Perubahan MU pada musim ini terbukti. Perubahan itu dimulai dari keberanian MU merekrut Erik Ten Hag serta mengiakan dan mengikuti gaya kepelatihan Ten Hag.Â
Trofi menjadi bukti wajah transformasi MU di era kepelatihan Ten Hag. Transformasi itu ditandai oleh langkah tegas Ten Hag dalam mengontrol pemain dan ruang ganti serta mengatur gaya hidup pemain.Â
Kedua, Efek Erik Ten Hag Makin Kuat
Erik Ten Hag menjadi salah satu figur penting dari keberhasilan MU pada musim ini. Sangatlah pantas jika trofi pertama MU musim ini dipersembahkan untuk pelatih berkepala plontos ini.Â
Ten Hag memainkan skuad terbaiknya kontra Newcastle. Tak ada lagi rotasi. P. Verane diduetkan dengan L. Martinez di jantung pertahanan. Sebagai bek kiri, Ten Hag menempatkan L. Shaw dan di bek kanan Dalot.Â
Lalu, Casemiro dan Fred menjadi gelandang jangkar guna menopang trio gelandang serang M. Rashford, B. Fernandes, dan Antony. Weghorst ditempatkan sebagai striker tunggal.Â
Pada titik ini, Ten Hag sangat memikirkan kemenangan daripada melakukan eksperimen di skuad. Makanya, Ten Hag sungguh-sungguh berpaku pada formasi andalan dan menempatkan para pemain yang secara regular bermain dalam formasi tersebut.Â
Trofi  Piala Carabao menjadi trofi pertamanya dalam karirnya sebagai pelatih di luar Belanda. Juga, ini menjadi trofi pertamanya di MU. Eranya sedang dimulai.Â
Mantan pelatih Ajax ini sempat diragukan. Bahkan pilihannya dalam merekrut pemain juga menimbulkan tanda tanya.Â
Misalnya, kala Ten Hag merekrut Lisandro Martinez sebagai bek tengah. Kritik terlahir karena postur badan Martinez yang pendek dan dipandang akan menyulitkan MU di lini belakang.Â
Martinez berhasil membungkam kritik-kritik itu. Pemain timnas Argentina ni menjadi salah satu pilihan regular Ten Hag di lini belakang, termasuk performa solid Martinez dalam final kontra Newcastle malam tadi WIB.Â