Karena situasi seperti ini, dia memilih untuk berhenti untuk menggunakan media sosial. Awalnya tidak gampang. Namun, Â perlahan dia biasa menguasai diri dan kemudian mengontrol diri dari ketergantungannya menggunakan medsos.
Situasi teman ini barangkali juga terjadi pada kaum muda. Agar medsos tak menjadi satu-satunya dunia hidup dan sumber kesibukan kaum muda, saya kira beberapa hal berikut bisa menjadi tuntutan bagi kaum muda untuk menyadari eksistensi dunia nyata.
Pertama, Kedisiplinan diri dalam berselancar di medsos
Membangun kedisiplinan diri dalam bermedsos itu sangatlah penting. Kedisiplinan diri itu meliputi manajemen waktu dalam menggunakan dan memanfaatkan medsos.
Sangatlah penting kita mempunyai waktu tersendiri dalam bermedsos. Salah satu cara adalah kita perlu menonaktifkan phone kita dari koneksi dengan internet untuk waktu-waktu tertentu. Atau juga, kita sudah mengalokasikan berapa jam sehari dan kapan kita menyentuh phone untuk bermedsos.
Pola laku seperti ini membutuhkan latihan dan kedisiplinan diri. Kita disiplin untuk memanfaatkan phone untuk waktu yang sudah ditetapkan. Dan, kita juga tahu kapan melepaskan phone dari kesibukan kita.
Misalnya, kita berselancar medsos saat kita sudah menyelesaikan pekerjaan kita. Juga, kita tak bermedsos saat kita berada bersama dengan teman atau pun anggota keluarga.
Prinsipnya, latihan kedisiplinan diri awalanya sulit. Namun, kalau hal ini dilakukan secara konsisten, lama-lama kita terbiasa dan itu menjadi bagian dari rutinitas harian kita. Â Â
Kedua, Upayakan untuk tak selalu membawa phone
Barangkali salah satu barang yang sulit kita lupakan adalah phone. Sangat jarang seseorang melupakan phone saat bepergian. Umumnya, seseorang lupa alat charger atau power bank. Namun, phone itu sendiri selalu melekat di dalam diri.
Hal ini menunjukkan keterikatan diri pada phone. Tanpa phone, situasi terlihat menjadi kering.