Â
Kedua, Performa yang konsisten.Â
Baik Liverpool dan Manchester City tampil konsisten di Liga Inggris pada musim lalu. Sampai-sampai konsistensi kedua tim ini memaksa  trofi Liga Inggris ditentukan pada laga terakhir.
Konsistensi ini akan terus dipertahakan apabila menimbang peran pelatih dan kondisi skuad. Kedua pelatih sudah terbilang cukup makam garam di Liga Inggris.Â
Faktor pengalaman dan pengenalan keduanya pada situasi di sepak bola Inggris bisa membantu mereka dalam mengatur ritme tim dalam melihat prioritas yang perlu dicapai pada akhir musim.Â
Klopp dan Guardiola sama-sama sempat mengakui tuntutan berat sepak bola di Liga Inggris. Jadwal yang padat dan tuntutan kompetesi memaksi kedua pelatih putar otak dalam melihat skala prioritas untuk satu musim.Â
Kendati demikian, kedua tim tetap tampil konsisten. Ketatnya jadwal dan kompetesi bukanlah halangan.Â
Misalnya, musim lalu Liverpool hampir saja menyapu bersih empat trofi di akhir musim. Hal ini bisa terjadi karena Liverpool tampil konsisten pada setiap kompetesi yang dijalankan.Â
Situasi yang sama juga terjadi pada musim depan. Guardiola pastinya masih mau mempertahankan dominasinya di Inggris. Begitu pula, Klopp yang tolak tunduk pada kegagalan pada musim lalu.Â
Ketiga, Kedalaman Skuad.
Man City dan Liverpool mempunyai kedalaman skuad yang mumpuni. Memang, kedua tim harus merelakan beberapa pemain yang berperan penting untuk skuad.Â