Makanya, niat untuk merobohkan rumah itu pun tidak diiakan. Pemiliknya hanya mengatakan bahwa kalau rumahnya roboh karena faktor usia, hal itu bisa diterima. Akan tetapi, kalau rumah itu dirobohkan karena dinilai sebagai rumah hantu, maka hal itu tidak bisa diiakan begitu saja.
Bagaimana pun, rumah itu adalah rumah kenangan. Kenangan tentang sebuah keluarga. Bukan rumah hantu, tetapi rumah keluarga.
Sekembalinya dari rumah itu, saya pun mendapat pengalaman akan pentingnya menghargai rumah keluarga. Rumah bukan sekadar tempat. Akan tetapi, rumah juga adalah situasi dan suasana yang membentuk setiap pribadi.
Di rumah, banyak orang mendapat pengalaman. Rumah juga merajut pelbagai pengalaman hingga menjadi kenangan yang sulit dilupakan. Rumah boleh menua dan roboh karena waktu, tetapi kenangan akan sulit hilang dari hati kita. Karena ini, sangat sulit bagi seseorang untuk melupakan rumah keluarga. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H