Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dejavu Portugal vs. Keberuntungan Perancis

5 Juli 2024   06:37 Diperbarui: 5 Juli 2024   11:59 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo melakukan tendangan bebas saat bermain kontra Slovenia. Foto: AFP/Patricia De Melo Moreira

Salah satu big match akan tersaji pada perempat final Piala Eropa 2024 antara Portugal kontra Perancis di Volkasparkstadion, Hamburg (Sabtu, 6 Juli 2024). Kedua tim mempunyai komposisi skuad yang kualitasnya persis sama pada tiap lini.

Namun, di balik kualitas skuad itu, terlihat performa kedua tim tersebut belum begitu meyakinkan selama Piala Eropa 2024.

Portugal lolos ke babak perempat final setelah melewati drama adu penalti kontra Slovenia di babak 16 besar. Portugal patut berterima kasih kepada penjaga gawang, Diogo Costa yang menjadi pahlawan lantaran tiga penyelematan pada penalti Slovenia.

Sementara itu, Perancis mengalahkan Belgia pada perempat final dengan skor 1-0 di Duesseldorf Arena. Skor itu lebih dinilai sebagai gol bunuh diri lantaran bola tendangan Kolo Muani menyentuh bek Jan Vertongen sebelum masuk ke gawang Belgia.

Dj vu Portugal

Sejak dilatih oleh Roberto Martinez, permainan Portugal mulai bernuansa tim daripada menekankan permainan individual. Paling tidak, itulah kesan yang dibawah Portugal sebelum ke Piala Eropa 2024.

Namun, spirit itu rada hilang di Piala Eropa 2024. Martinez, memang, masih memercayakan Cristiano Ronaldo sebagai striker lantaran produtivitasnya sebagai seorang striker.

Kepercayaan kepada pemain yang sudah berusia 39 tahun itu  seperti membawa Portugal pada model permainan lama. Dj vu.

Portugal nampaknya bergantung pada Ronaldo di lini depan. Ketergantungan itu tak memberikan solusi, tetapi malah menjadi masalah untuk Portugal.

Ronaldo belum mencetak gol dari empat laga yang telah dimainkannya pada Piala Eropa. Padahal, catatan tembakan Ronaldo ke gawang lawan yang berjumlah 20 melebihi para pemain lainnya.  

Namun, catatan itu tak dibarengi produktivitas Portugal. Sudah dua laga terakhir, Portugal gagal mencetak gol. Itu bisa menjadi alarm bagi Portugal sebelum meladeni Perancis.

Belum lagi, kecenderungan yang masih memercayakan Ronaldo sebagai pencetak gol dari titik penalti dan tendangan bebas. 

Terbukti dalam laga kontra Slovenia yang mana Ronaldo menjadi algojo dari satu tendangan penalti dan empat tendangan bebas. Hasilnya nihil. 

Bahkan kegagalan penalti Ronaldo di masa perpanjangan waktu bisa menjadi momen yang sulit untuk si pemain dan Portugal umumunya.

Catatan sudah menunjukkan bahwa dari 60 percobaan tendangan bebas yang dibuat Ronaldo sejauh ini, hanya satu yang tercatat gol. 

Kalau mau ditimbang, Portugal  mempunyai beberapa pemain yang bisa diandalkan baik itu urasan tendangan penalti maupun tendangan bebas.  

Bruno Fernadez (Manchester United) dan Bernardo Silva (Manchester City) terbiasa menjadi algojo tendangan penalti dan tendangan bebas di klub mereka. 

Sebenarnya, mereka bisa melakukan tugas tersebut itu, tetapi Portugal masih lebih memercayakan Ronaldo.

Lebih lanjut, Ronaldo seperti menjadi sentral permainan lini depan Portugal.  Akibatnya, pemain yang sebenarnya produktif seperti Bernardo Silva, Bruno Fernandez, dan Joao Felix lebih sebagai pelayan Ronaldo. Itu bisa ditilik dari jumlah operan dan tembakan ke gawang yang dibuat oleh Ronaldo di lini depan.

Permainan Portugal sejauh ini seperti kembali pada masa-masa sebelumnya, yang mana menjadikan Ronaldo sentral permainan. 

Boleh dibilang, Portugal berada dalam titik Dj vu yang mana pola permainan di masa-masa kepelatihan sebelumnya kembali terulang di masa Roberto Martinez.

Pelatih Portugal sebelumnya, Fernando Silva dan Erik Ten Hag di Manchester United sempat membangkucadangkan Ronaldo. Namun, Ronaldo bereaksi dan suporter kerasnya juga ikut mengritik. 

Ternyata, tak gampang membangkucadangkan seorang pemain yang sudah memberikan banyak hal baik, tetapi sebenarnya masa-masa itu sudah lewat.

Situasi dj vu Portugal bisa menjadi batu sandungan saat bermain kontra Perancis. 

Tugas besar menanti Roberto Martinez agar bisa keluar dari situasi lama, dan kembali pada ideal sebelum Piala Eropa 2024 yang mana bermain sebagai tim daripada berpatokan pada satu pemain.  

Keberuntungan Perancis

Situasi Portugal hampir persis dengan Perancis. Lini depan masih tumpul di tengah jumlah striker yang berkualitas.

Dari tiga gol yang dibuat "Tim Ayam Jantan" tersebut pada Piala Eropa 2024 sejauh ini terjadi lewat cara yang boleh dikatakan beruntung. 1 gol terjadi lewat titik penalti dan 2 gol merupakan hasil gol bunuh diri.

Gol bunuh diri itu seperti menjadi tuah untuk Perancis hingga bisa lolos ke babak perempat final. Namun, di balik tuah itu  ada kelemahan tim yang sebenarnya tersingkap. 

Salah satunya adalah persoalan lini depan Perancis dalam menciptakan dan memanfaatkan peluang untuk menjadi gol.

Kekuatan Perancis adalah di lini belakang. Dari empat laga yang terjadi, tiga kali Perancis menjaga gawangnya tak kebobolan.

Dalam laga kontra Belgia, Les Bleus, julukan Perancis masih mencari cara untuk memanfaatkan kualitas lini depan. Pelatih Didier Deschamps mengandalkan trio Kylian Mbappe, Marcus Thuraam dan Antonine Griemann dalam laga tersebut.

Namun, trio lini depan Perancis tampak mandek. Kreativitas dan penyelesaian akhir begitu tumpul. Lalu, Deschamps mengantikan Thuram dengan Muani.

Mbappe yang menjadi andalan Perancis di turnamen-turnamen internasional masih belum menemukan performa terbaik. Satu-satunya gol Mbappe baru terjadi lewat titik penalti.

Tentu saja, hasil yang tercapai karena faktor keberuntungan tak bisa terjadi terus. 

Bagaimana pun, Perancis perlu mencari cara untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dar skuad yang dimiliki, terlebih khusus kualitas lini depan saat bermain kontra Portugal pada babak perempat final Piala Eropa 2024.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun