Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Real Madrid Kubur Halusinasi Chelsea dan Efektifitas Milan Tumpulkan Napoli

19 April 2023   06:11 Diperbarui: 19 April 2023   06:40 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rodrygo merayakan golnya ke gawang Chelsea di leg kedua babak 8 besar Liga Champions. Foto: AFP/Adrian Dennis via Kompas.com

Sudah dua tim dipastikan masuk semifinal Liga Champions Eropa 2022/23. Tim La liga Spanyol, Real Madrid dan tim Serie A Liga Italia, AC Milan. 

Real Madrid lolos berkat kemenangan agregat 4-0 atas Chelsea. Di Leg pertama, Madrid unggul 2-0. Datang ke Stamford Bridge, London (19/4/23), Madrid kembali menang dengan skor 2-0 atas Chelsea. 

Lalu, Milan berhasil lolos setelah mengalahkan saudara senegaranya, Napoli. Bermodalkan keunggulan 1-0, Milan berhasil menahan imbang 1-1 Napoli di stadion Diego Armando Maradona (19/4/23) di leg kedua. 

Real Madrid Tunjukan Mentalitas

Kelolosan Madrid barangkali sudah diprediksi banyak pihak. Selain karena keunggulan 2 gol di leg pertama, juga karena kondisi Chelsea yang kian keropos di tangan pelatih interim Frank Lampard. 

Kemenangan Madrid di Stamford Bridge seolah mengoles garam kasar ke luka Chelsea. Bayangkan, dari 4 laga selama dilatih oleh Lampard, Chelsea belum sekalipun meraih kemenangan. Semuanya kalah. Parahnya, Chelsea hanya mencatatkan satu gol dari 4 laga tersebut. 

Padahal, sebelum bertemu Madrid di leg pertama, pemilik Chelsea Todd Boehly sempat berkoar-koar tentang kesiapan pasukannya saat bertandang ke Santiago Bernabeu. Tak tanggung-tanggung, Boehly menilai bahwa timnya akan menang 3-0 atas Madrid. 

Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Madrid memukul Chelsea dengan 2 gol tanpa balas di Santiago Bernabeu. 

Chelsea rupanya tak kapok. Menjelang leg kedua, Chelsea juga sempat berkoar-koar untuk memberikan perlawanan ketat di Stamford Bridge dan membalikan keadaan. Tampaknya, Chelsea tak begitu sadar dengan kondisi tim yang masih terpuruk. 

Dengan ini, kepercayaan diri Chelsea tak berada pada tempat yang tepat. Malahan, kepercayaan itu seperti halusinasi karena sebenarnya Chelsea berada dalam kondisi yang tak sehat. Ibarat pasien, Chelsea sementara berada dalam kondisi sakit parah. 

Terlihat, Chelsea membutuhkan perawatan yang tak gampang. Pasalnya, Lampard juga terlihat kehilangan cara bagaimana meramu skuadnya walau dihuni oleh para pemain berkualitas. 

Terbukti, dari 4 laga Lampard kerap mengotak-atik pemain dan formasi. Kontra Madrid, Lampard mencoba formasi yang berbeda dari tiga laga sebelumnya. Lampard memainkan formasi 3-4-2-1. 

Formasi itu berbeda dari tiga laga sebelumnya. Ketika kalah dari Brighton, Lampard memainkan formasi 4-2-3-1, kontra Madrid di leg pertama formasi Chelsea 3-5-2, dan kontra Wolves yang menjadi laga perdana Lampard, formasi Chelsea adalah 4-3-3. 

Persoalannya, Chelsea tak mempunyai sosok pemain yang pantas sebagai striker. K. Havertz yang didapuk sebagai striker utama masih belum menemukan performa terbaik kala dimainkan sebagai striker tunggal kontra Madrid. 

Lampard juga memilih untuk menepikan R. Sterling dan J. Felix dan memainkan N. Kante dan C. Gallagher sebagai penyerang di belakang Havertz. Alih-alih mau memberikan daya kejut untuk Madrid, malahan Chelsea tetap tampil tampah arah.  

Kante dan Gallagher gagal memanfaatkan peluang emas di depan gawang Madrid. Havertz juga tampil abu-abu sebagai striker di lini depan. 

Memang, intensitas permainan Chelsea agak mencolok dibandingkan Madrid. Namun, Chelsea rupanya tak sadar bahwa mereka melawan tim yang sudah "makan garam" di Eropa selama 11 musim. 

Berada di semifinal merupakan catatan yang sangat mengagumkan untuk Madrid. Madrid tercatat tampil di semifinal untuk 11 musim secara berturut-turut. Karenanya, Madrid tampil di Chelsea dengan mentalitas sebagai raja Eropa. 

Mentalitas itu pula yang menguburkan halusinasi Chelsea. Chelsea boleh saja bermain agresif. Madrid tetap tetap tenang. 

Namun, ketika ada peluang emas terjadi, Madrid memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Dua gol Rodrygo merupakan buah dari mentaltias Madrid yang tak begitu berkoar-koar, tetapi buah dari ketenangan dalam meladeni lawan yang agresif, tetapi tanpa tujuan yang pasti. 

Madrid mengubur halusinasi Chelsea. Misi comeback Chelsea di rumah sendiri gagal. Madrid pun pulang dengan optimisme untuk mencari cara agar bisa tembus final guna mempertahankan trofi Liga Champions Eropa musim ini. 

Milan Redamkan Agresivitas Napoli

Skor 1-0 di San Siro pada leg pertama belum mengamankan tempat Milan untuk tembus ke semifinal Liga Champions. Napoli pasti menggerakan segala energi agar membalikan keadaan kala Milan saat kedua tim bermain di stadion Diego Armando Maradona pada leg kedua. 

Benar saja, dari catatan statistik menunjukkan bahwa Napoli mendominasi jalannya laga dengan catatan 74 persen. Tak tanggung-tanggung, Napoli mencatatkan 23 tembakan ke gawang Milan, namun hanya 4 yang tepat sasar. 

Berbeda dengan Milan yang memilih bermain bertahan. Hanya mencatatkan 6 tembakan ke gawang Napoli, dan 4 yang tepat sasar. Kendati demikian, Milan terlebih dahulu unggul atas Napoli di babak pertama. 

Keunggulan itu pun seolah menguburkan peluang Napoli tembus semifinal. Milan makin mengencangkan ikat pinggang dan tak sekalipun memberikan peluang Napoli untuk melakukan tembakan dari jarak dekat. 

Akibatnya, Napoli lebih banyak melakukan tembakan spekulasi guna mencari gol penyama kedudukan di antara tembok kuat Milan. Lini belakang cukup solid. 45 kali Milan melakukan menghalau serangan Napoli, termasuk 3 penyelamatan gemilang penjaga gawang Milan, M. Maignan.  

Pilihan Milan untuk bertahan tak salah. Bermain terbuka bukanlah opsi yang tepat untuk tim yang mau mencari jalan untuk lolos. Apalagi kontra Napoli, yang nota bene bermain di depan pendukungnya sendiri, dan sementara mencari cara untuk membalaskan dendam pada Milan. 

Lagi-lagi Milan mencudangi Napoli di tiga laga terakhir. Dua laga sebelumnya, Milan berhasil menang. Salah satu kemenangan Milan di Serie A Liga Italia di mana Milan berhasil menang 4-0 atas Napoli di stadion Diego Armando Maradona. 

Alih-alih memperbaiki situasi, Napoli kembali terjerembab di tangan Milan. Rupanya, Pelatih Milan, S. Piolo sudah mengetahui dengan baik formula yang tepat dalam meredam permain agresif Napoli pada musim ini baik di Eropa maupun di Italia.  

Ya, Napoli menjadi salah satu sensasi di Liga Champions Eropa. Jalan Napoli ke babak 8 besar tak lepas dari permainan agresif nan solid. Bahkan, pelatih Manchester City, Pep Guardiola ikut memuji permainan Napoli yang dinilai sebagai salah satu tim yang cukup agresif di Eropa saat ini. 

Akan tetapi, agresivitas Napoli runtuh di tangan Milan. Dengan memanfaatkan para pemain muda dan dipadukan dengan pemain senior seperti O. Giroud, Milan bisa meladeni semangat para pemain Napoli. 

Sebenarnya, kedua tim memiliki skuad yang seimbang. Milan didominasi oleh para pemain muda, yang merupakan bentukan  S. Pioli. Juga, Napoli didominasi para pemain muda yang dibentuk oleh L. Spalletti selama dua musim terakhir. 

Kedua tim ini mempunyai kekuatan yang merata dan ambisi yang persis sama. Bedanya, Pioli menemukan cara untuk meruntuhkan agresivitas Napoli. Sebaliknya, Napoli terlihat belum tahu bagaimana mengalahkan Milan. 

Milan pantas melaju karena keberhasilannya menganalisa kelebihan dan kekurangan Napoli. Hal itu pun bisa menjadi cara Milan meladeni permainan lawan di semifinal mendatang. 

Salam Bola 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun