Misalnya, pengalaman yang saya sempat saksikan hari itu. Arwahnya memberi petunjuk bahwa dia merasa kedinginan di kuburan dan membutuhkan selimut.
Ternyata, mereka lupa menyertakan selimutnya ke kuburan. Lalu, mereka mengambil selimutnya dan segera dibawa ke kuburan untuk disertakan di dalam kuburannya.
Selain itu, saya juga pernah mendengar cerita tentang arwah dari korban kecelakaan yang merasuki salah satu anggota keluarganya. Tempatnya juga di desa itu. Dari orang yang kerasukan arwah yang mengalami kecelakaan, mereka mendapat tanda-tanda kenapa terjadi kecelakaan. Â
Tidak semua orang percaya dengan kenyataan ini. Apalagi bagi mereka yang mempunyai keyakinan kuat dalam beragama.
Saya pernah menanyakan hal ini kepada seorang ibu guru yang taat beragama. Kebetulan keyakinan agama terkuat di sini adalah Kristen Katolik, dan ibu guru ini seorang penganut agama Katolik yang kuat.
Menurutnya, dia tak mempercayai hal itu dan tidak menginginkan hal itu terjadi apabila salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Akan tetapi, bagi sebagian orang mereka meyakini praktik mistis seperti ini. Ketika orang kerasukan, langsung mereka menempatkan orang itu di tempat tertentu dan segera mendengarkan apa yang mau disampaikannya.
Pengalaman seperti ini memang sangat sulit dipahami. Terlebih lagi bagi orang-orang, termasuk saya yang berasal dari konteks budaya berbeda dan latar belakang tertentu.
Secara rasional, bagaimana mungkin arwah merasuki salah satu anggota keluarganya guna menyampaikan keinginannya. Namun, bagi orang setempat hal itu sangat berarti karena mereka bisa tahu apa yang kurang dari kematian anggota keluarga mereka.
Ketika dia sudah menyampaikan keinginannya, dan anggota keluarga memenuhi hal itu, mereka pun merasa lega. Jadi, menurut keyakinan mereka perpisahan berjalan dengan lancar.
Menariknya, mereka yang meyakini praktik mistis seperti ini adalah orang-orang yang sudah beragama. Jadinya, ajaran agama yang kerap bertabrakan dengan kenyataan mistis malah tak menjadi hambatan bagi masyarakat setempat.