Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setahun Lebih Timnas Spanyol Belum Terkalahkan

16 Oktober 2024   07:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen ketika Spanyol menjadi juara Piala Eropa 2024 di Jerman. Foto: Dok. UEFA via Kompas. com

Tahun 2024 menjadi salah satu momen terindah untuk Tim Nasional sepak bola Spanyol. Selain menjadi juara Piala Eropa 2024 di Jerman, Spanyol juga berhasil meraih medali emas di Olimpiade Paris.

Menariknya, terakhir kali Timnas Spanyol menderita kekalahan pada bulan Maret 2023. Sudah setahun lebih.

Saat itu, Spanyol ditundukan oleh Skolandia. Sejak kekalahan itu, tim asuhan Luis de la Fuente seperti menjauh dari petaka kekalahan.

Termasuk ketika Spanyol menundukkan Serbia dalam lanjutan kualifikasi UEFA Nations League dengan skor telak 3-0 di Estadio Nuevo Arcangel, Cordoba, Spanyol. Dalam laga ini, Spanyol tampil mendominasi.

De la Fuente melakukan rotasi pemain secara besar-besaran. Hampir pemain La Roja yang tampil regular sepanjang Piala Eropa 2024 diganti dengan muka-muka baru.

Rotasi itu dibuat karena faktor cedera dan juga kondisi pemain. Rodri yang menjadi andalan Spanyol di lini tengah sementara cedera panjang, Lamine Yamal dipulangkan lebih awal ke Barca, Pedri berada di bangku cadangan, Nico Williams juga cedera, dan Dani Olmo masih dalam proses pemulihan.

Kendati demikian, Spanyol tetap tampil mendominasi atas tamunya. Tercatat Spanyol menguasai 67 persen laga, berbanding terbalik dengan Serbia yang hanya 33 persen.

Dominasi permainan Spanyol tak tumpul, dalam mana hanya berupa operan dari kaki ke kaki di lini tengah. Akan tetapi, Spanyol berhasil mencatatkan 30 tembakan ke gawang Serbia dengan 10 yang tepat sasar dan kemudian 3 gol terlahir.

Sayangnya, kapten tim Alvaro Morata gagal mengkoversi gol dari titik penalti dan tendangan pemain pengganti, Pedri hanya mengenai mistar gawang. Kalau tidak, Spanyol bisa panen gol atas Serbia di Cordoba.

Berkat kemenangan kontra Serbia, Spanyol untuk sementara duduk di puncak klasemen dari empat laga yang telah dimainkan. Tim yang sebenarnya menjadi juara bertahan UEFA Nations League itu pun sudah lolos ke babak perempat final karena sudah berhasil mengumpulkan 10 poin yang mana beda tiga dari Denmark dan dengan hanya meninggalkan 2 laga.

Permainan Spanyol memang berubah di tangan De la Fuente. Mantan pelatih yunior Timnas Spanyol itu tak hanya berpaku pada gaya permainan Tika-taka, tetapi membumbuinya dengan permainan langsung dan pola serangan balik.

Bahkan, Spanyol tak ragu untuk memilih bermain bertahan apabila lawan terlihat superior dalam pola permainan terbuka.

Lebih jauh, peran tangan dingin De la Fuente seperti menjadi aktor penting dari kebangkitan sepak bola Spanyol. Latar belakangnya sebagai pelatih yunior membuatnya bisa mengenal karakter pemain di Timnas Spanyol. Ditambah lagi, De la Fuente sudah mengenal dengan sistem yang terbangun di sepak bola Spanyol.

Kendati banyak pemain yang absen saat bermain kontra Serbia, performa Spanyol tetap stabil. Dengan itu, Spanyol tak hanya mengandalkan dua atau tiga individu semata, tetapi Spanyol benar-benar terbangun sebagai sebuah tim.

Lebih jauh, proses pembinaan di sepak bola Spanyol juga ikut mendukung timnas senior. Makanya, Spanyol seperti tak kehabisan stok untuk mempromosikan para pemain muda.

Morata mengakui peran para pemain muda di tengah keabsenan sebagian besar para pemain Spanyol saat menjamu Serbia.

"Kami memiliki beberapa pemain yang cedera, kami merindukan mereka tetapi kami harus melihat pada sisi positif yang manah pemain muda bisa tampil. Apa yang kami ciptakan itu terasa spesial dan kami harus tetap maju kedepan. Spanyol mempunyai masa depan yang cerah," ungkap Morata menyikapi peran pemain muda dalam skuat Timnas Spanyol sebagai terlansir dalam Reuters (16 Oktober 2024).

Kehadiran para pemain muda itu memang didukung oleh klub-klub di Spanyol. Salah satunya Barcelona yang terus menerus mengorbitkan para pemain muda dan kemudian para pemain muda itu dilirik oleh timnas Spanyol.

Terakhir kali Spanyol menderita kekalahan pada bulan Maret tahun 2023. Sudah setahun lebih. Capaian itu bukanlah kebetulan atau pun atas nama keberuntungan. Akan tetapi, capaian itu merupakan tanda bahwa Spanyol memiliki skuad yang terorganisir dan sistem kerja tim yang solid.

Salam bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun