Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Tak Perlu Bertanya "Kapan Punya Anak?"

27 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Relasi Orangtua dan Anak. Foto: Freepik.com via Kompas.com

Sampai pada titik di mana keduanya melakukan pengecekan kesehatan. Ternyata, salah satu pasangan yang memiliki masalah kesehatan. Menariknya, kedua belah pihak menerima kenyataan itu.

Penerimaan itu menjadikan fondasi kuat dalam relasi kedua belah pihak, dan juga menjadi dasar untuk menghadapi pertanyaan "kapan punya anak?" Mereka sadar dan tahu dengan realitas itu, dan pertanyaan "kapan punya anak?" disikapi pengolahan batin yang jelas.

Disposisi batin juga tercermin dari pengolahan pada konteks sosial di mana pertanyaan-pertanyaan sensitif itu terlahir.

Jika kita mempunyai kesadaran atas konteks sosial di mana kita menjumpai dan mendengar pertanyaan-pertanyaan itu, kita pun akan terbuka menerimanya tetapi tanpa terlalu menjadikannya bahan permenungan batin. Secara kasarnya, pertanyaan-pertanyaan itu masuk ke telinga kiri dan keluar ke telinga kanan.

Toh, di tempat-tempat lain sudah menjadi tren bagi pasangan yang sudah menikah untuk menunda mempunyai anak atau pun tak mau mempunyai anak sama sekali. Pilihan ini terlahir karena pelbagai pertimbangan pribadi.

Pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti "kapan punya anak?" kerap muncul dalam relasi sosial. Pertanyaan itu sangat sensitif ketika didengar, dan jawabannya sangat sulit untuk diberikan.

Kendati demikian, kita yang berkaitan dengan pertanyaaan itu perlu mempunyai disposisi batin untuk mengolah pertanyaan itu agar tak menjadi beban batin dan mempengaruhi relasi sebagai suami dan istri.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun