Kemenangan Barcelona 1-0 atas Real Madrid (3/3/23) pada leg pertama semifinal Copa del Rey Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu membuka asa untuk tim Catalan melaju ke pertai final.Â
Pasalnya, leg kedua akan berlangsung di Camp Nou dan beberapa pemain penting yang cedera berpeluang sudah bisa kembali bergabung dengan tim.Â
Performa Barca di Santiago Bernabeu tak begitu meyakinkan. Permainan Barca tak bisa berkembang. Sentuhan tika-taka lenyap.Â
Malahan, Madrid yang lebih mendominasi laga. Barca hanya menguasai 33 persen jalannya laga. Gol kemenangan Barca pun terlahir lewat skenario serangan balik.
Beberapa kali Madrid coba menembus barisan pertahanan Barca dan membuat lini belakang dan tengah Barca bekerja ekstra keras menghalau serangan Madrid. Bahkan, karena begitu ketatnya lini belakang Barca, beberapa kali Luca Modric dan rekan-rekannya melakukan tembakan spekulasi dari luar garis 16.Â
Makanya, kemenangan Barca di kandang Madrid mengungkapkan sisi kekurangan yang bisa merumitkan Barca untuk meraih juara pada musim ini.
Pertama: Gap antara Pemain Inti dan Pemain Pelapis yang Tak Seimbang.Â
Barca bertamu ke Madrid dengan skuad yang cukup timpang. Pemain andalan seperti Pedri, Robert Lewandowski, dan Ousmane Dembele masih mengalami cedera. Akibatnya, Xavi memercayakan Ferran Torres, Rapinha, dan Gavi di lini tengah.Â
Performa trio ini di lini depan tak begitu meyakinkan. Torres gagal memainkan peran yang ditinggalkan oleh Lewandowski. Pemain timnas Spanyol ini beberapa kali kurang cekatan dalam membaca umpan silang Rapinha, atau juga salah menempatkan posisi ketika mau diumpan oleh rekan setimnya.Â
Torres hanyalah salah satu contoh, di mana para pemain pelapis Barca bisa menjadi kendala dalam mempertahankan level konsistensi untuk tetap tampil baik. Beruntung bagi Barca yang memilih bermain bertahan, dan mengandalkan serangan balik mampu menang.Â
Untuk itu, Xavi memiliki pekerjaan yang cukup besar untuk membangun skuad yang mempunyai kekuatan yang seimbang, baik itu para pemain regular maupun yang menghuni bangku cadangan.
Kedua: Hilangnya Intensitas Lini Depan
Lewandowski sudah menjadi andalan Barca dalam urusan mencetak gol pada musim ini. Absennya pemain asal Polandia ini meninggalkan lubang yang cukup besar.Â
Bahkan ketika Lewandowski terkunci atau tak bermain pada level terbaik, keran gol Barca pun seolah ikut mengering.Â
Kekalahan dari Almeria di La Liga Spanyol pada pekan lalu menjadi salah satu bukti. Termasuk juga ketika Barca tersingkir dari Piala Eropa di tangan Manchester United.Â
Lewandowski tak bersinar lantaran pergerakannya terkunci dan rekan-rekannya tak begitu menopang pergerakannya. Intensitas Lewandowski agak menurun sejak Dembele absen.Â
Pergerakan cepat dan penetrasi berai Dembele di sisi kanan penyerangan Barca mengimbangi kecerdikan dan kecepatan Lewandowski sebagai striker bernomor 9. Hal itu yang masih gagal dimainkan oleh Rapinha, Ansu Fati, dan dan Torres.Â
Rapinha sedikitnya berani melakukan penetrasi dan memberikan umpan silang. Fati dan Torres masih perlu beradaptasi dengan permainan yang membutuhkan intensitas untuk melakukan serangan.Â
Kecenderungan para pemain ini adalah menguasai bola dan tak begitu berani untuk melakukan penetrasi guna merusak pertahanan lawan sebagaimana yang kerap dilakukan oleh Dembele.Â
Lewandowski konsisten mencetak gol di Bayern Muenchen sebelumnya lantaran ditopangi oleh pola permainan yang cepat, menekankan pergerakan yang cepat dari sisi kanan dan aliran bola langsung dan cepat dari lini tengah.Â
Hal ini tak begitu tampak sejauh ini. Kadang Barca terpaku bermain dari kaki ke kaki, dan membuat pergerakan di lini belakang lawan gampang mengunci pergerakan penyerang Barca.Â
Barca kehilangan intensitasnya. Hal ini menjadi tantangan Xavi dalam memanfaatkan para pemainnya untuk bermain lebih cepat.Â
Ketiga: Keraguan pada Keberadaan Ferran Torres dan Ansu FatiÂ
Ferran Torres dan Ansu Fati bisa dipandang sebagai masa depan Barcelona. Kedua pemain masih berusia muda dan selalu diberi tempat oleh Xavi. Akan tetapi, kedua pemain ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.Â
Padahal, peluang kedua pemain ini untuk bermain sudah begitu besar lantaran Xavi rela membiarkan penyerang seperti Memphis Depay dan Pierre Emerick Aubameyang untuk pergi dari Barca. Praktisnya, persaingan di lini depan tak begitu kuat.Â
Namun, setiap kali diberikan kesempatan kedua pemain muda ini gagal bersinar. Torres yang didaulat sebagai striker tunggal kala bermain kontra Madrid tak terlalu memberikan ancaman.Â
Sama halnya dengan Ansu Fati, yang masuk di babak kedua. Bahkan pemain didikan La Masia ini melakukan kesalahan fatal tatkala tak sengaja memblock tendangan Frenkie Kessie. Apabila tak diblok, Barca bisa menang 2-0 atas Madrid.Â
Fati dan Torres seperti kehilangan kepercayaan diri. Tempatnya bisa makin tergeser. Terbukti, apabila Lewandowski fit, Xavi lebih memilih Gavi sebagai penyerang sayap daripada memercayakan Fati atau pun Torres.Â
Torres dan Fati gagal naik ke panggung terbaik ketika dipercayakan saat bermain kontra rival abadi Barca. Hal ini pun menguatkan keraguan kemampuan kedua pemain ini untuk dipertahanan ataukah dibiarkan untuk hengkan di akhir musim mendatang.Â
Kemenangan 1-0 untuk Barca belumlah menjadi modal yang cukup aman. Barca masih memiliki tugas besar untuk meladeni Madrid pada leg kedua di Camp Nou. Sekiranya, bermain di rumah sendiri bisa menjadi berkat, dan bukannya petaka untuk Xavi dan anak-anak asuhnya.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H