Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agar Media Sosial Tak Ciptakan Keterasingan di Keluarga

2 Juli 2024   17:16 Diperbarui: 2 Juli 2024   17:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika diundang oleh tetangga atau pun pergi berkunjung ke rumah orang, saya tak membawa phone. Tujuannya agar saya benar-benar membangun interaksi dan komunikasi dengan orang-orang yang dijumpai.  

Awalnya terasa sulit. Namun, perlahan hal itu menjadi kebiasaan. Hingga saat ini, saya merasa tak begitu terbebankan ketika phone ditinggalkan di rumah.

Yang terpenting adalah komitmen bersama. Orangtua perlu menjadi contoh untuk membangun komitmen itu. Saat orang tua menjadi model dari komitmen bersama itu, dengan sendirinya anak bisa mengikuti hal tersebut.

Masalah kerap muncul saat orangtua tak menjadi contoh yang baik. Orangtua memarahi anaknya untuk tak bermain di phone dan memintanya untuk belajar. Namun, di lain pihak, orangtua malah sibuk berselancar di medsos.

Tentu saja, sikap itu tak mencerminkan contoh yang baik. Anak pasti mengiakan perintah orangtua, tetapi di balik itu mereka merekam contoh yang tidak baik.

Dalam mana, aturan tampak berat sebelah atau pun hanya berlaku untuk sebagian. Juga, aturan itu cenderung lebih menekan daripada mendidik anak untuk melihat sisi dan nilai positif dari aturan tersebut.

Lebih jauh, salah satu cara sederhana untuk menghadapi disrupsi digital adalah tak ragu untuk menerapkan cara hidup yang konvensional.

Misalnya, barangkali keluarga terbiasa untuk memesan makanan secara online. Barangkali hal itu perlu dibatasi, dan coba untuk mencari waktu masak bersama.

Tak masalah ketika memesan satu atau dua porsi untuk sekeluarga. Menjadi masalah saat anggota keluarga memesan lantaran faktor selera pribadi. Belum lagi, tiap anggota keluarga makan di waktu yang berbeda dan yang lain memilih kamar tidur sebagai tempat makan.

Untuk itu, perlu kembali ke metode konvensional. Memasak makanan di dapur, makan bersama, dan juga melakukan aktivitas bersama tanpa terlalu bergantung pada media digital. Tujuannya agar bisa membangun kebersamaan sebagai keluarga.

Era disrupsi digital sangat menantang. Kalau keluarga tak mempunyai cara yang tepat menyikapi era perkembangan digital tersebut, kehidupan keluarga bisa terganggu dan bahkan menghadapi keterasingan dalam berelasi antara satu sama lain di dalam keluarga.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun