Hukuman lain juga bisa berupa pengurangan poin atau pun degradasi dari Liga Inggris. Juga, trofi yang teraih dalam masa-masa pelanggaran aturan keuangan bisa saja dibatalkan. Â
Situasi itu tentu saja mengancam eksistensi Man City di Liga Inggris. Di tengah dominasinya yang masih relatif kuat untuk konteks Liga Inggris dan bahkan Eropa, Man City menghadapi tantangan yang cukup besar dari luar lapangan.
Man City bukannya tanpa pembelaan. Beberapa kali, Man City mengelak dari tuduhan-tuduhan yang dilimpahkan. Bahkan, Pelatih Man City, Pep Guardiola secara tak langsung memberikan pembelaan dengan langkah yang dilakukan Man City dalam urusan transfer pemain.
Beberapa kali pelatih asal Spanyol itu melakukan perbandingan pergerakan belanja pemain antara yang dilakukan Man City dengan klub-klub lain di Liga Inggris seperti Manchester United dan Arsenal.
Menurutnya, ketika Man City yang belanja pemain, terlihat orang-orang begitu peduli dan mempertanyakan langkah tersebut. Namun, ketika klub lain yang belanja besar, tak begitu banyak yang mempertanyakannya.
Terang saja, memasuki musim kompetesi 2024/25, Man City termasuk salah satu tim yang "irit" belanja pemain. Man City hanya mengucurkan uang guna mendapatkan Savinho dan Ilkay Guendogan datang dengan gratis dari Barcelona. Gundogan sendiri mantan pemain Man City yang musim lalu memilih untuk pindah ke Barca.
Walau demikian, setelah tiga laga yang telah berlangsung pada musim ini, Man City tetap menunjukkan konsistensi di Liga Inggris. Sejauh ini, Man City menjadi satu-satunya tim yang menang 100 persen dari tiga laga di Liga Inggris dan duduk sebagai pemuncak klasemen sementara.
Man City menghadapi situasi yang rumit lantaran masalah hukum yang mulai masuk meja hijau. Masalah itu bisa saja mempengaruhi kinerja klub dan juga mengancam eksistensi Man City di Liga Inggris.
Salam Bola
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H