Â
Laga dari grup E Liga Champions memastikan Bayern Munchen lolos ke babak selanjutnya setelah meraup kemenangan sempurna. Mengumpulkan 12 poin, Bayern sudah memastikan satu tiket ke tempat selanjutnya.
Sementara itu, Barca dan Benfica masih perlu berhadapan satu sama lain untuk mencari satu tiket. Barca berada di tempat ke-2 dengan 6 poin dan Benfica tempat ke-3 dengan 4 poin. Dua laga terakhir akan menentukan perjalanan kedua tim.
Sementara itu, Dynamo Kyiv harus menyampaikan selamat tinggal. Barca barangkali berharap Dynamo bisa menjadi tim yang membantu jalannya lolos ketika Dynamo bersua Benfica pada laga terakhir. Â
Barcelona berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 atas Dynamo Kyiev. Setelah ditahan imbang 0-0 di babak pertama, Barca lantas mencetak gol di babak kedua lewat Ansu Fati. Gol tunggal ini memperpanjang nasib Barca di Liga Champions.
Kendati demikian, performa Barca belum meyakinkan. Peluang Barca untuk sukses pada Liga Champions 2021/22 begitu diragukan. Hal ini terlihat jelas pada bagaimana Barca bermain saat bertemu Dynamo.
Di atas kertas, Barca unggul atas Dynamo. Namun, semangat untuk meraih kemenangan lebih kuat berada di kubu Dynamo daripada di Barca. Â
Makanya, Barca harus mati-matian untuk memperjuangkan dua laga terakhir di kualifikasi grup agar bisa lolos. Kemenangan kontra Dynamo boleh saja memperpanjang nasib Barca dan membuka peluang.
Namun, Barca masih butuh satu kemenangan kontra Benfica agar bisa memastikan salah satu tiket ke babak selanjutnya. Anggap saja, laga kontra Benfica sebagai laga final.
Beruntungnya, Barca akan memainkan laga ini Camp Nou. Faktor tuan rumah bisa menjadi salah satu dorongan moral bagi para pemain Barca tampil pada level terbaik.
Apabila Barca tetap mempertahankan performa yang sama saat bertandang ke Benfica, di mana Barca kalah 0-3, Barca bisa kesulitan lolos ke babak selanjutnya. Pasalnya, pada laga terakhir di kualifikasi grup, Barca bertemu Bayern. Â Â
Selain faktor tuan rumah saat Benfica melawat Camp Nou, juga kemungkinan besar Barca sudah bisa diperkuat oleh pelatih baru, yakni Xavi Hernandes. Faktor Xavi yang mempunyai rekam jejak di Barca dan juga segelintir kesuksesan dari Qatar bisa menjadi dorongan moral bagi performa Barca.
Dengan kata lain, belum ada kata terlambat bagi Barca untuk melewati lubang jarum agar bisa lolos ke babak selanjutnya.
Sebenarnya, laga kontra Benfica yang kalah telak dari Bayern Munchen (5-2) dinih hari tadi menjadi berkah tersendiri bagi Barca tetapi sekaligus bisa menjadi ancaman.
Tentu saja, Benfica melihat laga kontra Barca sebagai kesempatan untuk mendapatkan satu tiket. Apalagi pada laga terakhir Benfica akan bertemu Dynamo yang sudah tak terjamin lolos ke babak selanjutnya.
Pada titik ini, Barca belum sepenuhnya aman. Situasi ini pasti membuat suporter was-was dan memompa adrenalin.
Sejauh ini, di Liga Champions Barca hanya mencatatkan 2 gol dan itu pun terjadi ke gawang Dynamo. Ironisnya, Barca sudah kemasukan 6 gol.
Statistik ini makin memperjelas situasi tidak aman di kubu Barca. Guna mengikuti jejak Bayern, Barca paling tidak mengeluarkan kemampuan terbaik. Paling tidak, Barca memberikan yang terbaik, sebagaimana yang dilakukan Bayern Munchen selama kualifikasi grup.
Bayern Munchen menjadi salah satu tim yang tampil cukup perkasa sejauh ini. Berada di satu grup dengan Barca, Bayern seolah menjadi satu-satunya favorit yang bisa meraih piala Liga Champions musim ini.
Di Liga Champions Bayern kembali menjadi salah satu tim yang produktif dalam urusan mencetak gol. Total 15 gol yang sudah bersarang ke gawang lawan. Robert Lewandoski tetap menjadi mesin gol Bayern, dan pemain timnas Polandia ini ditopanig oleh Gnabry dan Sane.
Secara umum, Bayern terlihat tampil lebih siap menjadi pesaing untuk meraih trofi Liga Champions pada musim ini. Faktor pelatih baru nan energetik, Julian Nagelsmann menjadi tambahan besar untuk performa Bayern.
Kendati Bayern ditinggalkan oleh Hansi Flick yang pernah mempersembahkan trebel bagi Bayern, Bayern tak mengalami penurunan performa secara umumnya. Malahan, performa Bayern terlihat stabil.
Secara ke dalam, Bayern mempunyai rencana kerja yang begitu matang dalam menciptakan regenerasi pemain dan mempersiapkan transisi secara lancar. Jadi saat pemain baru dan pelatih baru datang, hal itu tak terlalu menggoyangkan performa tim.
Kondisi ini tak terjadi di Barca. Belum tentu, kedatangan Xavi sebagai pelatih baru bisa mengubah situasi Barca dalam waktu relatif singkat. Tantangan terbesar bagi Xavi adalah mengembalikan performa Barca, termasuk mengikuti jejak Bayern.
Secara umum, Bayern tak memiliki pemain yang menonjol secara individual. Namun, Nagelsmann mampu menyatukan kemampuan para individu dalam sebuah permainan tim.
Kesempurnaan Bayern di Liga Champions bisa menjadi salah satu contoh bagaimana Xavi membangun Barca agar bermain sebagai tim, daripada bergantung pada satu pemain semata.
Salam Bola
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H