Keberhasilan Real Madrid menjuarai Liga Champions musim 2021/22 tak menghentikan rasa lapar raksasa asal Spanyol itu terus bersaing di pentas Eropa.Â
Hal itu terbukti lewat penjajakan Madrid selepas musim kompetesi berakhir.Â
Kendati gagal mendapatkan tanda tangan dari striker asal Perancis, Kylian Mbappe, Â Madrid masih tetap beruntung dalam hal mendatangkan pemain.Â
Keberuntungan itu ditandai oleh kata sepakat dari bek Chelsea, Rudiger yang mau bergabung dengan Madrid dengan status sebagai pemain bebas transfer.Â
Bek timnas Jerman ini lebih kepincut dengan Madrid daripada bertahan Chelsea  atau pun pinangan dari klub-klub lainnya. Padahal, di Chelsesa Rudiger kerap menjadi andalan tetap Thomas Tuchel di lini belakang.Â
Kehadiran Rudiger akan menambah suntikan kuat di lini belakang Madrid. Sejauh ini, lini belakang Madrid tampil alot meski pada awal musim lalu ditinggalkan oleh Sergio Ramos dan Raphael Verane.Â
Selain itu, keberuntungan lain yang menimpa Madrid adalah berhasil mendapatkan pemain muda, Aurelien Tchouameni (22 tahun) dari AS Monaco.Â
Mengapa Madrid beruntung?Â
Toh, Madrid mengeluarkan sejumlah uang yang tak sedikit, dan bahkan melampaui harga Cristiano Ronaldo sewaktu bergabung dengan Madrid.Â
Tak tanggung-tanggung, Madrid mengeluarkan 100 juta Euro untuk pemain yang berposisikan gelandang ini. Harga ini pun menempatkan Tchouameni dalam dereten galaticos Madrid.Â
Keberuntungan Madrid karena Tchouameni lebih mengiakan tawaran Madrid daripada dari klub senegaranya, Paris Saint Germain (PSG) dan klub Inggris Liverpool.Â
Kabarnya, PSG menawari tawaran yang lebih besar daripada tawaran yang diberikan oleh Madrid. Tchouameni lebih memilih ke Santiago Bernabeu daripada bermain bersama Lionel Messi dan Kylian Mbappe di PSG pada musim depan.Â
Tchouameni menjadi salah satu gelandang yang memiliki prospek yang cukup cerah saat ini. Tak heran, PSG dan Liverpool begitu kepincut untuk membelinya dari AS Monaco.Â
Langkah Madrid mendatangkan pemain timnas Prancis ini karena menimbang kondisi lini tengah Madrid. Regenerasi di lini tengah sangat diperlukan.Â
Cepat atau lambat, pemain seperti Luka Modric, Toni Kross, dan Casemiro akan pensiun ataupun hengkang dari Madrid.Â
Di tengah situasi ini, Madrid segera mencari pengganti yang setaraf. Sejauh ini, Madrid sudah mulai membina dua sosok  pemain muda, Valverde dan Eduardo Camavinga, yang bisa menggantikan peran para gelandang tersebut.
Sejauh ini, Valverde dan Camavinga kerap menjadi pelapis dari trio Modric, Kross, dan Casemiro di lini tengah. Bahkan Camavinga mulai mendapatkan banyak peran di lini tengah Madrid.Â
Kehadiran Tchouameni akan melengkapi proses regenerasi di lini tengah Madrid. Apabila ada salah satu dari trio Modric, Kross, dan Casemiro hengkang, Madrid sudah memiliki pemain yang bisa mengisi lubang yang ditinggalkan.Â
Tchouameni sendiri dipandang sebagai pengganti peran Casemiro. Gelandang asal timnas Brasil ini sudah menginjak usia 30 tahun.Â
Tipe Casemiro yang pekerja keras, agresif, dan disiplin sebagai gelandang bertahan akan menjadi model yang cukup berharga bagi Tchouameni.
Kendati masa pensiun Casemiro masih jauh, namun Madrid membutuhkan sosok pelapis yang bisa mengimbangi kekuatan fisik dari Casemiro. Juga, kehadirannya di tengah kondisi Casemiro yang sementara fit bisa menjadi momen belajar untuk Tchouameni.Â
Pendeknya, baik Casemiro, Modric, dan Kross bisa menjadi mentor yang tepat untuk Tchouameni di Madrid. Dengan ini, Tchouameni perlu bersabar agar bisa menjadi pemain regular di tim inti Madrid.Â
Tchouameni bisa menjadi palang pintu Madrid di masa mendatang. Dia akan menjadi salah satu bagian dari trio generasi gelandang baru Madrid.Â
Bukan rahasia lagi jika kesuksesan Madrid di tanah Spanyol dan di Eropa tak lepas dari peran trio gelandang Modric, Kross, dan Casemiro.
Ketiga gelandang senior ini pun memainkan peran penting dalam keberhasilan Madrid meraih trofi La Liga Spanyol dan Liga Champions musim 2021/22.Â
Barangkali bertolak dari kesuksesan itu, Madrid segara melakukan regenerasi agar tak terjadi kevakuman ketika para pemian penting hengkang dari Madrid.Â
Langkah Madrid dalam membeli para gelandang muda terbilang tepat. Selain  tujuannya untuk melakukan regenerasi pemain, Madrid juga bisa menjaga konsistensi untuk terus tampil baik.Â
Tantangannya adalah apakah Tchouameni bisa menjadi pembelian yang tersukses dan memenuhi ekspetasi Madrid.Â
Jangan sampai nasibnya serupa dengan Eden Hazard yang dipenuhi dengan ekspetasi tinggi saat bergabung ke Madrid, namun kemudian gagal bersinar hingga saat ini. Â
Tentu saja, di tengah usianya yang masih begitu muda, Tchouameni masih memiliki banyak waktu untuk belajar. Lebih baik bersedia untuk belajar dari para pemain senior daripada berharap lebih untuk segara menjadi pemain penting di dalam tim.Â
Camavinga bisa  menjadi model untuk Tchouameni. Camavinga tak langsung turun sebagai pemain inti karena persaingan di lini tengah Madrid begitu ketat.Â
Namun, ketika Camavinga diturunkan sebagai pemain pengganti, Camavinga berhasil memberikan yang terbaik. Alhasil, Ancelotti seolah menjadikan Camavinga sebagai salah satu senjata rahasia Madrid ketika para pemain veteran kelihatan kehilangan ide meladeni permainan lawan.Â
Tchouameni datang dengan segudang impian. Tentu saja, pilihannya untuk bergabung Madrid karena reputasi yang dimiliki oleh Madrid.Â
Terlepas dari itu, Tchouameni sadar bahwa persaingan di lini tengah Madrid begitu ketat.Â
Lebih baik mengawali kari sebagai pemain yang mau belajar, daripada berharap lebih untuk segera mendapatkan tempat utama dalam skuad utama Madrid.Â
Dari sisi harga, Tchouameni menjaga galaticos baru di Madrid. Waktu pun yang akan menentukan jika Tchouameni adalah mutira baru di Santiago Bernabeu.Â
Salam Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI