Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tantangan yang Menanti Enzo Maresca di Chelsea

4 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 4 Juni 2024   17:21 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enzo Maresca, pelatih baru Chelsea. (Foto: AFP/Glyn Kirk via Kompas. com) 


Spekulasi pengganti Mauricio Pochettino akhirnya mendapatkan titik terang. Adalah Enzo Maresca yang membantu Leicester City promosi kembali ke Liga Inggris menjadi pilihan manajemen Chelsea untuk duduk di kursi pelatih.

Seperti terlansir dalam harian AP dan Reuters (3/6/24), direktur Chelsea, Laurence Stewart dan Paul Winstanley menyampaikan ucapan selamat datang kepada Maresca.

"Kami bergembira untuk menyampaikan selamat datang kepada Enzo ke Chelsea. Dia sudah membuktikan dirinya untuk menjadi seorang pelatih yang mampu memberikan hasil yang impresif dengan gaya yang menarik dan identik," ungkap direktur klub Chelsea pada kedatangan Maresca.

Nama Maresca mencuat hanya beberapa hari ketika Chelsea mengakhiri kontrak dengan Pochettino pada bulan lalu. Terang saja, pilihan itu agak mengejutkan apabila membandingkan rekam jejak antara Maresca dan Pochettino.

Apalagi, menjelang akhir musim, Pochettino perlahan membawa Chelsea dari keterpurukan. Dari lima belas laga di tahun 2024, Chelsea hanya menelan satu kekalahan. Bahkan, Pochettino mampu mengantarkan Chelsea ke posisi keenem klasemen akhir Liga Inggris.

Apabila ditimbang lebih jauh, Pochettino sementara mengembalikan Chelsea pada jalur yang sebenarnya. Bisa dikatakan, musim depan bisa menjadi kesempatan kedua Pochettion untuk memetik proses yang telah dilakukannya selama semusim.

Namun, apa yang dilakukan oleh pelatih asal Argentina itu tak cukup untuk meyakinkan manajemen Chelsea. Tak diduga, Chelsea memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Pochettino dan memilih untuk mencari pelatih lain.

Sementara itu, Maresca baru dalam empat tahun berkarir sebagai pelatih. Pelatih berusia 44 tahun mendapat sorotan lantaran mampu membantu Leicester City kembali dari championship -- divisi dua di Inggris dan kembali ke kompetesi Liga Inggris. 

Menariknya, Maresca melakukannya hanya semusim selepas meninggalkan Manchester City sebagai asistan pelatih.

Lebih jauh, Maresca mendapat perhatian lantaran latar belakangnya yang pernah semusim pada 2022-23 menjadi asistan pelatih dari Pep Guardiola. Kala itu, Man City menciptakan sejarah dengan meraih trebel trofi dalam satu musim.

Boleh dibilang, Maresca adalah salah satu murid Guardiola yang mampu melatih tim besar, setelah Mikel Arteta di Arsenal dan Vincent Kompany yang juga direkrut oleh Bayern Muenchen.

Secara umum, gaya kepelatihan Maresca mengikuti jejak Guardiola. Taktik Maresca di Leicester menekankan permainan yang atraktif dan penguasaan bola sebagaimana yang selalu diandalkan oleh Guardiola di setiap tim yang diasuhnya.

Tentu saja, melatih Chelsea menjadi batu loncatan yang cukup besar untuk pelatih yang pernah melatih Parma tersebut. Terang saja, seperti terlansir dalam AP (3/6/24), Maresca menyampaikan kebanggaannya melatih Chelesa.

"Bergabung dengan Chelsea, salah satu klub paling besar di dunia, adalah mimpi untuk pelatih siapa saja. Itu mengapa saya begitu tertarik  dengan kesempatan tersebut. Saya melihat kedepan untuk bekerja dengan grup pemain yang sangat bertalenta dan staf untuk membangun sebuah tim yang melanjutkan tradisi kesuksesan klub dan membuat suporter kami bangga," ungkap Maresca setelah resmi bergabung dengan Chelsea.

Akan tetapi, tantangan Maresca tak begitu gampang. Sebenarnya, Maresca menjadi pelatih keempat Chelsea sejak klub yang berada di kota London itu berada dalam kepemilikan pengusaha kaya asal Amerika Serikat, Todd Boehly.

Oleh sebab itu, menimbang gaya Boehly dalam mengatur pelatih dan transfer pemain, hal itu bisa menjadi salah satu tantangan Maresca. Tersiar kabar bahwa salah satu tantangan besar dari pelatih terdahulu di era Boehly adalah soal transfer pemain yang cenderung tanpa konsultasi dengan pelatih.

Bagaimana pun, taktik Maresca akan berjalan seturut rencana apabila searah dengan karakter pemain. Namun, ketika pemain yang tersedia dan didatangkan oleh klub mempunyai karakter berbeda dengan taktik pelatih, upaya Maresca untuk menghidupkan gaya permainannya bisa mandek.

Lebih jauh, tantangan lain yang dihadapi oleh Maresca adalah ruang ganti. Pochettino sudah mendapatkan simpati besar dari ruang ganti, terlebih khusus dari para pemain. Hal itu terbukti dengan performa Chelsea pada tahun 2024, yang mana kecenderungan Chelsea untuk kalah seperti sudah menjauh.

Selain itu, Pochettino sudah mendapat simpati besar dari para pemain dalam skuad. Cole Palmer, sensasi Chelsea musim ini dan Enzo Fernandez menunjukkan kesukaan mereka pada Pochettino dan sangat berharap agar Pochettino bertahan. Namun, harapan kedua pemain itu tak kesampaian.

Belum lagi beberapa pemain yang kerap menjadi andalan Pochettino musim ini dan sudah tampil membaik menjelang akhir musim. Kepergian pelatih yang sudah mengarahkan mereka pada jalur yang tepat bisa menjadi pukulan dan serentak menjadi tantangan bagi Maresca yang meduduki tempat Pochettino.

Tak hanya itu. Suporter Chelsea juga sudah mulai jatuh cinta dengan Pochettino. Mereka tampaknya melihat bahwa Pochettino sudah perlahan mengembalikan semangat juang para pemain dan mentalitas kemenangan tim.  

Pada musim 2022/23, Chelsea hanya duduk di posisi ke-12. Namun, Pochettino yang datang ke Chelsea dalam kondisi tak stabil mampu membawa Chelsea ke posisi ke-6 di akhiri musim.

Chelsea mengawali musim 2023/24 dengan langkah yang timpang. Namun, kemudian menjelang akhir musim, mantan pelatih PSG dan Tottenham Hotspur itu mampu membawa Chelsea di posisi keenem klasemen akhir Liga Inggris.  

Dengan ini, Maresca yang menggantikan tempat Pochettino harus mampu mengambil simpati dari para pemain dan suporter. 

Dalam mana, Maresca perlu berupaya mempertahankan semangat para pemain agar tak kembali pada situasi yang lemah, tetapi tetap mempertahankan performa pada level terbaik.  

Pilihan Chelsea pada Maresca pasti beralasan. Apalagi, dari sisi finansial, Chelsea tak kesulitan untuk mendapatkan pelatih ternama, daripada merekrut Maresca yang belum terlalu kuat berkiprah di Liga Inggris.

Di balik pilihan itu, Maresca sebenarnya menghadapi tantangan yang tak gampang. Tantangan itu berasal dari manajemen klub itu sendiri dan juga dari upaya membangun simpati dan relasi yang kuat dengan pemain dan suporter klub.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun