Lebih jauh, tren Man City di tangan Guardiola adalah tampil konsisten memasuki paruh musim kedua. Tiga musim berturut-turut, Man City berhasil menjadi juara Premier League lantaran performa konsisten ketika memasuki paruh kedua musim kompetesi. Jadi, untuk saat ini sangat sulit untuk menentukan tim mana yang bisa keluar sebagai juara.
Liverpool yang berada di puncak klasemen dan memiliki rekor konsisten sejauh ini tetap berwaspada dengan Man City. Guardiola sepertinya masih mencari formula yang tepat dalam menutup ruang yang ditinggalkan Rodri sekaligus mencari ritme berbeda saat pemain penting seperti Kevin de Bruyne belum terlalu fit tampil penuh bersama tim.
Ketika formual itu ditemukan, Man City terlihat menjadi tim yang sulit dihentikan. Ya, Guardiola sudah membangun sistem yang kuat di Man City.
Hal itu membuat Man City sebagai tim yang tak gampang untuk terjerembab ke dalam jurang kemerosotan yang cukup dalam saat tampil tak konsisten. Juga, Man City menjadi tim yang gampang bangkit ketika tak tampil konsisten.
Performa impresif itu tak lepas dari sulaman tangan Pep Guardiola selama 9 musim. Oleh sebab itu, perpanjangan kontraknya bersama Man City bukanlah blunder.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H