Tidak berlebihan jika Italia juara bukan karena kualitas para pemain semata, tetapi mentalitas para pemain secara umumnya. Warna paling jelas dari mentalitas para pemain nampak lewat semangat juang para pemain untuk mencari gol penyama kedudukan.Â
Itu juga nampak melalui peran duo bek veteran, Chielleni dan Bonnuci. Juga, Donnarumma yang tampil elegan di bawah mistar gawang hingga di duel adu penalti.Â
Inggris sebenarnya sudah unggul. Serangan cepat dan teratur yang dibangun Inggris pada menit awal seolah menyatakan bahwa Piala Euro 2020 benar-benar kepunyaan Inggris. Dan, gol itu seharusnya meningkatkan intensitas permainan Inggris.Â
Namun, Inggris lebih cenderung bermain bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Barangkali Harry Kane dan kawan-kawan sempat berpikir bahwa keunggulan 1 gol sudah cukup untuk naik panggung juara. Jadi, bertahan dan serangan balik menjadi opsi hingga laga berakhir.Â
Metode itu sangat salah. Italia tampil seperti macan yang mencari peluang demi peluang untuk mencetak gol penyama kedudukan. Sementara Inggris bermain bertahan, dan seolah tidak menyadari soal kesalahan kecil yang bisa saja terjadi. Â
Kesalahan kecil itu tiba sewaktu tendangan sudut. Bola yang membentur mistar gawang di tengah kemelut para pemain kedua tim disambar cepat oleh bek veteran, Bonucci. Skor pun menjadi sama 1-1.
Pintu Inggris ke panggung juara perlahan tertutup. Keunggulan sejak menit awal hanya bertahan 60-an menit. Mungkin para pemain Inggris tidak sadar bahwa segala sesuatu masih bisa terjadi di 90 menit laga.Â
Seyogianya keunggulan 1 gol di menit awal mesti dikonversi dengan mencari gol tambahan. Inggris seyogianya membangun "teror" tambahan yang bisa menekan Italia lewat permainan yang lebih berani dari Italia. Bukannya membiarkan Italia menguasai laga.Â
Ketika memberikan Italia bermain untuk menguasai laga dan Inggris cenderung bermain bertahan, kesalahan kecil bisa sangat melukai. Gol Italia tercipta karena kemelut di depan gawang yang tidak diantisipasi cepat oleh pertahanan Inggris.Â
Kesalahan itu meruntuhkan asa Inggris. Alih-alih ingin menjaga gawang dari kebobolan hingga akhir laga, malahan Inggris terperosok oleh kesalahan kecil.Â
Italia berhasil menunjukkan mentalitas kuat di hadapan keunggulan Inggris. Gol penyama kedudukan membuka peluang bagi Italia untuk meraih trofi.Â