Namun, catatan itu tak dibarengi produktivitas Portugal. Sudah dua laga terakhir, Portugal gagal mencetak gol. Itu bisa menjadi alarm bagi Portugal sebelum meladeni Perancis.
Belum lagi, kecenderungan yang masih memercayakan Ronaldo sebagai pencetak gol dari titik penalti dan tendangan bebas.Â
Terbukti dalam laga kontra Slovenia yang mana Ronaldo menjadi algojo dari satu tendangan penalti dan empat tendangan bebas. Hasilnya nihil.Â
Bahkan kegagalan penalti Ronaldo di masa perpanjangan waktu bisa menjadi momen yang sulit untuk si pemain dan Portugal umumunya.
Catatan sudah menunjukkan bahwa dari 60 percobaan tendangan bebas yang dibuat Ronaldo sejauh ini, hanya satu yang tercatat gol.Â
Kalau mau ditimbang, Portugal mempunyai beberapa pemain yang bisa diandalkan baik itu urasan tendangan penalti maupun tendangan bebas. Â
Bruno Fernadez (Manchester United) dan Bernardo Silva (Manchester City) terbiasa menjadi algojo tendangan penalti dan tendangan bebas di klub mereka.Â
Sebenarnya, mereka bisa melakukan tugas tersebut itu, tetapi Portugal masih lebih memercayakan Ronaldo.
Lebih lanjut, Ronaldo seperti menjadi sentral permainan lini depan Portugal. Â Akibatnya, pemain yang sebenarnya produktif seperti Bernardo Silva, Bruno Fernandez, dan Joao Felix lebih sebagai pelayan Ronaldo. Itu bisa ditilik dari jumlah operan dan tembakan ke gawang yang dibuat oleh Ronaldo di lini depan.
Permainan Portugal sejauh ini seperti kembali pada masa-masa sebelumnya, yang mana menjadikan Ronaldo sentral permainan.Â
Boleh dibilang, Portugal berada dalam titik Dj vu yang mana pola permainan di masa-masa kepelatihan sebelumnya kembali terulang di masa Roberto Martinez.