dengan pemberian asp*ll*ts dan ced*c*rd. Selain itu diberikan 1 tablet Bisoprolol 5 mg, jika frekwensi denyut nadi ≥ 70 kali/menit dan teratur denyutnya.

e. Dapat ditambahkan Simvastatin atau Atorvastatin (obat penurun kolesterol) 30-40 mg pada penderita dengan / atau  tanpa gangguan kadar kolesterol (Dislipidemia) atau dengan riwayat penyakit gangguan kadar lemak darah di masa lalu.

f. Pada penderita dengan riwayat hipertensi sebelumnya, terutama jika tidak diobati teratur, dapat diberikan diltiazem (= H*rbess*r 30 mg) 1 tablet. Obat ini diberikan jika nyeri dada disertai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan denyut nadi teratur.

g. Jika terdapat gejala-gejala: muntah-muntah hebat, keringat dingin, ujung-ukung jari kaki dan tangan teraba dingin, riwayat hipertensi yang tidak diketahui sebelumnya, tekanan darah rendah ≤ 90/60 mmHg, dan denyut nadi sulit diukur serta sangat tidak teratur; maka diltiazem dan bisoprolol tak perlu diberikan. Cukup diberikan asp*ll*ts 3 tablet @ 80 mg, digerus dan ditaruh dibawah lidah. Lalu segera hubungi ambulans jantung.

h. Jika anda ragu-ragu atau tidak sanggup memberikan pertolongan awal, hubungi Ambulans Jantung RS Harapan Kita telp: (021) 5682424 atau Ambulans RSCM telp: (021) 118, atau Ambulans RS Mayapada Lebak Bulus, telp (021) 29215555 dan 29217777 untuk wilayah JABDODETABEK. Kalaupun anda sudah memberi pertolongan awal, penderita tetap harus dievakuasi dengan ambulans karena diperlukan tindak lanjut di rumah sakit untuk mengatasi penyakit jantung koroner.

***) Saran:

1. Sediakan Asetosal (Asp*ll*ts), Isosorbid Dinitrat (Ced*ca*d), Simvastatin atau Atorvastatin dan Ranitidine atau Omeprazole dirumah atau dalam kendaraan yang membawa anda mudik. Hal ini wajib dan mutlak jika anda atau keluarga memiliki BEBERAPA RISIKO penyakit jantung koroner, seperti yang sudah disampaikan di atas.

2. Atasi faktor risiko yg dapat dihindari (rokok, kegemukan, kurang gerak, dan lain-lain)

3. Jika Anda memiliki beberapa faktor risiko seperti tersebut diatas, lakukan check-up jantung secara rutin 2-3 kali / tahun.

4. Jika anda telah pernah terkena serangan jantung koroner, maka diet, olahraga, penghindaran faktor-faktor risiko, kontrol rutin dan minum obat terutama asp*ll*ts atau klopidogrel dilakukan rutin, mungkin untuk SEUMUR HIDUP, disamping obat-obat lainnya.

II.2. NYERI KEPALA HEBAT, VERTIGO DAN RASA BERAT DI LEHER KARENA DISLIPIDEMIA:

1. DEFINISI UMUM DISLIPIDEMIA: gangguan metabolisme (penbentukan dan pemecahan lemak tubuh). Dislipidemia adalah faktor risiko penting dari penyakit jantung koroner dan Stroke. 

Penyumbatan pembuluh darah yang mengalir ke arah kepala, menyebabkan kurangnya oksigen  dan nutrisi jaringan, baik pada otak maupun jaringan-jaringan tubuh diluar otak. Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala maupun rasa pusing berputar (vertigo), pegal-pegal, maupun rasa kesemutan atau kebas pada jari-jari tangan maupun kaki.

2.GEJALA: nyeri kepala (berdenyut-denyut, kepala terasa berat, seperti diikat tali, atau ditindih benda berat), bahu dan leher belakang terasa berat, “pusing sebelah kepala” (migraine-like headache), pegal-pegal atau kebas dan kesemutan pada tangan atau kaki. Sering juga terjadi vertigo (rasa pusing berputar) yang sering diikuti rasa mual atau telinga berdenging. Pada beberapa kasus, keadaan ini bisa berlanjut menjadi Stroke.

Dislipidemia terdiri dari:

a. Hipertrigliseridemia (Kadar Trigliserida darah > 150 mg/dl)

b. Gangguan Kadar Kolesterol darah:

b.1. Kolesterol total (TC) > 200 mg/dL

b.2  Kolesterol LDL (kolesterol “jahat”) > 130 mg/dL

c. Kolesterol HDL (kolesterol ”baik”) < 40 mg/dL

3. TERAPI SAKIT KEPALA /  VERTIGO KARENA DISLIPIDEMIA

3.1. Pemberian ANTI NYERI untuk SAKIT KEPALA, seperti minum obat PARACETAMOL 500 sampai 1000 mg sebanyak 3 sampai 4 kali atau IBUPROFEN 400 mg, 1 jam setelah makan, dapat dilakukan. Tentu sebaiknya, jika memungkinkan, hal ini dikonsultasikan dulu dengan dokter anda. Jika ada riwayat dispepsia (sering merasa tidak enak di ulu hati berupa: perih, mual dan kembung), maka anda bisa lebih dulu minum Ranitidine 150 mg atau omeprasole 20 mg. Sekali lagi, jika memungkinkan KONSULTASIKAN DULU DENGAN DOKTER ANDA, atau anda bisa mengunjungi situs Facebook tertentu misalnya: “Tanya Dokter Spesialis Penyakit Dalam” di https://www.facebook.com/tanyadrspesialispenyakitdalam/

3.2. Untuk VERTIGO (pusing berputar), umumnya dapat  diatasi dengan golongan antihistamin seperti Betahistine Mesylate (Bet*s*rc 8-24 mg, 1 tablet /hari atau Mer*sl*n 6 mg, 2 tablet/hari)

3.3. Jika terdapat mual atau pusing, dapat diminum dulu obat anti mual seperti Domperidon, 2-3 tablet / hari, 1 jam sebelum makan

3.4. Untuk anda yang dalam perjalanan, maka obat anti mabuk perjalanan yang dijual bebas di pasaran, dapat membantu mencegah vertigo, biasanya obat diminum 2-3 jam sebelum melakukan perjalanan.

3.5. Jika anda mengalami kadar kolesterol total dan / atau kadar kolesterol LDL yang tinggi, anda dapat meminum obat penurun Kolesterol seperti golongan ‘Statin’, misalnya Simvastatin atau Atorvastatin 20 sampai 40 mg (tergantung berat badan), 1 tablet perhari, biasanya diminum pada malam hari sekitar jam 22.00,. 

Sedangkan untuk menurunkan Trigliserida, anda dapat meminum golongan Gemfibrozil atau Fibrat, misalnya Hyp*rch*l 300 mg. sebanyak 1 kapsul/hari. 

Untuk meningkatkan kolesterol yang baik (Kolesterol HDL), anda dapat makan makanan yang tinggi kadar Omega-3 nya seperti ikan Salmon, atau meminum kapsul suplemen Omega-3 1000 mg, sebanyak 1-2 kapsul sehari. Ikan Salmon yang benar-benar berasal dari laut utara (Artic) adalah sumber terbaik Omega-3

3.6. Diet Rendah Lemak Jenuh (dapat dibaca di tulisan saya pada Kompasiana): “BENARKAH BERPUASA DAPAT MENJADI SOLUSI DARI KEGEMUKAN”, disini: http://www.kompasiana.com/dotatas/benarkah-berpuasa-dapat-menjadi-solusi-dari-kegemukan_593b811d519373d5195a033d

3.7. Olahraga Rutin: jika memunginkan, sebaiknya penderita Dislipidemia, TETAP BEROLAHRAGA RUTIN, misalnya dengan berjalan cepat 4 kali / minggu dengan durasi 45 menit sampai 60 menit setiap kalinya. Di lain waktu saya akan berusaha untuk menulis tentang olahraga sebagai cara untuk menurunkan berat badan dan membantu mengatasi dislipidemia.

III.PENUTUP

Kebijaksanaan, disiplin dan kontrol dalam menyantap makanan menjelang akhir bulan puasa serta saat hari raya lebaran dan sesudahnya, perlu tetap dijaga. Ingat ujaran dalam agama: “Makanlah sebelum kau lapar dan berhentilah sebelum kekenyangan”

Saya mengingatkan kembali agar saudara-saudara yang pernah atau cenderung mengalami kedua penyakit tersebut di atas, untuk berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter anda sebelum mengakhiri puasa dan sebelum menempuh perjalanan mudik yang jauh, serta setelah hari libur lebaran usai. Tulisan ini TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBUAT ANDA TIDAK BERKONSULTASI TERLEBIH DULU DENGAN DOKTER dalam hal pemakaian obat-obatan yang saya sampaikan di atas.  

Apa yang saya tulis ini hanya gambaran umum saja. Untuk mendiagnosis dan menilai keadaan kesehatan seseorang, sangat diperlukan assesement dari dokter. Setiap individu dapat berbeda respons dan gejalanya terhadap suatu penyakit yang sama. VARIABILITAS RESPONS INDIVIDU DALAM HAL GEJALA PENYAKIT dan EFEK SUATU TERAPI, SANGAT BESAR.

Perlu diingat juga, semua OBAT YANG DISAMPAIKAN DIATAS, HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Obat dengan resep dokter juga membantu agar anda TERHINDAR DARI OBAT PALSU yang banyak beredar dipasaran. Hindari obat yang TIDAK JELAS MEKANISME KERJANYA (yang katanyakatanya atau berdasarkan info kesehatan hoax di internet atau yang ditulis oleh penulis yang tidak berkompeten dibidang kesehatan,…bisa mengobati sakit A, sakit B, sakit C, sakit D, sakit E, dan seterusnya sampai sakit Z (BANYAK SEKALI KHASIATNYA…ha..ha..ha…)

KATANYA SIAPA TENTANG KHASIAT OBAT ITU.?!..TIDAK JELAS!! SERINGKALI TIDAK ADA BUKTI RISET ILMIAH / PENELITIANNYA. Mungkin yang jelas…KATA PENJUALNYA…!!!....ha..ha..ha…ha.

Hindari “Obat” yang PABRIK PEMBUATNYA TIDAK TERDAFTAR pada BALAI PENGAWASAN OBAT dan MAKANAN (BPOM), dan HINDARI MEMBELI OBAT LANGSUNG DI APOTIK tanpa resep dokter.

Akhirul kata, saatnya telah tiba, penulis menyampaikan:

Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1438 H. Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Tuhan memampukan kita untuk selalu berusaha memelihara kesehatan kita. Amen!

Daftar Bacaan

1. Manalu, M SM. 2012, Ancaman Beberapa Penyakit Degeneratif (daring), Mangatas SM ManaluMinistry,http://olehkasihnya.com/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=17&Itemid=33. 26 Juni 2017

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016 (daring), Cegah Diri Dari Penyakit Jantung, http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-16101100007. 25 Juni 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun