Keberhasilan Tim asal Italia, Wajah Positif untuk Serie A
Musim ini menjadi musim terbaik tim-tim asal Serie A Liga Italia. Untuk pertama kalinya sejak tahun 2006, Italia menyumbangkan tiga tim pada babak 8 besar Liga Champions.Tentu saja, hal ini memberikan efek positif pada sepak bola Italia yang lama seperti berada dalam kondisi hibernasi.
Reputasi sepak bola Italia terangkat. Tim-tim asal Italia tak sekadar jadi pengisi grup atau juga tim-tim yang sampai di babak 16 besar semata. Akan tetapi, tim-tim Italia mampu memberikan perlawanan pada tim-tim besar lainnya di Eropa hingga bisa tembus ke babak 8 besar.Â
Tentu saja, babak 16 besar akan sangat menantang. Namun, kemungkinan untuk lolos ke babak selanjutnya bukanlah sebuah kemustahilan. Segala sesuatu bisa kembali terjadi dan bisa memihak tim-tim Italia. Â
Peluang Tim asal Liga Inggris
Musim ini tak begitu bersahabat untuk tim-tim asal Liga Inggris. Liverpool dan Tottenham Hotspur tersingkir di babak 16 besar. Tertinggal dua klub kaya, Manchester City dan Chelsea yang bermain di 8 besar.
Chelsea agak diragukan. Performa tim berjuluk Si Biru ini belum meyakinkan. Pelatih Graham Potter masih berupaya menemukan formula terbaik untuk merangkai dan meramu skuad yang terdiri dari banyak pemain mahalnya. Karena itu, jalan terjal Chelsea untuk melaju lebih jauh di Liga Champions lebih disebabkan oleh kondisi tim sendiri daripada lawannya.
Sebaliknya, Man City menunjukkan kesiapannya menjadi penantang juara pada musim ini. Kemenangan besar 7-0 atas RB Leipzig di leg kedua menjadi bukti bahwa Man City siap menantang tim manapun.
Man City mempunyai ambisi yang besar untuk meraih juara pada musim ini. Pembelian Erling Haaland, yang nota bene mencetak 5 gol ke gawang Leipzig di leg kedua babak 16 besar menjadi salah satu tanda dari ambisi Man City untuk mendapatkan trofi Liga Champions musim ini. Haaland seperti menjadi jawaban atas teka-teki Man City selama ini.
Tantangan terbesar Man City adalah kebiasaan Pep Guardiola yang kerap melakukan eksperimen. Kadang eksperimen Pep dalam hal perubahan taktik itu berbuah manis. Namun, tak jarang eksperimennya malah memberikan petaka pada performa Man City sendiri.
Pada titik ini, Pep sekiranya sudah membaca kelebihan Haaland dan komposisi skuad yang dimiliki. Selain itu, kelebihan Man City adalah perihal skuad yang sudah lama di bawah kepelatihan Guardiola. Jadinya, mereka familiar dengan taktik si pelatih, sekaligus Pep sudah mengenal dengan baik anak-anak asuhnya.