Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Keuntungan bagi Manchester City dari Kemenangan Kontra Chelsea

15 Januari 2022   21:42 Diperbarui: 15 Januari 2022   21:49 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin De Bruyne merayakan golnya ke gawang Chelsea (15/1/22) dalam lanjutan Liga Inggris. Foto: AFP/Oli Scarff via Kompas.com

Sebenarnya, Chelsea datang ke rumah Manchester City (15/1/22) dengan membawa sekelumit persoalan. Persoalan yang paling utama adalah ketidakkonsisten Chelsea di beberapa laga terakhir.

Dari 5 laga terakhir sebelum bersua dengan Man City di stadion Etihad, Chelsea hanya meraih 1 kemenangan dan 4 laga lain berakhir imbang. Karena hasil ini, jumlah poin Chelsea dengan Man City makin lebar karena Man City berhasil menang di 5 laga terakhir.

Jarak ini pun makin lebar ketika pasukan Pep Guardiola membungkam Chelsea dengan skor tipis. Gol tunggal Kevin De Bruyne pada menit ke-70 sudah cukup menguatkan posisi Man City di puncak klasemen Liga Inggris.

Memang terlalu dini menghapus peluang Chelsea di arena pacuan Liga Inggris. Musim masih panjang. Segala sesuatu bisa saja terjadi pada Man City, sebagaimana yang terjadi pada Chelsea sendiri pada bulan Desember lalu.

Dari laga ini, terlihat kalau Man City begitu siap meladeni Chelsea. Pelajaran di musim lalu menjadi rekaman serentak pelajaran yang sudah tersimpan kuat di benak Pep pada musim ini.

Tak mau terjatuh pada lubang yang sama dan tak mau menyia-nyiakan posisinya sebagai pemuncak klasemen sementara, Man City langsung memanfaatkan momentum pertemuan dengan Chelsea di depan pendukungnya sendiri.

Paling tidak, 3 hal ini menjadi keuntungan bagi Man City dari kemenangan kontra Chelsesa.

Pertama, Posisi Man City di Puncak Klasemen Liga Inggris Makin Kokoh

Kemenangan Man City kontra Chelsea memperlebar jarak. 13 poin. Jarak ini terbilang jauh, ketika menimbang musim kompetesi yang sudah masuk paruh musim dan kekuatan sekaligus performa Man City sejauh ini.

Sebagaimana musim lalu, Man City kembali tampil dominan di Liga Inggris. Terlihat sulit menerka tim mana yang bisa mengalahkan pasukan Guardiola ini.  Tak heran, Man City mulai berlari sendirian di puncak klasemen sementara Liga Inggris.

Andaikata Liverpool menang di dua laga tersisa, jarak poin tak terlalu dekat. Jaraknya hanya 8 poin.

Dengan ini, Jurgen Klopp harus memompa anak-anak asuhnya untuk tak tumbang agar terus memempet Man City di puncak klasemen. Kalau tidak, nasib Liverpool bisa menyusul Chelsea.

Misi Liverpool itu terlihat sulit. Guardiola termasuk pelatih yang pandai meramu skuad. Makanya, saat ada pemain yang cedera, ditepikan atau pun absen, permainan Man City tak terlalu turun drastis.

Terbukti ketika Pep melakukan tindakan pendisiplinan kepada Phil Foden dan rekannya Jack Grealish pada bulan Desember tahun 2021 lalu. Kedua pemain dinilai melanggar protokol kesehatan Covid-19. Akibatnya, keduanya tak diikutsertakan di dalam skuad Man City.

Kendati kedua pemain ini tak dilibatkan, performa Man City tak menurun. Sama halnya, ketika Man City ditinggalkan oleh Ryan Mahrez yang membelas timans Algeria di Piala Afrika.

Mahrez memang kerap memberikan kontribusi gol untuk Man City. Namun, Man City juga mempunyai para pemain lain yang bisa mengisi lubang yang ditinggalkan dan menjadi pencetak gol untuk tim.

