Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hasil Community Shield: Pembuktian Erik Ten Hag dan Masalah Tersembunyi Pep Guardiola

10 Agustus 2024   23:48 Diperbarui: 11 Agustus 2024   00:58 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Manchester City merayakan kemenangan di laga Community Shield 2024. Foto: David Rogers/AFP via Kompas.com

Seru! Barangkali inilah salah satu kata sifat yang bisa merangkum jalannya laga antara Manchester United kontra Manchester City pada laga Community Shield di stadion Wembley, London (11 Agustus 2024).

Man City keluar sebagai juara setelah menang drama adu penalti 7-6 atas MU. 

Kedua tim bermain seri 1-1 dalam 90 menit berjalannya laga. Dua gol tercipta pada babak kedua. 

MU awalnya unggul pada menit ke-82 lewat A. Garnacho.Keunggulan MU tak bertahan lama. Lima menit kemudian, pemain Man City, Bernardo Silva menyamakan kedudukan. Tepatnya pada menit ke-89.

Laga pun ditentukan lewat titik penalti. Rupanya, drama keseruan selama 90 menit ikut berlanjut lewat drama adu penalti.

 Menariknya, Bruno Silva sebagai penendang penalti Man City gagal mengkoversi tendangan penalti. 

Namun, MU gagal memanfaatkan hal itu lantaran penendang ke-4 MU, Jadon Sancho juga gagal mencebloskan bola ke gawan Man City.

Akibatnya, drama adu penalti dilanjutkan hingga penendang ketujuh. Dewi fortuna tak berpihak pada MU, yang mana penendang ketujuh MU, John Evans gagal menjebol gawang MU, sementara penendang ketujuh Man City, M. Akanji berhasil mencetak gol. 

Tendangan Akanji itu menandai kesuksesan Man City sebagai juara dari turnamen Community Shield, sekaligus memupuskan ambisi MU untuk mengulangi kesuksesan yang sama membungkam Man City pada Piala FA 2024.

Kendati demikian, laga Community Shield yang kerap dipandang sebagai pembuka kompetesi Liga Inggris musim kompetesi baru bisa menjadi bahan pelajaran dan evaluasi.

Pembuktian Erik Ten Hag

Kendati kalah lewat drama adu penalti, pelatih Erik Ten Hag patu diapresiasi. Pelatih asal Belanda ini tak memberikan kejutan dalam laga ini. Ten Hag memainkan formasi andalannya 4-2-3-1.

Hanya saja, dalam formasi ini, Bruno Fernandes yang biasanya dimainkan sebagai pemain bernomor 10 di belakang striker didapuk sebagai striker. Lalu, A. Diallo yang berposisi sebagai bek kiri digeser menjadi penyerang di sisi kanan MU.

Formasi itu bisa mengimbangi permainan Man City. Tim berjuluk "The Citizens" tak begitu menguasai jalannya laga.

Tercatat Man City menguasai bola sebanyak 56 persen dan mencatatkan 9 tembakan ke gawang MU. Sebaliknya, MU agak lebih efektif dengan 8 tembakan ke gawang 2 yang tepat sasar.

Dari statistik ini, MU berhasil mengimbangi dominasi MU. Juga, pasukan Ten Hag berhasil mencari celah untuk menembus barisan belakang Man City.

Upaya serangan MU dibarengi dengan kesolidan di lini belakang. Sebanyak 8 kali MU menghalau serangan Man City, yang mana 3 kali melakukan blok atas upaya Man City melakukan langsung.  

Artinya, Ten Hag bisa memberikan bukti bahwa timnya bisa tampil meyakinkan pada musim depan. Pendek kata, MU bisa menjadi pesaing yang kuat di puncak klasemen apabila menimbang pada bagaimana MU mengimbangi permainan Man City dalam laga Community Shield.

Masalah Tersembunyi untuk Pep Guardiola

Walaupun menang, Man City perlu mempelajari bebarapa hal dari laga kontra rival abadinya di Community Shield. Paling pertama bahwa dominasinya mulai diimbangi oleh MU.

Artinya, dominasi Man City dalam menguasai jalannya laga mulai diimbangi oleh tim-tim lain. Bukan rahasia lagi jika salah satu kekuatan Man City di tangan kepelatihan Pep Guardiola adalah dominasi dalam menguasai laga. Termasuk saat bermain kontra rival sekota MU.

Namun, dalam laga Community Shield, MU berhasil mengimbangi Man City. Intensitas Man City bisa diimbangi oleh MU.

Artinya, kekuatan Man City gampang terbaca oleh lawan-lawannya, termasuk oleh MU. Para MU tak ragu untuk melakukan operan dari kaki ke kaki mengimbangi permainan Man City.

Masalah itu pun bermuarah pada situasi di mana Man City tak begitu aktif dalam bursa transfer pemain sejauh ini.

Sejauh ini, Man City tak begitu gencar dalam urusan transfer pemain. Savio yang dimasukan ke babak kedua masih menjadi satu-satunya pemain yang didatangkan Man City.

Sementara itu, Man City baru kehilangan Julian Alvarez yang pergi ke Atletico Madrid. Sejauh ini, belum ada nama yang bisa mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Alvarez. Paling kurang, Erling Haaland mempunyai pelapis yang sepadan.

Lebih jauh, tidak ada penyegaran atau pun muka-muka baru dalam skuad Man City bisa membuat performa tim menjadi stagnan. Hal itu bisa bermuara pada performa tim yang gampang terbaca dan didikte oleh lawan.

MU tampaknya mampu mengimbangi performa Man City. Keberhasilan MU bisa saja bermuara pada keberhasilan Ten Hag dalam membaca kekuatan Man City, dan juga itu menunjukkan masalah tersembunyi tentang kondisi Man City.

Ketidakaktifan Man City dalam melakukan pembelian pemain atau pun menguatkan skuad bisa menjadi batu sandungan bagi Man City untuk mempertahankan trofi Liga Inggris dalam lima musim berturut-turut.

Man City memang berhasil menjadi juara Community Shield. Akan tetapi, Erik Ten Hag berhasil memberikan bukti bahwa MU bisa berkompetesi ketat di Liga Inggris dan Man City terlihat memiliki masalah tersembunyi dalam mempertahankan trofi Liga Inggris untuk lima musim berturut-turut.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun