Juga, perlu diingat bahwa MU berhadapan dengan Tottenham yang sementara timpang. Makanya, Tottenham yang merasa diri sudah timpang nekat memecat Nuno Espirito Gomez dari kursi pelatih walaupun baru beberapa bulan di bangku pelatih.
Pengaruh Ronaldo berhasil dipendam oleh organisasi permainan Man City. Reputasi Pep yang sudah makan garam berhadapan dengan tim-tim besar membahasakan kualitasnya mengunci permainan lawan yang hanya cenderung mengandalkan 1 pemain. Ya, Ronaldo terlihat sudah menjadi pemain yang kerap diharapkan MU.
Tak bisa diragukan jika Ronaldo sudah menjadi salah satu andalan Solksjaer di lini depan. Ketika lini depan dikunci rapi oleh permainan apik para gelandang Man City, Ronaldo pun tak bisa berbicara banyak. Pada titik ini, Solksjaer tak memiliki alternatif yang bisa mengimbangi efektivitas dari Ronaldo.
Ini adalah persoalan lama yang terjadi saat MU dibantai oleh Liverpool. Ronaldo tak berdaya dihadapan permainan tim Liverpool.
Apalagi organisasi permainan MU masih belum kompak. Hal ini terlihat dari kecenderungan beberapa pemain yang lebih menembak dari jauh daripada menciptakan pola permainan tim.
Pada tempat lain, MU kalah di hadapan organisasi permainan para  gelandang Man City yang begitu apik. Kali ini, MU coba memainkan sistem 3 bek sebagaimana bertemu dengan Tottenham.
Faktor cedera yang menimpa, Raphael Verane, Solksjaer mesti memasukan E. Bailly dan V. Lindelof menemani H. Maguire. Hanya Maguire yang sering diturunkan di barisan belakang. Bailly sangat jarang diturunkan.
Benar saja, petaka di Old Trafford terlalu dini terjadi. Bailly mencetak gol bunuh diri di menit ke-7. Gol dinih ini seolah membangkitkan petaka 5 gol yang dicetak oleh Liverpool dua pekan sebelumnya.Â
Selain itu, skema lima gelandang yang mana A. Wan-Bissaka atau pun Luke Shaw yang seyogianya menjadi bek lebih ditempatkan sebagai gelandang. Namun, Solksjaer tak sadar bahwa timnya berhadapan dengan Man City yang kerap mengandalkan dominasi area gelandang.
Wan-Bissaka dan Shaw belum terlatih untuk mengontrol area gelandang. Jadinya, mereka cenderung bertahan daripada memainkan bola dari kaki laiknya para gelandang Man City. Â
Skema 3 bek, 5 gelandang, dan 2 striker ini tak bisa mengimbangi skema 4-3-3 a la Pep Guardiola. Guardiola sendiri dikenal sebagai pelatih yang menekankan permainan dari kaki ke kaki. Tak heran, para pemain depan timnya umumnya adalah para gelandang.