Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Perpanjangan Kontrak Pep Guardiola dengan Manchester City Bukan Blunder

21 November 2024   08:09 Diperbarui: 21 November 2024   11:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola memberikan instruksi dari pinggir larangan. Foto: Kamil Krzaczynski/AFP via Kompas. com

Posisi Pep Guardiola sebagai pelatih Manchester City mendapat sorotan sebelum jedah internasional. Pasalnya, Man City mengalami 4 kekalahan beruntun di setiap laga dalam tiap kompetesi yang diikuti. Hasil negatif itu pun menjadi rekor terburuk dalam karir kepelatihan Guardiola.

Situasi itu seperti mempertegas spekulasi bahwa tempat dari pelatih asal Spanyol itu di Man City bisa benar-benar berakhir pada akhir musim ini. Ya, masa kontrak Guardiola sebenarnya berlangsung hingga akhir musim 2024/25 ini.

Masa kontrak kerja Guardiola di Man City sebenarnya sudah masuk pusaran spekulasi dan rumor. Salah satu rumor yang beredar adalah niat Timnas Brasil untuk merekrut Guardiola sebagai pelatih. Spekulasi itu ternyata isapan jempol belaka.

Juga, spekulasi akhir dari masa kerja Guardiola di Man City diperkuat tatkala salah satu rekan dekat Guardiola dari Barcelona dan kemudian di Man City, Txiki Begiristain yang mengakhiri masa baktinya sebagai direktur bola Man City. Begiristain akan digantikan oleh Hugo Viana, yang pernah menjadi direktur bola di Sporting Lisbon dan mantan pemain Newcastle United.

Akan tetapi, kabar dari Man City menunjukkan bahwa Guardiola mau memperpanjang kontraknya semusim di Man City hingga 2026. Bahkan, seturut laporan Sky Sports (20 November 2024), Guardiola dan Man City sepakat dengan opsi perpanjangan kontrak hingga 2027.

Sebenarnya, dalam 9 musim di Man City, Guardiola sudah dua kali melakukan perpanjangan kontrak. Pada tahun 2020, Guardiola memperpanjang kontraknya hingga 2023.

Lalu, pada tahun 2022, Gurdiola kembali memperpanjang kontraknya hingga tahun 2025 mendatang. Kalau ditotal dengan tahun 2024 ini, tiga kali Guardiola memperpanjang kontraknya selama berada di Man City.

Perpanjangan kontrak kali ini membuat Guardiola berada satu dekade di Man City. Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu bergabung dengan Man City pada tahun 2016.

Dalam sembilan musimnya, Guardiola sudah mempersembahkan 18 trofi untuk Man City, termasuk 6 trofi Premier League dan 1 trofi Liga Champions, yang sekaligus trofi perdana dalam sejarah klub tersebut.

Guardiola dan kesuksesan Man City dalam sembilan tahun terakhir sulit dipisahkan begitu saja. Rasanya, sangat rumit bagi Man City untuk membiarkan pelatih berusia 53 tahun itu hengkang dari Man City, terlebih lagi tanpa dibarengi penganti yang sepadan dan tepat sasar.

Pasalnya, Guardiola dikenal sebagai pelatih yang membangun sistem bermain dalam setiap tim yang dilatihnya, termasuk di Man City. Sistem itu diperkuat oleh seleksi pemain yang tak ketat.

Bukan rahasia lagi jika Guardiola bukanlah seorang pelatih yang bermental "panic buying", tetapi pelatih yang begitu jeli dan pasion dalam mendapatkan pemain yang diinginkan. Ketika pemain yang diinginkan tak didapatkan, Guardiola tak panik untuk mencari opsi berbeda.

Juga, Guardiola cenderung mencari pemain yang tak begitu "popular" tetapi mempunyai prospek yang cukup besar untuk tim. Nama seperti Rodri, Kevin de Bruyne, Julian Alvarez dan Jeremy Doku adalah beberapa nama yang naik ke permukaan berkat polesan Guardiola.

Tak pelak, hampir semua pemain yang diperoleh Guardiola dalam satu dekada terakhir tampil pada level terbaik. Termasuk para pemain dari didikan akademi klub yang ikut berkontribusi untuk tim.

Bahkan, pemain yang dijual oleh Man City di era Guardiola mendapatkan harga pasar yang tinggi lantaran mereka dijual bukan karena kemerosotan tetapi karena jam bermain yang terlihat minim dalam skema permainan Man City. Julian Alvarez menjadi edisi terakhir yang dijual Man City dengan harga tinggi ke Atletico Madrid.

Oleh sebab itu, terlepas dari performa tak konsisten Man City dalam empat laga terakhir pada musim ini, perpanjangan kontrak Guardiola bukanlah sebuah blunder. Malahan, itu bisa menjadi titik balik Man City untuk kembali pada jalur yang tepat.

Guardiola sudah dikenal sebagai pelatih yang mampu membuat situasi rumit teratasi dengan jalan yang baik. Memang, untuk sementara persoalan Man City disebabkan oleh faktor cedera, terlebih khusus pemain andalannya Rodri dan juga ketidakbugaran Kevin de Bruyne.

Kedua pemain tersebut sudah menjadi bagian penting dalam sistem permaian Guardiola. Rodri seperti menjadi pusat penggerak mesin permainan Man City.

Sama halnya, De Bruyne yang tampil tanpa henti di lini tengah sebagai penerobos dan penghubung tiap lini. Kehilangan kedua pemain itu secara tak langsung melumpuhkan sistem kerja yang sudah terbangun.

Di balik itu juga, Guardiola tak begitu melakukan perekrutan pemain pada bursa transfer lalu. Hanya dua pemain yang didatangkan Man City yakni Savio dari Girona dan kepulangan I. Gundongan dari Barcelona.

Barangkali timnya membutuhkan penyegaran yang bisa menjadi solusi dalam menemukan ritme terbaik. Untuk itu, bursa transfer pemain di bulan Januari bisa menjadi opsi. Akan tetapi, hal itu sangat bergantung pada Guardiola yang tak gampang menilai bahwa kemerosotan performa timnya disebabkan oleh minimnya pembelian pemain.

Lebih jauh, tren Man City di tangan Guardiola adalah tampil konsisten memasuki paruh musim kedua. Tiga musim berturut-turut, Man City berhasil menjadi juara Premier League lantaran performa konsisten ketika memasuki paruh kedua musim kompetesi. Jadi, untuk saat ini sangat sulit untuk menentukan tim mana yang bisa keluar sebagai juara.

Liverpool yang berada di puncak klasemen dan memiliki rekor konsisten sejauh ini tetap berwaspada dengan Man City. Guardiola sepertinya masih mencari formula yang tepat dalam menutup ruang yang ditinggalkan Rodri sekaligus mencari ritme berbeda saat pemain penting seperti Kevin de Bruyne belum terlalu fit tampil penuh bersama tim.

Ketika formual itu ditemukan, Man City terlihat menjadi tim yang sulit dihentikan. Ya, Guardiola sudah membangun sistem yang kuat di Man City.

Hal itu membuat Man City sebagai tim yang tak gampang untuk terjerembab ke dalam jurang kemerosotan yang cukup dalam saat tampil tak konsisten. Juga, Man City menjadi tim yang gampang bangkit ketika tak tampil konsisten.

Performa impresif itu tak lepas dari sulaman tangan Pep Guardiola selama 9 musim. Oleh sebab itu, perpanjangan kontraknya bersama Man City bukanlah blunder.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun