Pelajaran penting lain juga adalah beriman itu bukan soal mengikuti suara dan gerak mayoritas semata. Akan tetapi, beriman mesti berfondasi kuat dari dalam diri.
Dalam arti, situasi tak sekiranya melunturkan iman kita. Situasis mayoritas sekiranya tak menggerus apa yang kita yakini.
Mane berada sebagai pihak minioritas di Munchen. Kendati demikian, Mane tak gampang mengikuti gerak laku mayoritas hanya untuk kepentingan bisnis atau pun tradisi klub semata.
Sama halnya dengan kita. Apabila kita beriman, kita sekiranya fokus pada iman kita itu, dan tak mempunyai sikap plin-plan karena situasi dan suara mayoritas.
Selain itu, apa yang ditunjukkan oleh Mane juga tak lepas dari dukungan situasi sosial, dalam hal ini, Bayern Munchen sebagai sebuah klub.
Oktoberfest merupakan festival tahunan di Jerman. Pada tahun 2023 ini, Oktoberfest berlangsung dari tanggal 17 September sampai 3 Oktober.
Umumnya, dalam festival ini, bir menjadi minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat.Â
Sesi foto pasukan Bayern Munchen merupakan bagian dari promosi dan upaya memeriahkan festival tahunan ini.Â
Walau acara ini merupakan program tahunan dan sudah menjadi tradisi klub, tetap klub menghargai pilihan pemain untuk tak memegang gelas yang berisi bir.
Dengan ini, langkah klub sepak bola yang menghargai iman seorang pemain patut diapresiasi. Tanpa dukungan iklim klub yang tolerir, barangkali aksi Mane menimbulkan pro dan kontra di kalangan tertentu.
Namun, Bayern Munchen tampil sebagai klub yang tolerir, yang mana menghargai penghayatan keyakinan dari pemainnya.