Sebagai mana arti kata mendasar dari Catenaccio yakni rantai, gaya permainan menekankan sistem bertahan. Tipenya mengarah pada gaya yang pragmatis. Ketika mendapatkan gol, lini belakang segara membangun pertahanan yang solid dan kokoh.Â
Untuk itu, jangan membiarkan tim-tim asal Italia mencetak gol terlebih dahulu. Kalau tidak, satu gol sudah cukup untuk mencapai level tertinggi atau juga meraih gelar.Â
Gaya itu bisa nampak pada formasi yang dimainkan. Penempatan 5 gelandang dan 3 bek adalah salah satu karakteristiknya. Kelima gelandang itu tak hanya berperan dalam serangan balik, tetapi juga bisa membantu dalam urusan bertahan saat lawan datang menyerang.Â
Tak heran, metode tim-tim Italia lebih pada serangan balik. Hal itu dianuti oleh para pelatih asal Italia.Â
Boleh saja tim lawan menguasai bola, tetapi mereka perlu waspada dengan metode serangan balik. Terbukti, dari kelolosan Inter Milan dan AC Milan yang mengandalkan serangan balik untuk melukai agresivitas permainan lawan.Â
Tim-tim Italia tampaknya berjaya pada musim ini. Namun, hal itu tak serta merta memberikan konklusi pada kebangkitan sepak bola Italia. Masih banyak hal yang perlu dibenahi, terlebih khusus soal kompetesi, iklim sepak bola yang perlu jauh dari diskriminasi, dan juga penghindaran pada skandal.Â
Lebih jauh, kejayaan klub-klub asal Italia tak serta merta menjawabi tuntutan timnas Italia. Roberto Manchini mengakui kesulitan menemukan talenta bagus asal Italia lantaran sebagian besar klub masih bersandar pada peran pemain asing, walaupun sudah berusia mendekati masa pensiun sebagai pemain profesional.Â
Untuk itu, tanda kejayaan sepak bola Italia pada musim ini bisa diibaratkan awal untuk menghidupkan kembali kejayaan sepak bola Italia di Eropa.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H