Kemenanga kontra Chelsea membuat Man City makin kokoh di puncak klasamen. Kemenangan ini pun seolah mengamini bahwa Man City sudah perlahan-lahan mengunci gelar Liga Inggris. Statusnya sebagai juara bertahan dalam waktu dekat akan mendapat pengakuan.


Kedua, Man City seolah menghapus salah satu favorit Juara Liga Inggris. 

Nilai kemenangan kontra Chelsea sangat penting dalam peta persaingan Liga Inggris. Man City seolah-olah menghapus Chelsea dari daftar calon juara Liga Inggris.

Tertinggal Liverpool. Sebagaimana Chelsea, Liverpool pun tampil kurang konsisten di beberapa laga terakhir.

Menjadi tantangan serius bagi Liverpool saat ini ketika Moh Salah, Sadio Mane, dan N. Keita sementara membela timnas mereka masing-masing di Piala Afrika. Absennya ketiga pemain ini memang diisi oleh para pemain lain.

Akan tetapi, warna permainan sudah berubah. Tak terlalu menggigit.

Terbukti ketika Liverpool ditahan Arsenal di semifinal Piala Carabao pada pekan lalu. Klopp menurunkan skuad terbaik, namun lini depan Liverpool gagal menembus kesolidan permainan Arsenal.

Padahal, Arsenal bermain dengan 10 pemain di 10 menit terakhir. Gagal memanfaatkan defisit 1 pemain, Liverpool mempertegas absenya penyerang seperti Moh Salah dan Sadio Mane di skuad utama.

Situasi ini bisa menguntungkan Man City. Man City sudah meruntuhkan moralitas Man City. Tertinggal bagaimana Man City menunggu kejatuhan Liverpool. Saat Liverpool gagal menang, Man City pun makin kuat menjadi favorit juara pada musim ini.

Dengan kata lain, Man City tak menunggu perjumpaan dengan Liverpool untuk mengakhiri persaingan dengan Liverpool sebagai juara. Man City hanya cukup menanti hasil dari laga-laga yang dimainkan oleh Liverpool.

Kemenangan di Etihad seolah memupuskan peluang Thomas Tuchel mengangkat trofi Liga Inggris pada musim ini. Status favorit juara pada awal musim ini perlahan-lahan luluh karena performa tak stabil di beberap alaga terakhir. Hal ini juga menjadi perbedaan yang mencolok dengan apa yang dimiliki oleh Pep Guardiola di Man City.

Ketiga, Peluang Rotasi ala Pep Guardiola Bisa Makin Efektif

Pep Guardiola termasuk pelatih yang suka membuat kejutan di lapangan hijau. Selain dia menciptakan kejutan dengan formasi, juga dia melakukan kejutan dengan pemain dan posisi dari pemain yang diturunkan pada sebuah laga.

Jarak poin yang cukup lebar dengan saingan-saingan terdekat di Liga Inggris bisa menjadi momen bagi Pep untuk menciptakan rotasi pemain secara efektif. Di tengah tuntutan setiap kompetesi, Pep harus tahu menempatkan para pemain dengan tepat.

Keuntungan Pep adalah keseimbangan skuad. Para pemain ini membutuhkan jam bermain. Jam bermain bisa mengangkat mentalitas para pemain.  

Dengan keuntungan posisi sementara unggul di Liga Inggris, Pep bisa melakukan rotasi yang tepat dan efektif untuk menjaga posisi di puncak klasemen sementara.

Rotasi ini bisa berbuah pada keharmonisan skuad pada umumnya. Juga, rotasi ini bisa membantu Man City untuk bisa sukses di Liga Champions. Liga Champions masih menjadi impian Man City dan tugas besar Pep Guardiola yang sudah melatih lebih dari 4 musim di Man City.

Mentalitas Man City semakin naik selepas kemenangan kontra Chelsea. Kemenangan ini sangat menguntungkan perjalanan Man City di Liga Inggris pada khususnya dan Liga Champions dan kompetesi lain pada umumnya.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun