Setiap mengawali tahun baru, umumnya kita membuat resolusi sebagai target hidup tertentu yang mau dilakukan dan dicapai untuk satu tahun. Tujuannya agar kita mempunyai arah dalam menjalankan waktu selama setahun.Â
Pendek kata, kita mau memaknai hari demi hari hidup kita selama satu tahun. Pemaknaan itu bertujuan agar kemudian hari kita tak menyesal dan kita pun bertumbuh menjadi seorang pribadi yang kita inginkan.Â
Pastinya, kita sudah mempunyai target hidup untuk tahun 2023. Namun, sebelum kita membangun target hidup kita, kita sekiranya melihat ke belakang, tepatnya dari bulan Januari lalu hingga menjelang akhir bulan Desember 2022 ini.
Kita perlu melihat dan menimbang sejauh mana kita menjalankan dan mencapai target hidup kita.Â
Mengevaluasi cara kita merealisasikan resolusi kita selama setahun sangatlah penting dalam membantu kita membuat resolusi di tahun 2023. Dari situ, kita bisa belajar dan bahkan memutuskan mana yang mesti dilakukan.
Dalam setahun, saya melihat dua sisi perjalanan dalam menjalangkan target hidup, yang mungkin umumnya terjadi di setiap orang. Ada target hidup yang tercapai dan ada target hidup yang gagal.Â
Saya tak membuat banyak target atau pun resolusi. Tujuannya, agar fokus dan agar bisa terselesaikan serentak bisa mengakar di dalam diri.Â
Lantas, saya coba mengevaluasi target hidup yang tercapai.Â
Ada dua target yang saya capai di tahun 2022. Soal kesehatan, di mana saya memiliki target untuk menurunkan berat badan dari 85 kg ke 74 kg di bulan Desember. Target ini tercapai.Â
Juga, target untuk menulis setiap hari. Memang, tak setiap hari saya menulis. Namun, saat saya tak menulis, saya berupaya menebus keabsenan saya dengan menulis 2 artikel untuk menutup hari yang terlewatkan. Target ini tercapai.Â
Target itu tercapai karena pertama-tama ada niat dan komitmen yang kuat. Niat itu nampak saat saya mau berkorban untuk mencari waktu berolahraga dan menulis.Â
Biasanya, saya berolahraga di pagi hari. Kalau tak dijalankan pagi hari, saya mencari waktu sejam untuk berolahraga di sore hari.Â
Selain berolahraga, saya juga melakukan program puasa, tepatnya intermittent fasting.
Dua sistem ini memberikan hasil nyata. Berat badan menurun. Tubuh makin sehat dan bugar. Efek lanjutnya, program puasa dan olahraga menjadi bagian yang terbiasa saya lakukan setiap hari.Â
Untuk mencapai target menulis, saya biasanya melakukan kegiatan pagi hari. Alasannya, karena pikiran masih segar.
Pengecualiannyaa apabila saya mempunyai jadwal dan kegiatan padat. Saya berupaya mencari waktu sejam atau pun dua jam untuk menulis.Â
Agar menulisnya lancar, saya sudah memikirkan terlebih dahulu bahan yang mau dituangkan untuk dituliskan. Bahkan saya menuangkan ide-ide pokok di sebuah buku khusus. Tujuannya, agar alur tulisan lancar dan tak tersendat.Â
Efek lanjutnya adalah kegiatan menulis menjadi rutinitas. Lebih jauh, saya juga terlatih untuk melakukan research kecil-kecilan untuk menopang isi tulisan.Â
Kebiasaan ini secara tak langsung membangun gaya hidup positif, di di mana saya memanfaatkan media sosial, dan internet untuk hal-hal yang bermanfaat dari pada sekadar berselancar.
Maka dari itu, saya melihat bahwa target yang kita buat bisa tercapai apabila ada komitmen yang kuat dibarengi dengan konsistensi untuk melakukan hal yang sama untuk setiap hari.Â
Konsistensi itu membangun kebiasaan yang melekat dan otomatis menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup harian.Â
Apabila gagal untuk melakukannya dalam satu hari, diupayakan untuk mencari waktu untuk menutup kegagalan yang dibuat.Â
Lalu, saya juga gagal mencapai dua target , seperti menghafal 10 kosa kata baru bahasa Inggris dan membaca 50 buku setahun.Â
Dua target ini tak tercapai karena tak realistis. Untuk membaca, saya memerlukan kosentrasi agar bahan bacaan tercapai.Â
Bukan sekadar menghabiskan sebuah buku tanpa menimba ilmu dan manfaat dari buku yang dibaca.Â
Juga, menjadi tak realistis karena benturan kegiatan setiap hari. Karena kesibukan tertentu, kelelahan sulit untuk dihindari. Akibatnya, sangat sulit untuk membaca buku atau pun menghadal kosa kata.Â
Makanya, untuk 2023, saya coba membuat cara yang lebih realistis. Dari 10 kata baru, saya turunkan ke 5 kata baru.Â
Lalu, alih-alih menargetkan jumlah buku yang terbaca, saya pun membaca buku dengan kriteria minimum 20 halaman dengan mengambil catatan penting dari isu buku. Paling tidak, ada waktu untuk membaca dalam satu hari.Â
Cara itu terbilang realistis karena saya tak terbebankan. Pasalnya, beban dari target yang buat kadang membuat kita terburu-buru untuk mencapai dan menyelesaikan target yang diinginkan.Â
Saya melihat bahwa target yang kita buat akan sulit tercapai apabila tak realistis dengan kegiatan harian kita.Â
Bagaimana pun, kita perlu bersikap realitas. Tujuannya, agar kita bisa menyelesaikan pekerjaan itu seturut dengan apa yang kita inginkan.Â
SalamÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI