Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sikapi Mental "Pas Liburan Maunya Sekolah dan Saat Sekolah Ingin Liburan"

3 Juli 2024   17:22 Diperbarui: 3 Juli 2024   17:38 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini umumnya lagi musim liburan sekolah. Seperti di Indonesia, di Filipina juga lagi berada pada musim liburan sekolah semenjak perubahan kelender tahun ajaran sekolah yang berlaku tahun ini.

Liburan sekolah kerap dinanti-nantikan. Barangkali awalnya cukup antusias untuk menjalani liburan.

Pelbagai daftar rencana dibuat agar bisa mengisi hari-hari liburan yang terbilang panjang. Akan tetapi, seturut berjalannya waktu, liburan malah menghadirkan kebosanan. Rencana tinggal rencana karena kadang kenyataannya sulit untuk merealisasikan rencana yang telah dibuat.

Tak pelak, muncul pikiran, "maunya cepat masuk sekolah" dan "lebih enak bersekolah daripada berlibur." Pikiran-pikiran seperti ini hadir lantaran kebosanan dan kejenuhan yang terjadi di masa liburan.

Beberapa hari terakhir ini, saya memerhatikan komentar pada status teman-teman di media sosial. Tak sedikit yang mengeluh bosan dan inginnya segera kembali ke sekolah.

Saya juga bertanya kepada beberapa siswa yang kebetulan lagi berlibur saat ini. Mana lebih enak bersekolah atau berlibur.

Umumnya mereka memberikan jawaban lebih enak bersekolah. Bosan dan jenuh liburan di rumah. Beberapa di antaranya mengungkapkan inginnya cepat kembali ke sekolah.

Banyak sebab dari kebosanan selama liburan. Paling pertama karena aktivitas yang monoton setiap hari selama hari berlibur. Tak ada dinamika.  Itu-itu saja dari bangun pagi hingga tidur malam.

Tak ada aktivitas baru yang memberi warna berbeda di waktu libur menjadi salah satu sebab dari kebosanan dan kejenuhan sewaktu liburan. Berbeda kalau ada kegiatan lain, apalagi kegiatan baru yang lebih memberikan kesenangan dan pengalaman baru.

Pastinya, rasa bosan dan jenuh itu bisa teratasi. Malahan, tak mau cepat-cepat untuk mengakhiri masa liburan.

Untuk itu, salah satu langkah agar mengatasi kebosanan adalah isi atau ciptakan kegiatan baru nan bermakna selama waktu liburan. Kegiatan bermakna itu bermacam-macam. Selain pergi jalan-jalan ke tempat baru, juga hal itu bisa diisi dengan menjalani dan menekuni hobi baru.

Sebulan terakhir ini, saya jarang beraktivitas di luar rumah. Jadinya seperti liburan. Sebabnya, musim hujan. Jalanan yang cukup buruk tak memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke beberapa tempat untuk melakukan kegiatan.

Guna mengisi kekosongan tanpa banyak kegiatan, saya coba menekuni hobi baru selama musim hujan. Berternak ayam. Mulai dari nol.

Saya mendapat sumbangan beberapa ekor ayam dari teman-teman. Lalu, saya coba membangun kandang yang sederhana. Kegiatan yang cukup menarik sekaligus menantang lantaran memberikan makanan tiap hari, membetulkan kandang yang sudah dibuat, dan juga memerhatikan perkembangan ayam.

Jadi, saat sudah mulai jenuh berada di kantor, saya pergi ke kandang ayam sekadar untuk memerhatikan ayam-ayam di kandang atau pun memperbaiki hal-hal yang perlu dibutuhkan. Jadinya, waktu kosong terisi. Kebosanan sepertinya menjauh.

Sama halnya dengan waktu liburan. Ketika waktu liburan tak diisi dengan kegiatan baru, kebosanan pasti datang. Untuk itu, perlu mencari kesibukan tertentu. Di sini kalau konteksnya untuk para siswa, orangtua bisa mencari cara agar bisa membuat anak-anak mengisi waktu liburan mereka.

Daripada sehariannya hanya bersama phone, lebih baik memberikan anak kegiatan yang bermanfaat. Bahayanya ketika setiap hari selama waktu liburan dengan phone, hal itu bisa menjadi kebiasaan yang sulit terlepaskan dan ketergantungan baru untuk anak. Oleh karena itu, perlu mencari kegiatan yang bermanfaat untuk anak selama masa liburan.

Saya masih ingat sewaktu masih SD dan SMP. Biasanya pas musim liburan kami dikirim ke kampung bapa atau ibu. 

Tujuannya selain membangun kedekatan dengan keluarga orangtua, juga hal itu menjadi salah satu cara untuk mengisi waktu liburan. Kalau tinggal di rumah, kecenderungannya hanya nonton TV hampir sepanjang hari.

Hal itu sangat efektif lantaran waktu liburan terisi. Malahan, ada rasa untuk tak cepat-cepat pulang ke rumah mengakhiri masa liburan karena pelbagai pengalaman baru yang terjadi di kampung.

Anehnya, pas sudah bersekolah, ada pikiran agar berlibur. Mendengar kata liburan seperti terasa berkah turun dari langit.

Hal itu terjadi bukan karena kebosanan, tetapi karena persepsi tentang tuntutan di sekolah yang dinilai sebagai beban daripada tanggung jawab atas profesi yang ditekuni.

Ada kecenderungan untuk lebih memilih "hidup santai" daripada menjalani hal-hal yang menantang dan sulit. Mental seperti itu yang membuat seorang siswa menilai tuntutan di tempat sekolah memberatkan dan mencari jalan untuk memberikan penghiburan pada diri. 

Berlibur dinilai sebagai salah satu penghiburan dan pembebasan dari beban.

Paling pertama dan utama, perlu menyadari bahwa bersekolah bukanlah beban. Akan tetapi, itu adalah bagian dari proses yang perlu dijalani. Juga, itu adalah tanggung jawab sebagai anak/pribadi agar bisa mendapat pendidikan yang layak untuk investasi diri pada waktu yang akan datang.

Ketika bersekolah dan segala tuntutan yang ada di dalamnya tak menjadi beban, pada saat itu pula kita tak terjebak pada pikiran agar cepat-cepat berlibur saat masih berada dalam kelender sekolah.

Salam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun