Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kelebihan Italia dan Kekurangan Inggris di Final Euro 2020

12 Juli 2021   10:43 Diperbarui: 12 Juli 2021   11:01 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Italia berhasil menjuarai Euro 2020 setelah menang adu penalti dengan Inggris. Sumber foto: AFP/LAURENCE GRIFFITHS via Kompas.com

Sebuah kompetesi olahraga selalu mensyaratkan kreativitas seorang individu atau sebuah tim untuk menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik membutuhkan kemampuan (skill) yang dipadukan dengan usaha dan strategi yang tepat sasar.

Inggris dan Italia berada di final Euro 2020 karena keduanya sudah mengeluarkan kemampuan terbaik sepanjang berlangsungnya turnamen. Tak tanggung-tanggung, Italia dan Inggris tercatat sebagai tim yang tak pernah kalah selama turnamen Euro 2020. 

Bagaimana pun, di partai final salah satu tim harus tunduk dan menjadi yang ke-2. Inggris tunduk pada Italia lewat drama adu penalti.

Kendati demikian, kedua tim tetap menunjukkan sisi kompetetif selama 120 menit laga berlangsung. Bahkan drama adu penalti di antara kedua tim juga memacu jantung penggemar sepak bola. 

Di balik aspek kompetetif yang ditunjukan oleh kedua tim, pastinya ada kelebihan Italia sebagai juara turnamen dan ada kekurangan Inggris yang gagal menahan piala Euro 2020 pergi ke kota Roma, Italia. 

Kelebihan Italia adalah mentalitas tim. Inggris membobol gawang Italia di menit ke-4 lewat serangan balik yang sangat terorganisir. Mencermati proses gol tersebut nampak Inggris bermain begitu superior daripada Italia.

Awalnya, setelah gol cepat itu, saya menduga Inggris akan memporakporandakan barisan pertahanan Italia. Dugaan saya salah. Inggris memilih bermain aman dengan bertahan dari serangan Italia dan mencari celah dengan serangan balik.  

Hebatnya, Italia tidak cepat tunduk pada situasi. Alih-alih mental jatuh dan panik karena kebobolan di menit-menit awal laga, Italia malah bermain berani. Italia tidak segan melakukan serangan ke pertahanan Inggris yang cenderung hanya mencari serangan balik.

Para pemain Italia terlihat menggerakan bola dengan cepat ke arah depan, sembari beberapa pemain melakukan aksi individu di daerah pertahanan Inggris. 

Penampilan Italia ini menunjukkan mentalitas petarung. Tak gentar karena sudah kebobolan lebih dahulu. Malahan, kebobolan itu menjadi motor agar tak tertinggal terlalu jauh.  

Mentalitas para pemain selama laga di Wembley menjadi kelebihan yang ditunjukan oleh anak-anak asuh Roberto Mancini. Tolak tunduk pada gol cepat dan tak segan untuk melakukan serangan demi serangan ke pertahanan Inggris yang tampil dispilin dan teratur. 

Tidak berlebihan jika Italia juara bukan karena kualitas para pemain semata, tetapi mentalitas para pemain secara umumnya. Warna paling jelas dari mentalitas para pemain nampak lewat semangat juang para pemain untuk mencari gol penyama kedudukan. 

Itu juga nampak melalui peran duo bek veteran, Chielleni dan Bonnuci. Juga, Donnarumma yang tampil elegan di bawah mistar gawang hingga di duel adu penalti. 

Inggris sebenarnya sudah unggul. Serangan cepat dan teratur yang dibangun Inggris pada menit awal seolah menyatakan bahwa Piala Euro 2020 benar-benar kepunyaan Inggris. Dan, gol itu seharusnya meningkatkan intensitas permainan Inggris. 

Namun, Inggris lebih cenderung bermain bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Barangkali Harry Kane dan kawan-kawan sempat berpikir bahwa keunggulan 1 gol sudah cukup untuk naik panggung juara. Jadi, bertahan dan serangan balik menjadi opsi hingga laga berakhir. 

Metode itu sangat salah. Italia tampil seperti macan yang mencari peluang demi peluang untuk mencetak gol penyama kedudukan. Sementara Inggris bermain bertahan, dan seolah tidak menyadari soal kesalahan kecil yang bisa saja terjadi.  

Kesalahan kecil itu tiba sewaktu tendangan sudut. Bola yang membentur mistar gawang di tengah kemelut para pemain kedua tim disambar cepat oleh bek veteran, Bonucci. Skor pun menjadi sama 1-1.

Pintu Inggris ke panggung juara perlahan tertutup. Keunggulan sejak menit awal hanya bertahan 60-an menit. Mungkin para pemain Inggris tidak sadar bahwa segala sesuatu masih bisa terjadi di 90 menit laga. 

Seyogianya keunggulan 1 gol di menit awal mesti dikonversi dengan mencari gol tambahan. Inggris seyogianya membangun "teror" tambahan yang bisa menekan Italia lewat permainan yang lebih berani dari Italia. Bukannya membiarkan Italia menguasai laga. 

Ketika memberikan Italia bermain untuk menguasai laga dan Inggris cenderung bermain bertahan, kesalahan kecil bisa sangat melukai. Gol Italia tercipta karena kemelut di depan gawang yang tidak diantisipasi cepat oleh pertahanan Inggris. 

Kesalahan itu meruntuhkan asa Inggris. Alih-alih ingin menjaga gawang dari kebobolan hingga akhir laga, malahan Inggris terperosok oleh kesalahan kecil. 

Italia berhasil menunjukkan mentalitas kuat di hadapan keunggulan Inggris. Gol penyama kedudukan membuka peluang bagi Italia untuk meraih trofi. 

Semangat Italia terus meningkat. Bahkan serangan dari para pemain Inggris tidak membuat Italia tampil bertahan dan memilih drama adu penalti sebagai penentu akhir. 

Pola permainan Inggris tetap diladeni dengan kepercayaan diri. Alhasil, laga 1-1 berakhir hingga perpanjangan waktu ditiup. Nasib akhir ditentukan lewat adu penalti. 

Beruntung Italia mempunyai Donnarumma, kiper muda yang tampil percaya diri di bawah mistar gawang Italia. Keberhasilan Donnarumma menepis 2 tendangan penalti Inggris seolah menggambarkan mentalitas Italia di laga final kontra Inggris. 

Barangkali Inggris hanya menyesali karena bermain begitu kaku dan ragu untuk menciptakan gol tambahan yang tercipta di menit awal babak pertama. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun